Saraswanti Raih Pendapatan Rp 1,28 Triliun

NERACA

Jakarta – Sepanjang tahun 2019, PT Saraswanti Anugerah Makmur Tbk (SAMF) berhasil membukukan pendapatan sebesar Rp 1,28 triliun, naik 6,4% dibandingkan dengan realisasi pendapatan tahun sebelumnya yang sebesar Rp 1,2 triliun. Informasi tersebut disampaikan perseroan dalam laporan keuangan yang dirilis di Jakarta, kemarin.

Kinerja SAMF ditopang oleh penjualan urea sektor industri senilai Rp 1,283 triliun. Jumlah ini naik 6% dari penjualan urea tahun sebelumnya. Meski demikian, tahun lalu SAMF mencatatkan retur penjualan sehingga mengurangi penjualan hingga Rp 1,15 miliar. Beban pokok penjualan juga naik seiring dengan naiknya pendapatan. Per Desember 2019, SAMF menanggung beban penjualan sebesar Rp 922.04 miliar, naik 8,5% dari beban pokok tahun sebelumnya.

Namun, beberapa beban SAMF terpantau mengalami penurunan. Beban penjualan misalnya, turun2,5% menjadi Rp 110,86 miliar. Beban umum dan administrasi juga turun tipis dari sebelumnya Rp 56.1 miliar menjadi Rp 55,79 miliar. Kemudian SAMF meraup laba bersih yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk senilai Rp 82,11 miliar. Realisasi ini naik tipis 0,72 dari laba bersih tahun sebelumnya senilai Rp 81,53 miliar.

Per 31 Desember 2019, jumlah aset SAMF mencapai Rp 1,34 triliun. Jumlah ini terdiri atas liabilitas senilai Rp 716,89 miliar dan ekuitas senilai Rp 630,57 miliar. Adapun jumlah Kas dan setara kas SAMF per tahun 2019 sebesar Rp 58,57 miliar, turun 2,6% secara tahunan.  Untuk diketahui, SAMF mencatatkan sahamnya di BEI pada Selasa (31/3). Dengan menggunakan kode saham SAMF, Saraswanti Anugerah Makmur melepas 775 juta lembar saham baru atau setara dengan 15,12% dari modal ditempatkan dan disetor penuh.

Dengan harga penawaran Rp120 per saham, SAMF meraup dana segar hasil Initial Public Offering (IPO) hingga Rp 93 miliar. Adapun SAMF didirikan pada 1998 dan bergerak dalam bidang usaha produksi dan distribusi Pupuk NPK nonsubsidi. Pelanggan SAMF saat ini mencakup perusahaan perkebunan nasional baik swasta maupun pemerintah hingga lebih dari 500 pelanggan di seluruh Indonesia. Saat ini perseroan memiliki tiga entitas anak dengan lima pabrik yang tersebar di Jawa Timur, Sumatera Utara dan Kalimantan Tengah untuk mendukung kegiatan produksinya.

 

BERITA TERKAIT

Sentimen Bursa Asia Bawa IHSG Ke Zona Hijau

NERACA Jakarta – Mengakhiri perdagangan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI), Kamis (18/4) sore, indeks harga saham gabungan (IHSG) ditutup…

Anggarkan Capex Rp84 Miliar - MCAS Pacu Pertumbuhan Kendaraan Listrik

NERACA Jakarta – Kejar pertumbuhan bisnisnya, PT M Cash Integrasi Tbk (MCAS) akan memperkuat pasar kendaraan listrik (electric vehicle/EV), bisnis…

Sektor Perbankan Dominasi Pasar Penerbitan Obligasi

NERACA Jakarta -Industri keuangan, seperti sektor perbankan masih akan mendominasi pasar penerbitan obligasi korporasi tahun ini. Hal tersebut disampaikan Kepala…

BERITA LAINNYA DI Bursa Saham

Sentimen Bursa Asia Bawa IHSG Ke Zona Hijau

NERACA Jakarta – Mengakhiri perdagangan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI), Kamis (18/4) sore, indeks harga saham gabungan (IHSG) ditutup…

Anggarkan Capex Rp84 Miliar - MCAS Pacu Pertumbuhan Kendaraan Listrik

NERACA Jakarta – Kejar pertumbuhan bisnisnya, PT M Cash Integrasi Tbk (MCAS) akan memperkuat pasar kendaraan listrik (electric vehicle/EV), bisnis…

Sektor Perbankan Dominasi Pasar Penerbitan Obligasi

NERACA Jakarta -Industri keuangan, seperti sektor perbankan masih akan mendominasi pasar penerbitan obligasi korporasi tahun ini. Hal tersebut disampaikan Kepala…