Berkat Dana Bergulir, Koperasi Hudatama Mampu Bukukan Aset Rp50 Miliar

NERACA

Semarang - Bila kita serius mengelola koperasi dan memenej dengan baik dana yang dimiliki (termasuk dana bergulir dari LPDB KUMKM), tidak akan ada koperasi yang tutup atau gulung tikar.

Hal itu diungkapkan Ketua Pengurus KSP Pembiayaan Syariah (KSPPS) atau BMT Al Huda Tata Utama (Hudatama) H Muhammad Saleh, saat menerima kunjungan Direktur Utama Lembaga Pengelola Dana Bergulir (LPDB) KUMKM Braman Setyo, di kantornya, di Semarang, Jawa Tengah.

Terbukti, koperasi yang didirikan pada 1998 dan pernah tiga kali mendapatkan perkuatan permodalan dana bergulir dari LPDB KUMKM itu, kini mampu membukukan total aset sebesar Rp50 miliar dengan jumlah anggota sebanyak sembilan ribu orang.

Kopsyah Hudatama pertama kali mendapat dana bergulir pada 2010 sebesar Rp1 miliar. Selanjutnya, pada 2013 sebesar Rp2,5 miliar. Terakhir, pada 2015 mendapat dana bergulir sebesar Rp7 miliar dan sudah dilunasi lebih awal, yakni pada Maret 2018.

"Manfaat dana bergulir sangat besar, terutama bagi pengembangan usaha para anggota koperasi kami yang mayoritas merupakan usaha kecil di sektor ritel dan perdagangan", kata Saleh.

Bagi Saleh, tugas Kopsyah Hudatama adalah memback-up dan membiayai usaha yang dijalankan para anggota. Dengan maksimal pinjaman Rp500 juta dan sistem pembagian syariah berkisar 1,75%, usaha ritel para anggota pun turut berkembang pesat.

"Setelah itu, kita bersepakat untuk mengoptimalkan dana dari anggota dan kita mampu eksis. Koperasi kami sekarang memiliki dana sangat liquid", ungkap Saleh.

Meski begitu, lanjut Saleh, tidak menutup kemungkinan pihaknya akan kembali mengajukan proposal perkuatan dana bergulir ke LPDB. "Namun, tidak untuk waktu dekat ini, karena ya itu tadi, kami masih cukup memiliki likuiditas dengan mengoptimalkan dana dari anggota koperasi", kata Saleh.

Terkait modernisasi koperasi, Manajer Operasional Kopsyah Hudatama Bancol menjelaskan bahwa sejak 2013 pihaknya sudah menerapkan teknologi dalam melayani para anggota yang tersebar di lima cabang di Semarang. "Kami memulai modernisasi pelayanan dengan menggunakan sistem real time atau online di setiap cabang", kata Bancol.

Dalam perkembangan, Kopsyah Hudatama kini sudah memiliki Pay-BMT (PBMT) dan Mobile-BMT. Dimana anggota BMT sudah bisa melakukan transaksi ke sesama anggota BMT dalam satu koperasi. Bahkan, transaksi ke sesama BMT juga sudah mulai dikembangkan.

"Manfaat teknologi tersebut bagi anggota, selain bertransaksi online dengan koperasi, juga bisa untuk mengisi saldo OVO, bayar listrik, beli pulsa, hingga top-up bisa dari rekening BMT", papar Bancol.

Sayangnya, Bancol mengakui, belum seluruh anggota Kopsyah Hudatama yang memanfaatkan adanya teknologi tersebut. "Para pengguna layanan teknologi kami masih generasi milenial, sedangkan yang berusia tua belum melek teknologi. Tapi, kami terus sosialisasi manfaat dari kehadiran aplikasi pelayanan seperti itu", tukas Bancol.

Bagi Bancol, di era digital ekonomi seperti sekarang ini, mau tidak mau harus mengikutinya. Bila tidak, maka akan ketinggalan zaman dan ditinggal anggotanya. "Sekarang, semuanya serba mudah karena ada dalam genggaman tangan berupa smartphone", kata Bancol.

