IDAI Rekomendasikan Skema Pembelajaran Jarak Jauh Dilanjutkan

Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) menganjurkan pemerintah untuk tetap memberlakukan skema pembelajaran jarak jauh berpatok pada modul belajar dari rumah yang disusun Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Ketua IDAI Aman Pulungan dalam keterangan tertulis mengungkapkan di tengah pandemi virus corona, pembatasan fisik merupakan syarat penting pencegahan penularan Covid-19. Termasuk menurut IDAI, untuk kasus penularan pada anak-anak.

"Saat ini pelonggaran Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) masih sangat berisiko menimbulkan lonjakan jumlah kasus baru. Dengan memperhatikan jumlah kasus konfirmasi Covid-19 yang masih terus bertambah, mulai melonggarnya PSBB kemungkinan terjadi lonjakan jumlah kasus kedua, dan masih sulitnya menerapkan pencegahan infeksi pada anak-anak," tutur Aman dikutip dari CNN Indonesia.com.

"Maka IDAI menganggap perlu memberikan anjuran mengenai kegiatan belajar mengajar di masa pandemi Covid-19," lanjut Aman. Anjuran untuk melanjutkan pembelajaran jarak jauh baik dalam jaringan maupun luar jaringan itu harus diikuti evaluasi secara berkala mengikuti perkembangan kasus Covid-19 di Indonesia. "Dengan mempertimbangkan antisipasi lonjakan kasus kedua, sebaiknya sekolah tidak dibuka setidaknya sampai bulan Desember 2020," ungkap keterangan pers IDAI secara tertulis.

IDAI juga menganjurkan peran aktif siswa, guru dan orang tua dalam proses belajar jarak jauh serta menjadikan rumah sebagai sekolah atau tempat pembelajaran. Sedangkan pembukaan kembali sekolah-sekolah dapat dipertimbangkan jika jumlah kasus Covid-19 telah menurun.

Selanjutnya, jika telah memenuhi syarat epidemiologi pembukaan sekolah, IDAI mengimbau pengelola untuk bekerja sama dengan cabang IDAI di masing-masing daerah. Dengan begitu bisa menyusun perencanaan meliputi kontrol epidemi, kesiapan sistem layanan kesehatan dan sistem surveilans kesehatan guna mendeteksi kasus bari dan pelacakan kontak.

Selain itu, untuk keperluan eksplorasi data secara akurat, IDAI menyarankan agar pemerintah bersama pihak swasta melakukan pemeriksaan rt-PCR secara masif--30 kali lipat dari jumlah kasus konfirmasi Covid-19--termasuk pada kelompok usia anak. IDAI berharap masyarakat dan pelbagai pihak penyelenggara pendidikan serta pembuat kebijakan mengutamakan aspek kesehatan dan pencegahan penularan Covid-19.

Sementara itu, Homeschooling atau sekolah di rumah diperkirakan bakal jadi sebuah keniscayaan di tengah ketidakpastian pandemi virus corona. Apalagi jika mengingat angka penularan penyakit Covid-19 pada anak menurut Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), masih tergolong tinggi. Dengan kondisi ini, kapan sekolah harus dibuka lagi pun mesti dipertimbangkan matang agar kasus pada anak tak melonjak. Maka homeschooling menurut psikolog dan pengamat anak pun bisa jadi salah satu pilihan.

Lagipula menurut psikolog anak, Ratih Ibrahim, pada praktiknya metode sekolah dari rumah yang kini diterapkan selama pandemi selaras dengan konsep homeschooling. Hanya saja pelaksanaannya memang belum terkonsep baik. Ia mencoba memaklumi itu karena Ratih menganggap wabah pun terjadi secara mendadak.

"Bedanya ada pada teknik belajarnya, yang sampai sekarang menurut hemat saya kurikulum SFH (Sekolah from Home) yang semestinya menggunakan kurikulum yang sudah ada--hanya dilakukannya di rumah--masih belum cukup rapi dan efektif. Hal ini terjadi karena memang pelaksanaan SFH kan kagetan terjadinya," terang Ratih.Sedangkan homeschooling adalah program yang sudah terkonsep matang, dan sudah dilaksanakan lama.

Senada, pakar pendidikan yang juga praktisi homeschooling Seto Mulyadi menuturkan, metode ini sangat bisa jadi alternatif untuk memastikan hak pendidikan anak terpenuhi selama pandemi virus corona. Ditambah lagi, langkah ini pun menurut dia sejalan Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional.

Ia menerangkan, anak tak perlu memilih salah satu. Peraturan tersebut menyebut anak bisa meenempuh pula homeschooling sebagai pelengkap, penambah ataupun pengganti. Artinya, bisa saja masih tetap mengikuti sekolah formal sembari menempuh homeschooling pelengkap atau penambah. "Saya kira itu [homeschooling] bisa dijadikan salah satu pemecahan," kata Seto

BERITA TERKAIT

Agar Stamina Terjaga Saat Puasa - Penting Pahami Pola Nutrisi Sehat Saat Sahur dan Berbuka

Konsumsi masyarakat saat puasa Ramadan menjadi dua kali lipat, maka penting bagi masyarakat untuk menjaga stamina dengan apa yang dikonsumsi.…

Garmin Rayakan Hari Perempuan - Kampanyekan Jiwa Raga Bugar Lewat Run Like A Girl

Dalam rangka merayakan International Women’s Day 2024, pemimpin smartwatch GPS multisport yang inovatif, Garmin menyelenggarakan perayaan meriah di Indonesia pada…

Bolehkah Anak Terkena Diabetes untuk Berpuasa?

    Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) menyebut anak dengan diabetes melitus tipe satu aman untuk menunaikan puasa Ramadhan asalkan…

BERITA LAINNYA DI Kesehatan

Agar Stamina Terjaga Saat Puasa - Penting Pahami Pola Nutrisi Sehat Saat Sahur dan Berbuka

Konsumsi masyarakat saat puasa Ramadan menjadi dua kali lipat, maka penting bagi masyarakat untuk menjaga stamina dengan apa yang dikonsumsi.…

Garmin Rayakan Hari Perempuan - Kampanyekan Jiwa Raga Bugar Lewat Run Like A Girl

Dalam rangka merayakan International Women’s Day 2024, pemimpin smartwatch GPS multisport yang inovatif, Garmin menyelenggarakan perayaan meriah di Indonesia pada…

Bolehkah Anak Terkena Diabetes untuk Berpuasa?

    Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) menyebut anak dengan diabetes melitus tipe satu aman untuk menunaikan puasa Ramadhan asalkan…