Ayo, Tingkatkan SDM Pariwisata

Perlu pembinaan dan pendampingan BUMDes dan kelompok sadar wisata oleh pemerintah, perguruan tinggi, maupun dunia usaha. Tujuannya agar mereka mampu merancang, mengembangkan, dan mengelola sektor pariwisata di desa. Mereka lebih paham tentang potensi wisata di desa, namun perencanaan yang salah justru dapat berdampak buruk bagi alam dan masyarakatnya.

 

Neraca

 

Pengamat pariwisata dari Universitas Jenderal Soedirman (Unsoed) Chusmeru mengatakan tahun 2020 merupakan momentum yang tepat untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia (SDM) sektor pariwisata. "Infrastruktur jalan, jembatan, pelabuhan dan bandar udara telah mempermudah aksesibilitas wisatawan ke destinasi wisata. Saatnya tahun 2020 ini meningkatkan SDM sektor pariwisata," katanya di Purwokerto.

Dia menjelaskan setelah sukses membangun infrastruktur penunjang pariwisata di tahun 2019, pemerintah diharapkan fokus pada pembenahan sumber daya manusia. "Misalkan, masih terdapat pekerja sektor pariwisata yang belum tersertifikasi, sehingga berpengaruh terhadap kualitas pelayanan kepada wisatawan," katanya.

Selain itu, tambah dia, tahun 2020 juga merupakan momentum yang tepat untuk mengembangkan diversifikasi produk dan atraksi wisata, serta penguatan kelembagaan dalam pengembangan pariwisata. "Diversifikasi produk dan atraksi wisata perlu mendapat perhatian. Objek wisata yang hanya menampilkan spot foto yang instagramabel saja, dikhawatirkan tidak akan dikunjungi wisatawan untuk kedua kalinya, wisatawan cenderung malas untuk berfoto di tempat dan spot yang sama," katanya.

Karena itu, menurut dia, perlu penambahan dan perubahan spot foto serta tambahan atraksi maupun wahana baru di objek wisata tersebut. "Penguatan kelembagaan pariwisata juga diharapkan ditingkatkan di tahun 2020, khususnya di pedesaan, seiring dengan makin bertambahnya daerah yang mengembangkan desa wisata," katanya.

Menurut Chusmeru, perlu pembinaan dan pendampingan BUMDes dan kelompok sadar wisata oleh pemerintah, perguruan tinggi, maupun dunia usaha. "Tujuannya agar mereka mampu merancang, mengembangkan, dan mengelola sektor pariwisata di desa. Mereka lebih paham tentang potensi wisata di desa, namun perencanaan yang salah justru dapat berdampak buruk bagi alam dan masyarakatnya," katanya.

Sementara itu, Chusmeru menambahkan bahwa pembangunan infrastruktur telah memudahkan bahkan memanjakan wisatawan. "Harapannya, hal itu akan didukung oleh SDM, produk wisata, dan kelembagaan yang siap memberi nilai tambah bagi wisatawan," katanya.

Sementara itu, Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) memproyeksi jumlah kunjungan wisatawan mancanegara (wisman) pada 2019 mencapai 16,1 juta hingga 16,3 juta kunjungan, di mana angka ini masih jauh dari target Kementerian Pariwisata sebesar 20 juta kunjungan yang kemudian direvisi menjadi 18 juta kunjungan. “Jumlah kunjungan wisman hingga November 2019 mencapai 14,92 juta kunjungan. Apabila pada Desember 2019 jumlah kunjungannya sama dengan tahun sebelumnya yakni 1,4 juta, maka kunjungan wisman akan mencapai 16,1 juta hingga 16,3 juta,” kata Kepala BPS Suhariyanto di Jakarta.

Pada kesempatan tersebut, Suhariyanto memaparkan jumlah kunjungan wisatawan mancanegara ke Indonesia pada November 2019 mencapai 1,29 juta kunjungan, di mana angka ini mengalami kenaikan 11,55 persen dibandingkan November 2018, namun mengalami penurunan 4,67 persen jika dibandingkan Oktober 2019. "Penurunan yang terjadi dibandingkan Oktober 2019 lebih karena faktor musiman yang juga terjadi di tahun-tahun sebelumnya,” kata Suhariyanto.