Bancol tidak bisa membayangkan bila ada koperasi yang sudah memiliki puluhan cabang tapi belum sistem online. Karena, dengan sistem online akan lebih mudah dalam melakukan pengawasan dan transaksi keuangan yang terekam di sistem koperasi. "Pada 2013, dengan dana sebesar Rp90 juta, kami sudah bisa menerapkan aplikasi online yang bisa digunakan untuk maksimal 99 cabang. Sementara kami masih memiliki lima cabang. Artinya, masih banyak ruang bagi kami untuk terus berkembang", tegas Bancol.

Koperasi Moderen

Dalam kesempatan yang sama, Dirut LPDB KUMKM Braman Setyo mengatakan, salah satu program Kemenkop dan UKM adalah modernisasi koperasi. Oleh karena itu, Braman terus mendorong Kopsyah Hudatama menjadi koperasi moderen. Karena, saat ini, persyaratan untuk mendapat perkuatan dana bergulir diantaranya adalah pelayanan terhadap anggota sudah menggunakan teknologi aplikasi. "Di samping usaha anggota koperasinya bergerak di sektor produktif", kata Braman.

Menurut Braman, dana bergulir dari LPDB merupakan perangsang bagi koperasi dalam mengembangkan usahanya dan usaha para anggotanya. "Saya memberi peluang sebesar-besarnya bagi koperasi, termasuk koperasi syariah atau BMT, untuk memanfaatkan dana bergulir ini", ujar Braman.

Bagi koperasi yang berkinerja bagus, tapi belum menggunakan teknologi, Braman menjamin pihaknya akan memberikan bantuan berupa aplikasi sistem teknologi dan platform. "Kita akan siapkan PC (komputer) yang sudah diisi dengan software, mereka tinggal mengisinya untuk laporan ke LPDB. Intinya, kita akan memberikan banyak kemudahan bagi koperasi untuk mengakses dana bergulir", jelas Braman.

Bahkan, lanjut Braman, sejak 2018 lalu, LPDB KUMKM sudah membuka kembali kesempatan bagi koperasi yang sudah pernah menerima dana bergulir untuk bisa mendapatkannya lagi alias repeater. "Para Repeater yang sudah bagus dalam pengembalian, dapat kesempatan lagi untuk memanfaatkan dana bergulir", tandas Braman.

Braman pun mengajak Kopsyah Hudatama untuk lebih intens menggarap para pedagang pasar agar menjadi anggota koperasi. "Saya sudah mengusulkan ke Menteri Koperasi dan UKM ada semacam gerakan melawan rentenir, terutama yang bergerak di pasar-pasar. Pasalnya, belum semua pedagang pasar menjadi anggota koperasi", pungkas Braman.

BERITA TERKAIT

NRE dan VKTR Sepakat Kembangkan e-MaaS di Indonesia

NERACA Jakarta – Pertamina New & Renewable Energy ("Pertamina NRE"), subholding PT Pertamina (Persero) yang fokus pada pengembangan energi bersih, dan…

Produksi PHE ONWJ Dioptimalkan

NERACA Cirebon – Tim dari Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) melakukan peninjauan proyek Offshore PT Pertamina Hulu Energi…

Investasi dan Ekspor Industri Mamin Semakin Lezat

NERACA Jakarta – Industri makanan dan minuman (mamin) merupakan salah satu sektor strategis dan memiliki peran penting dalam menopang pertumbuhan…

BERITA LAINNYA DI Industri

NRE dan VKTR Sepakat Kembangkan e-MaaS di Indonesia

NERACA Jakarta – Pertamina New & Renewable Energy ("Pertamina NRE"), subholding PT Pertamina (Persero) yang fokus pada pengembangan energi bersih, dan…

Produksi PHE ONWJ Dioptimalkan

NERACA Cirebon – Tim dari Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) melakukan peninjauan proyek Offshore PT Pertamina Hulu Energi…

Investasi dan Ekspor Industri Mamin Semakin Lezat

NERACA Jakarta – Industri makanan dan minuman (mamin) merupakan salah satu sektor strategis dan memiliki peran penting dalam menopang pertumbuhan…