Ketidakpastian

 

Oleh: Dr. Edy Purwo Saputro, MSi

Dosen Pascasarjana Universitas Muhammadiyah Solo

Hampir dua bulan lamanya dunia dan ekonomi global pada khususnya diterpa bencana dampak sebaran virus corona sehingga geliat ekonomi global benar-benar terpuruk. Hal ini juga berdampak sistemik terhadap semua sektor termasuk misalnya kepariwisataan di semua negara. Padahal sektor kepariwisataan termasuk salah satu penyumbang devisa di era kekinian yang paling besar. Selain itu mata rantai dari kepariwisataan juga kompleks karena melibatkan sinergi dari hulu ke hilir termasuk juga keberadaan UMKM dan tentu para penjual cinderamata. Bahkan seruan lockdown dan social distancing, termasuk juga WFH dan stay at home jelas mematikan sementara semua kegiatan ekonomi bisnis. Oleh karena itu beralasan jika para perantau akhirnya mudik lebih awal.

Apa yang dilakukan para perantau tersebut tentu saja dibenarkan secara ekonomi bisnis karena di tempat perantauan tidak ada lagi geliat ekonomi bisnis dan fakta hampir semua sektor saat ini mati suri. Bahkan, semua bentuk stimulus tidak menjamin terhadap fakta ketidakpastian yang terjadi saat ini. Yang justru menjadi pertanyaan sampai kapan kasus ini akan selesai dan tuntas? Pertanyaan ini wajar mengemuka karena saat ini semua kalut dilanda kepanikan yang memuncak.

Pemerintah juga tidak kalah dibuat resah terutama dikaitkan dengan ancaman neraca perdagangan yang nilai defisitnya semakin membesar. Selain itu, kinerja ekspor impor sudah pasti terganggu karena akses jalur keluar masuk barang jasa tersendat. Belum lagi adanya larangan mobilitas antar daerah - antar negara yang pada akhirnya memudarkan transportasi barang jasa secara global.

Fakta ketidakpastian tersebut tentu memicu kegalauan sementara di sisi lain ancaman riil dari kondisi ini yaitu bagaimana meminimalisasi ketidakpastian itu sendiri. Betapa tidak rentang waktu 2 bulan dan juga kedepannya yang penuh ketidakpastian memberikan sisi kelam dikaitkan dengan operasional bisnis. Boleh saja pemerintah memberikan regulasi diskon tarif listrik, tetapi itu kan tidak bisa dinikmati semua.

Pemerintah juga bisa untuk memberikan kelonggaran kredit tapi tetap saja itu tidak bisa dinikmati secara massal dan fakta dampak sistemik dari sebaran virus corona pastilah menyerang semua bidang. Oleh karena itu kegalauan ditengah ketidakpastian berdampak terhadap pesimisme menatap perekonomian ke depan. Padahal dalam waktu dekat ada ramadhan dan tentu berlanjut ke lebaran yang biasanya menjadi puncak dari geliat ekonomi bisnis. Jadi dipastikan ada sentimen terhadap ramadhan dan lebaran kali ini dan tentu semua merasakannya.

Yang juga tidak bisa diabaikan adalah fakta semakin banyaknya pemudik awal sebelum lebaran, terutama yang dilakukan para pemudik asal Wonogiri dan sejumlah daerah lain. Tentu sangat tidak bisa disalahkan jika mereka mudik karena mereka merantau mencari kehidupan yang lebih baik. Ketika di tanah rantau justru terjadi ketidakpastian maka hal ini memicu hasrat untuk pulang.

Padahal para perantau berharap ada berkah ramadhan di semua aspek kehidupan yang biasanya ini ditandai dengan meningkatnya geliat ekonomi bisnis. Ironisnya, menjelang ramadhan ternyata optimisme itu sirna justru yang ada yaitu kegalauan akibat ketidakpastian akibat dampak sistemik sebaran virus corona. Fakta ini tentu menjadi pembelajaran untuk melakukan antisipasi di semua bidang karena kondisi ketidakpastian tidak ada yang bisa memastikan dan kuasa Tuhan adalah segalanya.

BERITA TERKAIT

Dunia Kepelautan Filipina

  Oleh: Siswanto Rusdi Direktur The National Maritime Institute (Namarin)   Dunia kepelautan Filipina Tengah “berguncang”. Awal ceritanya dimulai dari…

Dilemanya LK Mikro

Oleh: Agus Yuliawan Pemerhati Ekonomi Syariah Kehadiran lembaga keuangan (LK) mikro atau lembaga keuangan mikro syariah (LKM/LKMS) dipandang sangat strategis.…

Antisipasi Kebijakan Ekonomi & Politik dalam Perang Iran -Israel

    Oleh: Prof. Dr. Didik Rachbini Guru Besar Ilmu Ekonomi, Ekonom Pendiri Indef   Serangan mengejutkan dari Iran sebagai…

BERITA LAINNYA DI

Dunia Kepelautan Filipina

  Oleh: Siswanto Rusdi Direktur The National Maritime Institute (Namarin)   Dunia kepelautan Filipina Tengah “berguncang”. Awal ceritanya dimulai dari…

Dilemanya LK Mikro

Oleh: Agus Yuliawan Pemerhati Ekonomi Syariah Kehadiran lembaga keuangan (LK) mikro atau lembaga keuangan mikro syariah (LKM/LKMS) dipandang sangat strategis.…

Antisipasi Kebijakan Ekonomi & Politik dalam Perang Iran -Israel

    Oleh: Prof. Dr. Didik Rachbini Guru Besar Ilmu Ekonomi, Ekonom Pendiri Indef   Serangan mengejutkan dari Iran sebagai…