Medco Energi Bukukan Rugi US$ 27, 34 Juta

NERACA

Jakarta – Di balik ambisinya mengakuisisi perusahaan migas Australia Ophir Energy Plc, PT Medco Energi Internasional Tbk (MEDC) belum terlepas dari rugi. Dalam laporan keuangan yang dipublikasikan di Jakarta, kemarin disebutkan, perseroan masih membukukan kerugian bersih yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk senilai US$ 27,34 juta. Namun, jumlah ini membaik dibanding kerugian tahun 2018 yang mencapai US$ 51,3 juta.

Meski masih membukukan kerugian, MEDC berhasil meningkatkan pendapatannya sepanjang 2019 lalu. MEDC mengempit penjualan dan pendapatan bersih senilai US$ 1,43 miliar, naik 18,06% dibandingkan dengan capaian pendapatan tahun sebelumnya yang hanya US$ 1,21 miliar. Pendapatan ini terdiri atas pos bisnis penjualan minyak dan gas bumi neto sebesar US$ 1,16 juta, penjualan tenaga listrik dan jasa terkait lainnya senilai US$ 274,7 juta, serta pendapatan dari jasa sebesar US$ 2,30 juta.

MEDC juga mencatatkan pos beban yang lebih tinggi tahun lalu. Beban pokok penjualan misalnya, naik 44,4% menjadi US$ 846,55 juta. Beban penjualan, umum dan administrasi juga naik 45,7% menjadi US$ 229,28 juta. Beban pendanaan juga naik menjadi US$ 251,33 juta.

Roberto Lorato, CEO Medco Energi mengatakan, turunnya rugi bersih pada tahun ini karena laba bersih dari segmen minyak dan gas serta kelistrikan diimbangi dengan rugi yang lebih besar di Amman Mineral Nusa Tenggara (AMNT) sebesar US$ 49 juta. “Kinerja tahun lalu didominasi oleh keberhasilan akuisisi Ophir Energy Plc. Namun, untuk Tahun 2020, hal utama yang akan diingat adalah penyebaran global Covid-19 dan jatuhnya harga minyak,”ujar Roberto.

Akuisisi Ophir secara langsung menambah Earnings before interest, taxes, depreciation, and amortization (EBITDA) tujuh bulan sebesar US$131 juta setelah dikurangi dengan biaya akuisisi tak berulang sebesar US$35 juta dan biaya integrasi US$10 juta. Pro forma Ophir EBITDA adalah US$238 juta. Adapun sinergi tahunan yang berulang dari akuisisi diperkirakan ini akan di atas US$50 juta.

Dari sisi operasional, MEDC berhasil memproduksi minyak dan gas sebanyak 103 milion barrel oil of equivalent per day (mboepd) dan 115 mboepd proforma Ophir. Sementara biaya tunai per unit sebesar US$ 9,3 per boe, lebih rendah dari acuan yang dipasang. Tahun lalu, MEDC menyelesaikan pengembangan baru di Bualuang, Thailand dan Temelat di Sumatera Selatan, MEDC juga berhasil melakukan pengembangan sub-sea Buntal-5, Blok B Natuna Selatan serta kemajuan pengembangan gas Meliwis, Jawa Timur telah mencapai 90% pada Mei 2020

Sementara jumlah produksi AMNT dari stockpile adalah 130,3 Mlbs tembaga dan 56 Koz emas. AMNT terus melanjutkan pengembangan fase 7 dengan produksi pertama pada pertengahan 2020 ini. Dibalik kinerja keuangan yang masih mencatatkan rugi, PT Pemeringkat Efek Indonesia atau Pefindo mempertahankan peringkat A+ untuk PT Medco Energi Internasional Tbk. di tengah volatilitas harga minyak dunia dan pandemi Covid-19. 

Peringkat yang sama itu juga berlaku untuk surat utang perseroan antara lain Obligasi Berkelanjutan III Tahun 2018-2019 dan Obligasi Berkelanjutan II Tahun 2016-2017. Pefindo dalam siaran persnya menjelaskan bahwa peringkat tersebut mencerminkan beragam aset emiten berkode saham MEDC itu, cadangan minyak dan gas yang menguntungkan, dan manajemen operasi yang baik.

Perseroan telah mengambil beberapa inisiatif untuk merespon kondisi makro saat ini, seperti upaya efisiensi dalam belanja modal atau capital expenditure (capex) dan operational expenditure (opex). MEDC juga memangkas panduan volume produksi untuk mengantisipasi lemahnya permintaan seiring dengan proyeksi pertumbuhan ekonomi yang melambat.

Kendati demikian, Pefindo telah merevisi prospek peringkat perusahaan menjadi negatif dari sebelumnya stabil. Hal itu untuk mengantisipasi kondisi harga minyak yang lebih rendah daripada perkiraan, yang dapat mengurangi proyeksi EBITDA, melemahkan struktur permodalan, dan arus kas perseroan. (bani)

 

BERITA TERKAIT

Peduli Bumi, Acer Indonesia Tanam 1.500 Mangrove

Dalam rangka merayakan hari jadi perjalanan 25 tahun Acer di Indonesia dan juga bagian dari tanggung jawab sosial perusahaan pada…

Kemana Jasa Marga dan PUPR? - Stasiun Whoosh Karawang Belum Beroperasi

Stasiun Kereta Cepat Whoosh Karawang hingga kini masih belum bisa digunakan sebagai tempat pemberhentian meski sebenarnya sudah rampung. Penyebabnya karena…

PGEO Beri Kesempatan Setara Bagi Perempuan

Dalam rangka memperingati hari Kartini dan mendukung kesetaraan perempuan, PT Pertamina Geothermal Energy Tbk (PGEO) juga memberikan kesempatan yang luas…

BERITA LAINNYA DI Bursa Saham

Peduli Bumi, Acer Indonesia Tanam 1.500 Mangrove

Dalam rangka merayakan hari jadi perjalanan 25 tahun Acer di Indonesia dan juga bagian dari tanggung jawab sosial perusahaan pada…

Kemana Jasa Marga dan PUPR? - Stasiun Whoosh Karawang Belum Beroperasi

Stasiun Kereta Cepat Whoosh Karawang hingga kini masih belum bisa digunakan sebagai tempat pemberhentian meski sebenarnya sudah rampung. Penyebabnya karena…

PGEO Beri Kesempatan Setara Bagi Perempuan

Dalam rangka memperingati hari Kartini dan mendukung kesetaraan perempuan, PT Pertamina Geothermal Energy Tbk (PGEO) juga memberikan kesempatan yang luas…