Menurut Suhariyanto, kenaikan kunjungan wisman diprediksi akan kembali terjadi pada Desember 2019. Dengan demikian, jumlah kunjungan wisman ke Indonesia mencapai 14,92 juta kunjungan pada Januari-November 2019 atau naik 3,55 persen dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu yang berjumlah 14,40 juta kunjungan.

Menurut dia, kunjungan wisman yang datang ke Indonesia selama 2019 paling banyak berasal dari Malaysia yakni sebanyak 2,83 juta kunjungan, diikuti Tiongkok 1,92 juta kunjungan, Singapura 1,74 juta kunjungan, Australia 1,26 juta kunjungan, dan Timor Leste 1,10 ribu kunjungan.

 

Wisata Aman

 

Dalam kesempatan lain, Pelaksana Tugas Direktur Pemetaan dan Evaluasi Risiko Bencana Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Abdul Muhari mengatakan tujuan-tujuan wisata harus didorong untuk menjadi tempat wisata yang aman dan tangguh bencana. "Setiap tujuan wisata harus bisa mengenali ancaman bencana dan menyiapkan strateginya. Mengenali masalahnya dan mencari solusinya," kata Muhari dalam Rapat Koordinasi Pengurangan Risiko Bencana dan Kesiapsiagaan dalam Pembangunan Kawasan Destinasi Wisata yang diadakan di Graha BNPB, Jakarta.

Muhari mengatakan tujuan wisata yang aman dan tangguh bencana dapat dicapai melalui pencegahan, menghindari, dan pengurangan risiko bencana dengan kesiapsiagaan dan kewaspadaan serta mitigasi.

Menurut Muhari, tujuan wisata yang aman dan tangguh bencana harus memiliki struktur bangunan yang aman, sarana dan prasarana evakuasi yang memadai, memiliki manajemen risiko bencana, melakukan sosialisasi dan edukasi kebencanaan untuk warga dan pengunjung, melakukan simulasi bencana secara rutin, dan memiliki perencanaan untuk mengantisipasi kejadian bencana. "Semua itu hanya bisa dicapai dengan melibatkan banyak pihak. Perlu ada sinergi multipihak," tuturnya.

Muhari mengatakan bencana yang merupakan peristiwa alam kadang tidak bisa diperkirakan. Gunung api yang biasanya memberikan tanda-tanda pun bisa saja langsung meletus. "Selandia Baru yang secara sistem, personel dan perangkat sudah sangat maju dengan prosedur standar operasional yang baik, tetap kecolongan dengan letusan Gunung White Island," katanya.

Karena itu, sebagai penyumbang devisa kedua terbesar, pariwisata Indonesia harus didorong untuk menjadi tujuan wisata yang aman dan tangguh bencana. Setidaknya terdapat lima tujuan pariwisata Indonesia yang paling prioritas, yaitu Danau Toba, Mandalika, Candi Borobudur, Labuan Bajo, dan Likupang. (ant)

 

BERITA TERKAIT

Jurus Jitu Selamatkan UMKM

Jurus Jitu Selamatkan UMKM  Pelaku UMKM sebenarnya tidak membutuhkan subsidi bunga. Yang sangat mendesak diperlukan adalah penguatan modal untuk memulai…

Tegakkan Protokol Kesehatan di Pilkada 2020

Tegakkan Protokol Kesehatan di Pilkada 2020 Dalam konteks masih terjadinya penularan dengan grafik yang masih naik, sejumlah pihak meminta pemerintah…

Jangan Buru-Buru Menutup Wilayah

Jangan Buru-Buru Menutup Wilayah Strategi intervensi berbasis lokal, strategi intervensi untuk pembatasan berskala lokal ini penting sekali untuk dilakukan, baik…

BERITA LAINNYA DI

Jurus Jitu Selamatkan UMKM

Jurus Jitu Selamatkan UMKM  Pelaku UMKM sebenarnya tidak membutuhkan subsidi bunga. Yang sangat mendesak diperlukan adalah penguatan modal untuk memulai…

Tegakkan Protokol Kesehatan di Pilkada 2020

Tegakkan Protokol Kesehatan di Pilkada 2020 Dalam konteks masih terjadinya penularan dengan grafik yang masih naik, sejumlah pihak meminta pemerintah…

Jangan Buru-Buru Menutup Wilayah

Jangan Buru-Buru Menutup Wilayah Strategi intervensi berbasis lokal, strategi intervensi untuk pembatasan berskala lokal ini penting sekali untuk dilakukan, baik…