Kemendag Menggandeng Swasta dan Masyarakat Hadapi Ekonomi Global

NERACA

Jakarta – Kementerian Perdagangan (Kemendag) menggandeng seluruh unsur pemerintah, swasta, dan seluruh lapisan masyarakat Indonesia harus diperkuat dalam menghadapi tantangan ekonomi global di masa mendatang.

"Walaupun ketidakpastian ekonomi global sedang terjadi dan adanya ancaman resesi, kita harus yakin dengan hubungan dan kerja sama seluruh unsur pemerintahan, pihak swasta, dan rakyat Indonesia. Kita harus mampu menghadapi kondisi ini," kata Wakil Menteri Perdagangan Jerry Sambuaga.

 Wamendag menyampaikan, kondisi perekonomian global saat ini sedang menghadapi dua permasalahan di sektor ekonomi khususnya perdagangan.

Pertama, banyak negara yang mengadopsi hambatan perdagangan untuk melindungi industri dalam negerinya. Kedua, berbagai isu perdagangan turut menaikkan tensi secara global sehingga menimbulkan melemahnya nilai perdagangan global.

"Hambatan perdagangan serta perubahan kondisi ekonomi global harus diantisipasi dan dihadapi bersama. Untuk itu diperlukan sinergi dan kerja sama semua pihak, baik pemerintah maupun swasta," tandas Jerry.

Selain itu, Jerry menyampaikan, untuk meningkatkan ekspor, Kemendag sudah melakukan meratifikasi 13 perjanjian dan menyelesaikan 12 perjanjian perdagangan internasional. Selain itu, Kemendag juga terus melakukan kegiatan misi dagang ke negara-negara non-tradisional dan ke beberapa negara ASIA.

Pada 2020, Kemendag menargetkan akan melakukan kegiatan misi dagang ke Pakistan, Vietnam, negara-negara di kawasan EFTA, Eurasia, Ecowas, dan negara-negara teluk, serta Australia, Jepang, Korea Selatan, dan Prancis.

"Kegiatan misi dagang ini tentu dapat melibatkan pelaku bisnis dan Dinas Perdagangan di daerah. Tujuannya untuk memperkenalkan dan memasarkan produk unggulan dan potensial, umkm, serta produk bernilai tambah dan memiliki design dan inovasi dari setiap daerah, seperti Jambi," Jerry.

Tidak hanya itu, sebelumnya Menteri Perdagangan Agus Suparmanto mengakui bahwa pihaknya tengah menggandeng para kepala perwakilan Indonesia di luar negeri sebagai mitra kerja Kementerian Perdagangan untuk melakukan diplomasi ekonomi untuk melakukan diplomasi ekonomi dalam meningkatkan ekspor Indonesia.

Para perwakilan Indonesia tersebut antara lain Duta Besar, Konsulat Jenderal, Atase Perdagangan, Indonesia Trade Promotion Center (ITPC), dan para pejabat fungsional ekonomi. "Kami harap para perwakilan Indonesia di luar negeri semakin aktif memperjuangkan kepentingan perdagangan Indonesia, khususnya dalam meningkatkan ekspor Indonesia ke luar negeri," ujar Agus.

Menurut Agus, peran para kepala perwakilan RI diperlukan terutama untuk menginformasikan kebijakan nontarif (Non Tariff Measures/NTM) dan hambatan nontarif (Non Tariff Barrier/NTB) yang menjadi penghambat masuknya produk Indonesia serta aturan yang dapat diduga melanggar perjanjian WTO di negara akreditasi.

Selain itu, kepala perwakilan RI tersebut juga berperan memantau pemanfaatan skema preferensi yang sudah diimplementasikan, membantu penyelesaian sengketa dagang, menggali dan menyampaikan informasi peluang ekspor barang dan jasa, menarik investasi sektor barang/jasa. Peran lainnya yaitu melakukan pendekatan intensif khususnya kepada sejumlah negara di Afrika dan Timur Tengah agar merespons usulan Indonesia untuk merundingkan perjanjian perdagangan preferensial (Preferential Trade Agreement/PTA).

"Untuk mengoptimalkan ITPC dan Atdag, sesuai arahan Presiden Joko Widodo, Kementerian Perdagangan akan menuntaskan re-orientasi tugas perwakilan perdagangan di wilayah akreditasi. Kami harap upaya ini dapat didukung Kementerian Luar Negeri, kementerian teknis terkait, asosiasi, dan para pelaku ekspor," papar Agus.

Agus menegaskan kembali mandat yang diberikan Presiden Joko Widodo kepada Kementerian Perdagangan yaitu menjaga neraca perdagangan dengan mempercepat penyelesaian perundingan perdagangan, mengendalikan impor secara selektif, dan mengoptimalkan peranan Atdag dan ITPC agar memberikan kontribusi nyata terhadap peningkatan ekspor di wilayah akreditasi.

Selanjutnya, dengan target pertumbuhan ekspor nonmigas di kisaran 11,09 persen, maka strategi peningkatan ekspor nonmigas diarahkan untuk mengamankan-7,75 pasar ekspor utama dan memperluas pasar ekspor baru.

 

 

BERITA TERKAIT

Pelaku Transhipment Dari Kapal Asing Ditangkap - CEGAH ILLEGAL FISHING

NERACA Tual – Kapal Pengawas Orca 06 milik Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) berhasil mengamankan Kapal Pengangkut Ikan asal Indonesia yang…

Puluhan Ton Tuna Loin Beku Rutin Di Ekspor ke Vietnam

NERACA Morotai – Karantina Maluku Utara kembali memfasilitasi ekspor tuna loin beku sebanyak 25 ton tujuan Vietnam melalui Satuan Pelayanan…

Libur Lebaran Dorong Industri Parekraf dan UMKM

NERACA Jakarta – Tingginya pergerakan masyarakat saat momen mudik dan libur lebaran tahun ini memberikan dampak yang besar terhadap industri…

BERITA LAINNYA DI Perdagangan

Pelaku Transhipment Dari Kapal Asing Ditangkap - CEGAH ILLEGAL FISHING

NERACA Tual – Kapal Pengawas Orca 06 milik Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) berhasil mengamankan Kapal Pengangkut Ikan asal Indonesia yang…

Puluhan Ton Tuna Loin Beku Rutin Di Ekspor ke Vietnam

NERACA Morotai – Karantina Maluku Utara kembali memfasilitasi ekspor tuna loin beku sebanyak 25 ton tujuan Vietnam melalui Satuan Pelayanan…

Libur Lebaran Dorong Industri Parekraf dan UMKM

NERACA Jakarta – Tingginya pergerakan masyarakat saat momen mudik dan libur lebaran tahun ini memberikan dampak yang besar terhadap industri…