Hadapi Era New Normal, Industri Harus Berinovasi

Jakarta - Kementerian Perindustrian (Kemenperin) aktif memacu sektor industri nasional agar bisa menciptakan terobosan baru. Inovasi merupakan sebuah kunci untuk meningkatkan daya saing dan kemandirian bangsa, serta mempersiapkan kebangkitan industri nasional dalam menghadapi kenormalan baru.

NERACA
Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita  mengakui bahwa dengan berinovasi, pelaku industri dapat menjawab berbagai tantangan yang dihadapi serta menghasilkan produk yang berdaya saing tinggi.

“Selain itu, inovasi juga dapat meningkatkan kemandirian bangsa sehingga kita dapat lebih mencintai produk dalam negeri, mengurangi ketergantungan impor, dan siap membangkitkan industri dalam situasi new normal,” ungkap Agus.

Agus mengemukakan, di tengah pandemi Covid-19, sektor industri memerlukan inovasi agar dapat terus berproduksi dan memenuhi kebutuhan pasar. Di sektor kesehatan misalnya, inovasi merupakan kunci untuk mengakselerasi penanganan wabah Covid-19.

“Sebagai contoh, sebelum ada wabah Covid-19, belum ada industri dalam negeri yang menghasilkan ventilator, tetapi dalam waktu kurang dari tiga bulan, beberapa universitas bekerja sama dengan industri bisa mengembangkannya dan siap diproduksi,” jelas Agus.

Berdasarkan informasi Kementerian Kesehatan, saat ini dibutuhkan 1.000 unit CPAP (Continuous Positive Airway Pressure) transport ventilator dan Ambubag 668. Tim dari Institut Teknologi Bandung, Universitas Indonesia, Universitas Gadjah Mada, dan Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya yang terus berkoordinasi dengan Kemenperin telah berhasil mengembangkan berbagai jenis ventilator untuk menunjang kebutuhan medis tersebut, salah satunya jenis emergency ventilator. Bahkan, Tim UGM dalam waktu dekat akan memproduksi ventilator bertipe fully featured atau high grade.

Agus menambahkan, Indonesia memiliki sumber daya manusia (SDM) industri yang mumpuni, sehingga perlu pembinaan lebih kuat agar mampu berinovasi menghasilkan berbagai produk berkualitas dan kompetitif. “Inovasi yang mereka hasilkan juga dapat mewujudkan kemandirian sektor industri dalam negeri,” ujar Agus.

Atas dasar itulah, Agus mengakui bahwa Kemenperin melalui unit-unit penelitian dan pengembangan (litbang) di bawah Badan Penelitian dan Pengembangan Industri (BPPI), juga terus melakukan riset untuk menciptakan produk-produk yang mendukung penanganan pandemi Covid-19.

Beberapa riset yang dilakukan, antara lain rancang bangun Alat Pelindung Diri (APD) berupa face shield, penelitian dan pengembangan Non-PCR test kit untuk mendeteksi Covid-19, pengembangan rapid test kit untuk mendeteksi Covid-19 dengan metode lateral flow immunoassay, dan pengembangan bahan baku APD.

Kemenperin pun terus berupaya mendorong dan mengoptimalkan kemampuan sektor industri farmasi untuk mengembangkan bahan baku obat di dalam negeri. “Untuk jangka panjang, Kemenperin berupaya membangun kerjasama litbang antara lembaga riset dan industri farmasi guna pengembangan bahan baku obat Covid 19,” papar Agus.

Bahkan,menurut Agus, guna mendukung sektor industri kecil dan menengah (IKM) agar dapat bertahan dalam kondisi saat ini, Kemenperin telah menyelenggarakan berbagai program yang membantu para pelaku IKM memasarkan produknya melalui kanal-kanal digital. Hal ini diharapkan mampu memperluas jaringan pemasaran sertan meningkatkan penjualan produk IKM.

Salah satu kegiatan yang telah dilakukan adalah pameran produk IKM Kopi secara online melalui kampanye #SatuDalamKopi pada bulan April lalu. Selain itu, dukungan untuk go online juga diberikan Kemenperin untuk IKM yang bergerak di sektor busana muslim dalam menghadapi Hari Raya Idul Fitri. Hal ini diwujudkan melalui Kampanye #RamadanBanggaLokal dan #LebaranUntukSemua.

Sehingga dalam hal ini pelaku industri harus siap menghadapi keadaan new normal. Inovasi digital merupakan salah satu strategi agar industri dapat terus berkarya dan memberikan kontribusinya terhadap perekonomian nasional, selain menjalankan protokol kesehatan dengan patuh.

“Inovasi digital memberikan peluang dalam menghadapi tantangan dalam membangkitkan sektor industri nasional. Diharapkan, sektor industri kita dapat pulih lebih cepat dibandingkan negara-negara lainnya. Inilah optimisme yang harus kita bangun dan kita jaga sebagai simbol Kebangkitan Nasional,” jelas Agus.

Maka dalam hal ini, Kemenperin menyelenggarakan bimbingan teknis (bimtek) untuk aparatur industri di 34 provinsi seluruh Indonesia. Ini dilakukan untuk menghadapi Covid-19, dan bersiap menghadapi kenormalaan baru. “Para peserta bimtek aparatur industri merupakan Aparatur Sipil Negara (ASN) baik pusat maupun daerah yang khusus menangani bidang perindustrian,” Kepala Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Industri (BPSDMI) Kemenperin, Eko S.A Cahyanto.

 

 

BERITA TERKAIT

HBA dan HMA April 2024 Telah Ditetapkan

NERACA Jakarta – Pemerintah melalui Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) telah resmi menetapkan Harga Batubara Acuan (HBA) untuk…

Program Making Indonesia 4.0 Tingkatkan Daya Saing

NERACA Jerman – Indonesia kembali berpartisipasi dalam Hannover Messe 2024, acara pameran industri terkemuka yang merupakan salah satu satu pameran…

Le Minerale Favorit Konsumen Selama Ramadhan 2024

Air minum kemasan bermerek Le Minerale sukses menggeser AQUA sebagai air mineral favorit konsumen selama Ramadhan 2024. Hal tersebut tercermin…

BERITA LAINNYA DI Industri

HBA dan HMA April 2024 Telah Ditetapkan

NERACA Jakarta – Pemerintah melalui Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) telah resmi menetapkan Harga Batubara Acuan (HBA) untuk…

Program Making Indonesia 4.0 Tingkatkan Daya Saing

NERACA Jerman – Indonesia kembali berpartisipasi dalam Hannover Messe 2024, acara pameran industri terkemuka yang merupakan salah satu satu pameran…

Le Minerale Favorit Konsumen Selama Ramadhan 2024

Air minum kemasan bermerek Le Minerale sukses menggeser AQUA sebagai air mineral favorit konsumen selama Ramadhan 2024. Hal tersebut tercermin…