Kemenperin Dorong Pemberdayaan Ekonomi Berbasis Pondok Pesantren

NERACA

Banten - Kementerian Perindustrian (Kemenperin) melalui Direktorat Jenderal Industri Kecil, Menengah dan Aneka terus mencetak wirausaha industri baru dari lingkungan pondok pesantren melalui program Santripreneur. 

Program ini mendorong para santri, khususnya generasi milenial untuk bisa berindustri dan berkreasi dengan berbagai program pelatihan yang mereka dapatkan sekaligus menjadi implementasi dari Peta Jalan Making Indonesia 4.0 dalam pemberdayaan Industri Kecil dan Menengah (IKM)

“Perdana pada tahun ini, Ditjen IKMA melanjutkan program Santripreneur melalui Program Penumbuhan Wirausaha Baru IKM Berbasis Pondok Pesantren dalam bentuk bimbingan teknis serta fasilitasi mesin dan peralatan kepada Pondok Pesantren Madinatunnajah, Pondok Pesantren Al Fathaniyah dan Pondok Pesantren Riyadlul Jannah di Provinsi Banten,” kata Dirjen IKMA Gati Wibawaningsih di Tangerang.

Menurut Gati, pembukaan kegiatan bimbingan teknis dilaksanakan di ICE BSD pada tanggal 18 Februari 2019 yang dihadiri 250 orang peserta yang berasal dari para santri dan pengurus Pondok Pesantren Madinatunnajah, Pondok Pesantren Al Fathaniyah dan Pondok Pesantren Riyadlul Jannah. Acara ini diresmikan langsung oleh Dirjen IKMA Gati Wibawaningsih.

“Ketiga ponpes ini telah mengajukan proposal dan akan diberikan Bimbingan Teknis Wirausaha IKM Pengolahan Roti untuk Ponpes Maditunnajah dan Ponpes Al-Fathaniyah, serta Bimbingan Teknis dan Fasilitasi Mesin/ Peralatan Perbengkelan Roda Dua di Ponpes Riyadlul Jannah Kresek Kabupaten Tangerang,” jelas Gati

Gati menjelaskan, wirausaha memegang peranan penting dalam menyokong pertumbuhan ekonomi nasional, mulai dari menciptakan lapangan kerja baru, meningkatkan pendapatan nasional, menciptakan nilai tambah barang dan jasa, mengurangi kesenjangan ekonomi dan sosial, serta terciptanya masyarakat adil dan makmur. Berdasarkan data Global Entrepreneurship Index 2018, Indonesia saat ini berada di peringkat 94 dalam hal kewirausahaan diantara 137 negara atau di peringkat 16 diantara negara-negara Asia Pasifik.

“Kami terus laksanakan pogram ini untuk mengembangkan pemberdayaan ekonomi berbasis pondok pesantren dan menumbuh kembangkan semangat kewirausahaan di kalangan santri maupun alumni santri,” tambah Gati. 

Adapun selain kegiatan pembukaan Program Penumbuhan Wirausaha Baru IKM Berbasis Pondok Pesantren dalam bentuk bimbingan teknis serta fasilitasi mesin dan peralatan.  rangkaian acara pada kegiatan tersebut adalah Kuliah umum materi Kewirausahaan dan Kredit Usaha Rakyat dari Dinas Perindag Tangerang Selatan dan Bank Jabar Banten.

“lalu ada pula Narasumber dari Amazon Web Service (AWS) dan IdEA yang memberikan wawasan “awareness” tentang cloud computing dan digital marketing yang merupakan bagian dari revolusi industry 4.0 dan sejalan dengan program Kemenperin Making Indonesia 4.0,” jelas Gati.

Di era teknologi Informasi saat ini, Cloud Computing yang merupakan bagian dari revolusi industry 4.0 telah tersedia di sekitar kita, “awareness” kita untuk memanfaatkan berbagai fitur dari cloud computing ini dapat membawa keuntungan tersendiri

Sejak tahun 2013, Ditjen IKMA telah membina sebanyak 46 pondok pesantren dengan lebih dari 8.628 orang santri melalui pelatihan produksi dan motivasi kewirausahaan.

Cakupan ruang lingkup pembinaanya adalah pelatihan produksi dan bantuan mesin/peralatan di bidang: olahan pangan & minuman (roti dan kopi); perbengkelan roda dua; kerajinan boneka dan kain perca; konveksi busana muslim & seragam; daur ulang sampah dan produksi pupuk organik cair.

Gati pun menjelaskan, program Santripreneur sudah berhasil diterapkan dengan baik sampai saat ini oleh Ponpes yang mendapatkan pembinaan dan pelatihan. Contohnya adalah pelatihan produksi alas kaki di Ponpes Sunan Drajat, Kabupaten Lamongan, Jawa Timur pada tahun 2017.

“Di Ponpes itu sudah mampu menghasilkan unit industri alas kaki yang memproduksi lebih dari 4.000 pasang sandal jepit spon per bulan,” ungkap Gati.

Di samping itu, dari pelaksanaan bimbingan teknis perbengkelan roda dua di Ponpes Suryalaya, Tasikmalaya, sudah berhasil membuat alumninya membuka usaha bengkel sendiri.

Kesempatan pada pondok pesantren yang juga ingin mengikuti program Santripreneur untuk mengirimkan Proposal langsung ke Kantor Ditjen IKMA Kementerian Perindustrian atau bisa menghubungi sosial media Ditjen IKMA di @ditjenikma.

Adapun upaya pemberdayaan para santri melalui program santripreneur ini akan mampu meningkatkan produktivitas masyarakat sehingga turut memacu perekonomian nasional.

Sinergi yang dibangun antara Kementerian Perindustrian, Dinas yang membidangi Perindustrian di Provinsi serta Pondok Pesantren dapat meningkatkan jumlah wirausaha industri baru dan berkontribusi mengembangkan pemberdayaan ekonomi berbasis pondok pesantren yang pada akhirnya berdampak positif terhadap ekonomi nasional.

BERITA TERKAIT

NRE dan VKTR Sepakat Kembangkan e-MaaS di Indonesia

NERACA Jakarta – Pertamina New & Renewable Energy ("Pertamina NRE"), subholding PT Pertamina (Persero) yang fokus pada pengembangan energi bersih, dan…

Produksi PHE ONWJ Dioptimalkan

NERACA Cirebon – Tim dari Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) melakukan peninjauan proyek Offshore PT Pertamina Hulu Energi…

Investasi dan Ekspor Industri Mamin Semakin Lezat

NERACA Jakarta – Industri makanan dan minuman (mamin) merupakan salah satu sektor strategis dan memiliki peran penting dalam menopang pertumbuhan…

BERITA LAINNYA DI Industri

NRE dan VKTR Sepakat Kembangkan e-MaaS di Indonesia

NERACA Jakarta – Pertamina New & Renewable Energy ("Pertamina NRE"), subholding PT Pertamina (Persero) yang fokus pada pengembangan energi bersih, dan…

Produksi PHE ONWJ Dioptimalkan

NERACA Cirebon – Tim dari Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) melakukan peninjauan proyek Offshore PT Pertamina Hulu Energi…

Investasi dan Ekspor Industri Mamin Semakin Lezat

NERACA Jakarta – Industri makanan dan minuman (mamin) merupakan salah satu sektor strategis dan memiliki peran penting dalam menopang pertumbuhan…