KKP Menggenjot Devisa melalui Ekspor Benih Lobster

NERACA

Jakarta – Demi menggenjot devisa negara Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) berencana melakukan ekspor benih lobster.

Menteri Kelautan dan Perikanan (MKP) Edhy Prabowo mengakui berencana akan ekspor benih lobster. “Ini kan masih dalam taraf wacana. Dan nanti akan kami putuskan berdasarkan hitungan. Saya sendiri kalau bisa memutuskan sendiri, saya siap kok untuk diekspor,” terang Edhy.

Sebab , Edhy mengakui bahwa dengan mengekspor benih tersebut maka akan meningkatkan pendapatan negara melalui devisa, dan ini juga akan mengerek pendapatan rakyat. "Jadi ini bukan kepentingan pribadi. Devisa negara yang akan muncul, rakyat yang tadinya tergantung bisa hidup lagi," harap Edhy.

Lebih lanjut, menurut Edhy, tidak bisa semuanya ngotot melarang ekspor benih lobster melihat atas dasar lingkungan. Sebab pihaknya pun sadar akan pentingnya merawat dan menjaga lingkungan termasuk kawasan laut dan sekitarnya.

Artinya jika nanti ada masalah kekurangan benih lobster di alam, maka pihaknya akan meajukan bagi pembesar-pembesar lobster untuk wajib restocking, misalnya 5 hingga 10 persen.

"Kita minta 5 persen. Berarti kan sudah ada 4 kali jumlah anakan di alam. Tapi kan ini akan ada perdebatan lagi, makanya saya tidak mau. Ya kalau ujungnya saya ambil risiko saya akan ambil, tak masalah. Intinya saya tak ada niat negatif atau niat pribadi untuk kepentingan ini," terang Edhy.

Sehingga menanggapi tudingan miring dengan adanya ekspor lobster tersebut, menurut Edhy, peluang itu masih didalami dan belum ada keputusan resmi. Lagipula, membuka keran ekspor lobster bukanlah satu-satunya solusi memajukan budidaya hasil laut dan meningkatkan devisa negara.

“Bagaimana mungkin seorang menteri yang pertama merusak lingkungan? Apakah kita akan ekspor? Itu salah satu solusi. Apakah ekspor sudah benar? Itu lagi didalami. Itu belum jadi keputusan,” ucap Edhy.

Tidak hanya itu, Edhy mengatakan peraturan soal benih lobster bukanlah satu-satunya yang harus diadalami. Sebab saat ini ada 29 peraturan lain yang harus dikomunikasikan dengan stakeholder di sektor kelautan dan perikanan.

Apalagi benih lobster, pihaknya juga tidak setuju bila 100 persen benih lobster harus diekspor dan luar negeri menikmati hasilnya. Artinya benih lobster 100 persen dibudidaya di Indonesia.

"Ya memang simulasinya banyak. Apakah ekspor harus 100 persen? Saya juga tidak akan setuju. Kalau nanya sikap saya, saya maunya dibesarkan 100 persen di Indonesia dan itulah kita akan dapat devisa," tutur Edhy.

Sehingga dalam hal ini, Edhy akan meminta semua orang jangan meragukan kapasitas dan kemampuannya sebagai Menteri Kelautan dan Perikanan. Jangan sampai yang mengkritisinya hanya bersembunyi dalam kedok lingkungan.

"Jangan bersembunyi dengan kedok lingkungan. Asal tahu saja, saya pribadi suka sekali menanam pohon. Sudah lebih dari 40.000 jenis pohon di rumah dan rumah dinas saya yang saya tanam dengan tangan saya sendiri,” papar Edhy.

Disisi lain, Edhy mengatakan juga tidak setuju dengan kebijakan penenggelaman kapal yang dilakukan oleh Menteri sebelumnya (Susi Pudjiastuti). Sehingga dalam hal ini pihaknya akan mengedepankan pembinaan nelayan dan budidaya ikan.

“Jadi penenggelaman kapal, tak perlu dilakukan bila pelaku illegal, unreported, and unregulated (IUU) fishing sudah menyerahkan diri kepada pihak berwajib,” terang Edhy.

Lebih lanjut, Edhy mengatakan, penenggelaman kapal akan bergantung pada keputusan pihak pengadilan. Untuk memberikan efek jera kepada pelaku.  Sehingga dalam hal ini, KKP berencana meningkatkan koordinasi dengan Angkatan Laut, polisi, Kejaksaan, Kesatuan Penjagaan Laut dan Pantai (KPLP), Kapolri, hingga polisi air.

Mendengar akan dilakukannya ekspor benih lobster, Ekonom dari Universitas Indonesia, Faisal Basri menyayangkan sikap Menteri tersebut. “Ekspor benih lobster dulu sudah dilarang. Sekarang mau dibuka,” keluh Faisal.

Hal ini lantaran menurut Faisal, ekspor benih lobster akan berpengaruh buruk, baik terhadap iklim dagang maupun lingkungan. Bahkan kebijakan itu bakal memberi celah mafia untuk bergerilya.

Contoh, jika diberi keleluasaan untuk mengirimkan benih lobster ke luar negeri, maka diperkirakan mafia bakal bermunculan untuk meraup keuntungan besar. Sebab, harga beli benih lobster saat ini telah mencapai 5.000 yen per ekor.  "Telur-telur lobster itu rusak. Dia enggak peduli laut kita rusak lagi," pungkas Faisal.

BERITA TERKAIT

Di Pameran Seafood Amerika, Potensi Perdagangan Capai USD58,47 Juta

NERACA Jakarta –Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) berhasil membawa produk perikanan Indonesia bersinar di ajang Seafood Expo North America (SENA)…

Jelang HBKN, Jaga Stabilitas Harga dan Pasokan Bapok

NERACA Jakarta – Kementerian Perdagangan (Kemendag) terus meningkatkan koordinasi dengan instansi terkait dalam  menjaga stabilitas harga dan pasokan barang kebutuhan…

Sistem Keamanan Pangan Segar Daerah Dioptimalkan

NERACA Makassar – Badan Pangan Nasional/National Food Agency (Bapanas/NFA) telah menerbitkan Perbadan Nomor 12 Tahun 2023 tentang Penyelenggaraan Urusan Pemerintahan…

BERITA LAINNYA DI Perdagangan

Di Pameran Seafood Amerika, Potensi Perdagangan Capai USD58,47 Juta

NERACA Jakarta –Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) berhasil membawa produk perikanan Indonesia bersinar di ajang Seafood Expo North America (SENA)…

Jelang HBKN, Jaga Stabilitas Harga dan Pasokan Bapok

NERACA Jakarta – Kementerian Perdagangan (Kemendag) terus meningkatkan koordinasi dengan instansi terkait dalam  menjaga stabilitas harga dan pasokan barang kebutuhan…

Sistem Keamanan Pangan Segar Daerah Dioptimalkan

NERACA Makassar – Badan Pangan Nasional/National Food Agency (Bapanas/NFA) telah menerbitkan Perbadan Nomor 12 Tahun 2023 tentang Penyelenggaraan Urusan Pemerintahan…