Ekonomi Lebaran

 

Oleh: Dr. Edy Purwo Saputro, MSi

Dosen Pascasarjana Universitas Muhammadiyah Solo

Syukurlah jika kita semua masih tetap terus menjalankan dan menuntaskan ibadah puasa selama ramadhan ditengah pandemi yang entah sampai kapan berakhirnya karena trend dampak sistemik dari pandemi ini nampaknya semakin sulit diprediksi dan juga imbasnya terhadap semua sektor. Oleh karena itu, ramadhan yang tinggal sepekan dan menjelang lebaran ternyata perlahan geliat ekonomi bisnis mulai nampak. Argumen yang mendasari adalah geliat transaksi dan ekonomi bisnis di sejumlah mal dan tentu di pasar tradisional yang semakin ramai. Bisa jadi ini adalah pertanda baik ditengah situasi pandemi yang berdampak sistemik terhadap semua sektor tanpa terkecuali. Meskipun demikian, keriuhan menyambut lebaran juga dapat menjadi pertanda buruk karena fakta kepongahan publik mensikapi pandemi yang riilnya sangat mencemaskan secara global.

Dualisme untuk mensikapi situasi seperti ini ternyata memang mengharuskan kebijakan dan kebajikan dari semua pihak bukan hanya pemerintah tapi juga tentunya peran nyata dari masyarakat karena justru masyarakatlah yang menjadi subyek dan obyek dari fakta pandemi covid-19. Fakta yang ada menunjukan bahwa pemerintah memang selama ini telah mengeluarkan sejumlah regulasi untuk mendukung kebijakan yang ada, termasuk misalnya stimulus terhadap sejumlah pelaku ekonomi bisnis dan industrialisasi.

Meski demikian, kebajikan sepertinya terabaikan karena semangat nasional untuk mudik dan pulang kampung ternyata tidak bisa dibendung. Betapa tidak, meski pemerintah sepakat melarang mudik ternyata banyak cara dilakukan masyarakat di perkotaan - perantauan yang tetap memaksa mudik dengan cara apapun demi merayakan lebaran tahun ini.

Terlepas dari kontroversi - dualisme yang terjadi dibalik semangat nasional mudik fakta yang ada juga membuktikan bahwa mudik adalah bagian dari ritme tahunan ramadhan - lebaran sehingga apapun yang terjadi maka semangat nasional untuk mudik harus tetap dilaksanakan dan terlaksana, apapun yang terjadi dan apapun caranya.

Oleh karena itu, ketika kebijakan pengoperasian kembali transportasi massal dilakukan oleh pemerintah maka masyarakat langsung berbondong-bondong menyerbu bandara, stasiun kereta api dan terminal untuk mendapatkan tiket mudik dan pulang kampung. Realitas inilah yang kemudian membedakan antara tuntutan dan komitmen terkait kebijakan dan kebajikan. Padahal seharusnya antara kebijakan dan kebajikan harus selaras sehingga niatan untuk mereduksi dampak pandemi covid-19 bisa tercapai dan tuntas secara menyeluruh.

Fakta lain yang juga bikin ngeri ternyata berjubelnya calon penumpang pada akhirnya justru mengabaikan kebijakan untuk jaga jarak sebagai upaya mengindari sebaran virus corona. Bahkan, pembagian bantuan sosial tunai di berbagai daerah juga mengabaikan kebijakan jaga jarak karena nampak saling berhimpitan untuk mendapatkan uang dari bantuan sosial tunai pemerintah.

Fakta itu semua tentu juga tidak dapat disalahkan karena mungkin terbatas area lahan yang ada di sejumlah area tersebut. Meski demikian fenomena yang terjadi juga semakin menguatkan argumen bahwa semangat nasional untuk berlebaran sampai saat ini tidak ada yang bisa mengalahkan, meski ditengah pandemi. Jadi, apapun situasi dan kondisinya, perantau memang harus dengan semangat nasional untuk mudik supaya bisa berlebaran di kampung halaman dan ekonomi lebaran telah menanti di rumah.

BERITA TERKAIT

Dunia Kepelautan Filipina

  Oleh: Siswanto Rusdi Direktur The National Maritime Institute (Namarin)   Dunia kepelautan Filipina Tengah “berguncang”. Awal ceritanya dimulai dari…

Dilemanya LK Mikro

Oleh: Agus Yuliawan Pemerhati Ekonomi Syariah Kehadiran lembaga keuangan (LK) mikro atau lembaga keuangan mikro syariah (LKM/LKMS) dipandang sangat strategis.…

Antisipasi Kebijakan Ekonomi & Politik dalam Perang Iran -Israel

    Oleh: Prof. Dr. Didik Rachbini Guru Besar Ilmu Ekonomi, Ekonom Pendiri Indef   Serangan mengejutkan dari Iran sebagai…

BERITA LAINNYA DI

Dunia Kepelautan Filipina

  Oleh: Siswanto Rusdi Direktur The National Maritime Institute (Namarin)   Dunia kepelautan Filipina Tengah “berguncang”. Awal ceritanya dimulai dari…

Dilemanya LK Mikro

Oleh: Agus Yuliawan Pemerhati Ekonomi Syariah Kehadiran lembaga keuangan (LK) mikro atau lembaga keuangan mikro syariah (LKM/LKMS) dipandang sangat strategis.…

Antisipasi Kebijakan Ekonomi & Politik dalam Perang Iran -Israel

    Oleh: Prof. Dr. Didik Rachbini Guru Besar Ilmu Ekonomi, Ekonom Pendiri Indef   Serangan mengejutkan dari Iran sebagai…