Marak Terbitkan Obligasi - Pefindo Raih Mandat Obligasi Rp 40,7 Triliun

NERACA

Jakarta –Pasar obligasi dalam negeri di tahun 2020 masih berpiotensi tumbuh, meskipun dihantui sentimen negatif pasar global. Berkah inilah yang dirasakan PT Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo) yang telah mengantongi mandat pemeringkatan dalam rangka penerbitan surat utang korporasi dari Badan Usaha Milik Negara senilai Rp16,32 triliun.

Kepala Divisi Pemeringkatan Lembaga Keuangan Pefindo, Hendro Utomo mengatakan, secara total mandat pemeringkatan penerbitan surat utang korporasi hingga 15 Januari 2020 sebesar Rp40,7 triliun. Adapun dari jenis korporasinya, BUMN bakal menerbitkan surat utang senilai Rp16,32 triliun dan korporasi swasta senilai Rp24,37 triliun.“Secara umum BUMN ingin menggalang dana di tahun ini untuk memenuhi kebutuhan dana secara umum seperti modal kerja,”ujarnya di Jakarta, kemarin.

Disampaikannya, grup BUMN yang diterima memang umumnya menyampaikan tujuan penerbitannya pendanaan umum. Tidak spesifik refinancing atau ekspansi. Umumnya kebutuhan modal kerja operasional. Berdasarkan data Pefindo, mandat baru dan belum tercatat totalnya Rp40,7 triliun. Berdasarkan sektornya, perbankan berada di urutan teratas dengan nilai Rp6,97 triliun. Lalu, disusul jalan tol dengan Rp4,85 triliun.

Sementara itu, berdasarkan jenis surat utangnya, jumlah tertinggi berasal dari medium term notes (MTN) Rp10,22 triliun. Lalu, rencana realisasi penawaran umum berkelanjutan (PUB) sebesar Rp9,7 triliun. Kemudian, terdapat PUB baru Rp7,75 triliun. Kemudian berdasarkan catatakan PT Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI), ada lima obligasi korporasi akan jatuh tempo pada Januari 2020. Total nilai pokok obligasi tersebut mencapai sekitar Rp 2,68 triliun. 

Menurut riset dan informasi pasar Penilai Harga Efek Indonesia (PHEI) alias Indonesia Bond Pricing Agency (IBPA), sejumlah faktor baik dari global maupun domestik, dipercaya bisa memberikan dorongan bagi pergerakan pasar obligasi pemerintah dan korporasi sepanjang tahun ini. Disebutkan, faktor global yang bisa menggerakkan pasar obligasi di antaranya isu seputar perkembangan perang dagang antara Amerika Serikat dengan China, atau AS dengan negara lainnya.

Selain itu, kelanjutan proses Brexit hingga bayang-bayang perlambatan ekonomi global juga bisa menjadi sentimen. Meskipun demikian, faktor fundamental ekonomi domestik yang cukup kuat, serta langkah pre-emptive yang kemungkinan akan terus dilakukan Bank Indonesia, diharapkan mampu menopang perekonomian Indonesia sehingga turut menjadi sentimen positif untuk pasar obligasi dalam negeri.

Kemudian peluang perkembangan pasar surat utang Indonesia juga masih terbuka pada 2020, setelah pemerintah menerbitkan surat berharga negara (SBN) gross Rp903,36 triliun pada 2019. Dari jumlah itu, sebanyak Rp458,27 triliun merupakan net issuance.

BERITA TERKAIT

Metropolitan Land Raih Marketing Sales Rp438 Miliar

NERACA Jakarta – Emiten properti, PT Metropolitan Land Tbk (MTLA) atau Metland membukukan marketing sales hingga kuartal I-2024 sebesar Rp…

Hartadinata Tebar Dividen Final Rp15 Per Saham

Rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST) PT Hartadinata Abadi Tbk. (HRTA) akan memberikan dividen final tahun buku 2023 sebesar Rp15…

Kenaikan BI-Rate Positif Bagi Pasar Modal

NERACA Jakarta  - Ekonom keuangan dan praktisi pasar modal, Hans Kwee menyampaikan kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI) atau BI-Rate…

BERITA LAINNYA DI Bursa Saham

Metropolitan Land Raih Marketing Sales Rp438 Miliar

NERACA Jakarta – Emiten properti, PT Metropolitan Land Tbk (MTLA) atau Metland membukukan marketing sales hingga kuartal I-2024 sebesar Rp…

Hartadinata Tebar Dividen Final Rp15 Per Saham

Rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST) PT Hartadinata Abadi Tbk. (HRTA) akan memberikan dividen final tahun buku 2023 sebesar Rp15…

Kenaikan BI-Rate Positif Bagi Pasar Modal

NERACA Jakarta  - Ekonom keuangan dan praktisi pasar modal, Hans Kwee menyampaikan kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI) atau BI-Rate…