Indonesia Lakukan Intervensi dalam UNESCAP Ke-76

NERACA

Jakarta - Intervensi Indonesia dalam sidang ke-76 Komisi Ekonomi dan Sosial PBB untuk Asia dan Pasifik (United Nation Economic and Social Commission for Asia and the Pacific/UNESCAP) pada Kamis (21/05) disampaikan langsung oleh Direktur Jenderal Pengelolaan Ruang Laut Kementerian Kelautan dan Perikanan (Dirjen PRL) Aryo Hanggono selaku Ketua Delegasi RI.

Dalam sidang yang dilakukan secara virtual di Bangkok tersebut, UNESCAP mengesahkan Resolusi Inisiatif Indonesia "Strengthening Cooperation to promote the Conservation and Sustainable Use of the Oceans, Seas, and Marine Resources for Sustainable Development in Asia and the Pacific."

Pada 76th UNESCAP, Aryo menyoroti pentingnya meningkatkan kerja sama ekonomi, sosial dan lingkungan di lautan untuk pembangunan berkelanjutan. “Indonesia menyerukan pentingnya marine protected area (MPA) dan mendukung target global untuk mencapai luasan dan efektivitas pengelolaan kawasan konservasi laut,” ungkap Aryo di Jakarta.

Hingga saat ni, kata Aryo, kawasan konservasi laut telah mencapai 23,1 juta hektar MPA, atau 15,7% dari perairan wilayah laut. Secara bertahap KKP akan melindungi 32,2 juta hektar pada tahun 2030. Untuk mengelola kawasan perlindungan laut secara efektif, Indonesia juga telah mengaturnya melalui Peraturan Presiden Nomor 56 Tahun 2019 tentang Rencana Aksi Nasional Pengelolaan Terpadu Taman Nasional dan Kawasan Konservasi Perairan Nasional 2018-2025.

Atas dasa itulah pemerintah mengajak seluruh negara anggota untuk mempertimbangkan tantangan global akibat dampak dari Covid-19 sebagai peluang untuk mengimplementasikan terobosan dalam program kerja sama ekonomi, sosial dan lingkungan.

“Bagi Indonesia, ini adalah salah satu tugas penting dan menjadi satu kesempatan besar. Sebagai negara kepulauan dengan keanekaragaman hayati laut dan komunitas pesisir yang tinggi, kita perlu mengubah tantangan menjadi peluang, dan memastikan bahwa tindakan yang kita lakukan selaras dengan kebutuhan masyarakat, laut yang sehat dan kesejahteraan,” urai Aryo.

 Lebih lanjut, menurut Aryo, upaya Indonesia dalam transformasi ekonomi kelautan yang berkelanjutan diarahkan pada aktifitas berbasis kelautan, peningkatan mata pencaharian masyarakat pesisir, kesehatan laut. Kemudian ekosistem pesisir dengan penguatan pengelolaan WPP melalui manajemen perikanan berbasis ekosistem, budidaya laut, dan perlindungan habitat laut yang terintegrasi dalam rencana tata ruang laut. Lalu, rehabilitasi lingkungan laut terpadu berbasis alam, melanjutkan upaya memberantas IUU Fishing, mengurangi marine debris, serta meningkatkan mata pencaharian guna memastikan keberlanjutan industri perikanan dan pariwisata bahari dalam jangka panjang.

Selain Aryo, hadir pula dalam sidang tersebut Delegasi RI lainnya yaitu Duta Besar RI untuk Thailand dan Direktur Pembangunan, Ekonomi dan Lingkungan Hidup (PELH) Kementerian Luar Negeri. 

 

UNESCAP merupakan salah satu dari lima komisi regional di bawah Dewan Ekonomi dan Sosial PBB yang dibentuk untuk meningkatkan kegiatan ekonomi di Asia dan Pasifik, serta membina hubungan ekonomi antara kawasan dan daerah lain di dunia. UNESCAP terdiri dari 53 Negara Anggota dan sembilan Associate Member. Selain negara-negara di Asia dan Pasifik, Perancis, Belanda, Inggris dan Amerika Serikat juga menjadi bagian anggota komisi.

Sebelumnya, berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), nilai ekspor hasil perikanan Indonesia pada Maret 2020 mencapai USD427,71 Juta atau meningkat 6,34% dibanding ekspor Februari 2020. Sementara dibanding Maret 2019 meningkat 3,92%.

“Volume ekspor hasil perikanan Indonesia pada Maret 2020 mencapai 105,20 ribu ton atau meningkat 15,37% dibanding ekspor Februari 2020. Jika dibandingkan Maret 2019 meningkat 4,89%,” jelas Dirjen Penguatan Daya Saing Produk Kelautan dan Perikanan (PDSPKP), Nilanto Perbowo, di Jakarta.

Dikatakan Nilanto, secara kumulatif nilai ekspor Indonesia selama Januari–Maret 2020 mencapai USD1,24 miliar atau meningkat 9,82% dibanding periode yang sama tahun 2019. Demikian pula volume ekspor Januari–Maret 2020 mencapai 295,13 ribu ton atau meningkat 10,96% dibanding periode yang sama tahun 2019.

 Amerika Serikat menempati urutan pertama dari lima negara tujuan utama ekspor selama Januari–Maret 2020. Nilai ekspor ke negeri Paman Sam tersebut mencapai USD 508,67 juta (40,97%). Di peringkat kedua, Tiongkok dengan nilai USD173,22 juta (13,95%). “Ketiga ada negara-negara di ASEAN dengan nilai USD162,29 juta (13,07%),” urai Nilanto.

BERITA TERKAIT

Tingkatkan Kinerja UMKM Menembus Pasar Ekspor - AKI DAN INKUBASI HOME DECOR

NERACA Bali – Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Kepala Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf/Kabaparekraf) Sandiaga Salahuddin Uno bertemu dengan para…

UMKM Perikanan Potensial di 12 Provinsi Terus Didorong

NERACA Jakarta – Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) akan memberikan dukungan penuh terhadap 376 Unit Pengolahan Ikan (UPI) Usaha Mikro…

Indonesia dan Tunisia Segera Tuntaskan Perundingan IT-PTA

NERACA Tangerang – Indonesia dan Tunisia segera menuntaskan Perundingan Indonesia-Tunisia Preferential Trade Agreement (IT-PTA) pada 2024. Ini ditandai dengan  penyelesaian…

BERITA LAINNYA DI Perdagangan

Tingkatkan Kinerja UMKM Menembus Pasar Ekspor - AKI DAN INKUBASI HOME DECOR

NERACA Bali – Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Kepala Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf/Kabaparekraf) Sandiaga Salahuddin Uno bertemu dengan para…

UMKM Perikanan Potensial di 12 Provinsi Terus Didorong

NERACA Jakarta – Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) akan memberikan dukungan penuh terhadap 376 Unit Pengolahan Ikan (UPI) Usaha Mikro…

Indonesia dan Tunisia Segera Tuntaskan Perundingan IT-PTA

NERACA Tangerang – Indonesia dan Tunisia segera menuntaskan Perundingan Indonesia-Tunisia Preferential Trade Agreement (IT-PTA) pada 2024. Ini ditandai dengan  penyelesaian…