Pasar Beras Stabil - Buyung Poetra Raih Penjualan Rp 1,65 Triliun

NERACA

Jakarta – Di tahun 2019 kemarin, PT Buyung Poetra Sembada Tbk (HOKI) berhasil membukukan kinerja keuangan yang cukup mengesankan. Pasalnya, emiten produsen beras dengan merk Topi Hoki ini membukukan penjualan Rp1,65 triliun atau tumbuh 15,53% dibandingkan dari posisi tahun sebelumnya sebesar Rp 1,43 triliun. Informasi tersebut disampaikan perseroan dalam laporan keuangan yang dirilis di Jakarta, kemarin.

Meskipun beban pokok penjualan perseroan naik 14,99% menjadi Rp1,41 triliun disertai dengan beban umum dan administrasi yang ikut melonjak 30,3% menjadi Rp49,89 miliar, namun perseroan dapat menekan beban penjualan dan pemasaran hingga 11,73% menjadi Rp31,12 miliar pada tahun lalu. Sehingga laba tahun berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk naik 15% dari posisi Rp90,20 miliar menjadi Rp103,72 miliar.

Kemudian laba per saham atau earning per share perseroan menjadi Rp44 untuk tahun buku 2019, meningkat dari laba per saham tahun sebelumnya sebesar Rp38. Baik total liabilitas dan ekuitas perseroan ikut meningkat masing-masing 5,84% menjadi Rp207,11 miliar dan 13,92% menjadi Rp641,57 miliar. Bersaman dengan itu, total aset perseroan pun berubah menjadi Rp848,68 miliar, naik 11,84% dibanding periode tahun sebelumnya sebesar Rp758,85 miliar.

Terakhir, perseroan berhasil membalikkan posisi minus dari pos kas, bank dan cerukan pada akhir tahun 2018 lalu sebesar Rp8,81 miliar menjadi Rp3,54 miliar pada tahun lalu diakibatkan oleh kenaikan neto kas dan bank sebesar Rp12,36 miliar. Sebagai informasi, tahun ini perseroan memperkirakan kinerja pendapatan dan laba bersih mampu mencapai 10%-15%.

Investor Relations Buyung Poetra Sembada, Dion Surijata pernah mengatakan, target tersebut memungkinkan untuk direalisasikan apabila tak ada kondisi eksternal yang berada di luar prediksi. Misalnya, seperti faktor cuaca yang mempengaruhi produksi. Namun, sejauh ini dia melihat bahwa produk beras kemasan masih stabil pertumbuhannya.”Strateginya dengan terus melakukan penetrasi pasar ke wilayah-wilayah yang belum ada beras merek kita," ungkapnya.

Dion menyebutkan, untuk penetrasi pasar sudah dilakukan di berbagai daerah utama, tetapi produsen beras kemasan merek Topi Koki ini juga mengejar perluasan pasar di luar pulau Jawa dan di Sumatra. Pada tahun ini podusen beras tersebut akan berfokus menyelesaikan pembangunan pabrik tahap pertama di Sumatra Selatan yang berkapasitas 20 ton per jam. Pembangunannya sudah mulai dilakukan pada akhir tahun lalu. Khusus untuk pabrik tersebut, emiten berkode saham HOKI ini menggelontorkan investasi senilai Rp70 miliar.

Memacu kapasitas produksinya, perseroan tengah membangun pabrik beras di Ogan Ilir Sumatera Selatan dengan nilai investasi senilai Rp100 miliar. Perseroan masih optimistis dapat menyelesaikan tahap pertama pabrik di Ogan Ilir pada akhir 2020. Dengan begitu, HOKI bakal memiliki tambahan kapasitas produksi 20 ton per jam yang berasal dari pabrik itu.

 

BERITA TERKAIT

Metropolitan Land Raih Marketing Sales Rp438 Miliar

NERACA Jakarta – Emiten properti, PT Metropolitan Land Tbk (MTLA) atau Metland membukukan marketing sales hingga kuartal I-2024 sebesar Rp…

Hartadinata Tebar Dividen Final Rp15 Per Saham

Rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST) PT Hartadinata Abadi Tbk. (HRTA) akan memberikan dividen final tahun buku 2023 sebesar Rp15…

Kenaikan BI-Rate Positif Bagi Pasar Modal

NERACA Jakarta  - Ekonom keuangan dan praktisi pasar modal, Hans Kwee menyampaikan kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI) atau BI-Rate…

BERITA LAINNYA DI Bursa Saham

Metropolitan Land Raih Marketing Sales Rp438 Miliar

NERACA Jakarta – Emiten properti, PT Metropolitan Land Tbk (MTLA) atau Metland membukukan marketing sales hingga kuartal I-2024 sebesar Rp…

Hartadinata Tebar Dividen Final Rp15 Per Saham

Rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST) PT Hartadinata Abadi Tbk. (HRTA) akan memberikan dividen final tahun buku 2023 sebesar Rp15…

Kenaikan BI-Rate Positif Bagi Pasar Modal

NERACA Jakarta  - Ekonom keuangan dan praktisi pasar modal, Hans Kwee menyampaikan kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI) atau BI-Rate…