Tiga Koperasi Petani Swadaya Wilmar Terima ISPO

NERACA

Malang – Tiga koperasi petani kelapa sawit petani swadaya mitra Wilmar kembali menerima sertifikat Indonesia Sustainable Palm Oil (ISPO). Ketiga koperasi tersebut adalah Koperasi Tinera Jaya di Siak - Riau, KUD Panca Jaya di Rokan Hilir - Riau, dan Koperasi Perkasa Nalo Tantan di Merangin - Jambi.

Ketua Koperasi Tinera Jaya, Suhailis mengatakan, pihaknya memang sudah menantikan penyerahan sertifikat tersebut untuk membuktikan bahwa kelapa sawit yang diproduksi sudah memenuhi standar keberlanjutan. Dengan pendampingan Wilmar, pihaknya mengetahui cara mengelola kebun secara profesional dan sesuai standar berkelanjutan.

“Kami sadar bahwa untuk menjawab kampanye negatif di luar adalah dengan praktik pengelolaan kebun yang berkelanjutan,” ujar Suhailis saat menerima sertifikat ISPO di Malang, Jawa Timur.

Lebih lanjut, menurut Suhailis, proses sertifikasi selama delapan bulan dapat dilalui dengan lancar. Saat ini, Koperasi Tinera Jaya yang beranggotakan 225 petani swadaya mengelola lahan kebun kelapa sawit seluas 611,4 hektare (ha).

Pihaknya berharap, dengan pengelolaan kebun yang lebih baik juga dapat meningkatkan produktivitas sehingga tidak perlu memperluas areal kebun. Produksi rata-rata tandan buah segar (TBS) anggota koperasi saat ini 2 ton per ha per bulan.

Selain program pembinaan dan pendampingan oleh Wilmar, Koperasi Tinera Jaya juga memperoleh pendampingan dari PT Permodalan Siak (Persi), sebagai kepanjangan tangan pemerintah daerah, dalam hal pengelolaan kebun dan bantuan permodalan. 

Dalam kesempatan tersebut, Ketua Koperasi Nalo Tantan Nita Trisnawati menambahkan, pihaknya memperoleh banyak manfaat dari pendampingan karena dapat mengatasi sejumlah kendala yang dihadapi dalam memenuhi persyaratan sertifikasi.

Awalnya memang cukup berat, tetapi dengan pendampingan dari Wilmar, pihaknya mampu menyelesaikan proses sertifikasi yang berlangsung enam bulan. Beranggotakan 70 petani swadaya, Koperasi Nalo Tantan mengelola lahan 376,44 ha di Kabupaten Merangin, Jambi. “Pendampingan sangat penting bagi petani agar dapat memenuhi standar dan mengelola kebun secara profesional,” kata Nita.

Sekretaris KUD Panca Jaya, Irwansyah juga mengatakan, pihaknya telah melaksanakan praktik berkelanjutan sejak awal terbentuknya KUD tersebut, seperti tidak membakar, tidak melakukan deforestasi, dan meracuni ikan. Berdiri pada 1991, KUD Panca Jaya saat ini beranggotakan 226 petani yang mengelola 456 ha kebun sawit.

Anggota KUD tidak menemui kesulitan saat proses sertifikasi yang berlangsung sekitar lima bulan. “Dengan adanya ISPO, kami lebih terorganisir dalam berkebun,” ucap Irwansyah.

Selain petani mitra, PT Siak Prima Sakti, salah satu pabrik kelapa sawit (PKS) non-kebun Wilmar Group juga menerima sertifikat ISPO. PKS tersebut bersama dengan PT PERSI telah membina dan mendampingi pengelolaan kelapa sawit berkelanjutan (integrated sustainable palm oil) bagi para petani swadaya murni (non-plasma) di Kabupaten Siak, Riau.

Direktur Mutu Indonesia Strategis Berkelanjutan Rismansyah Danasaputra menilai, pola kerjasama Wilmar dengan koperasi petani swadaya kelapa sawit sangat tepat. Selain, mendampingi dalam mengelola kebun, perusahaan agribisnis tersebut juga menjalin kemitraan yang saling menguntungkan dengan petani dalam upaya menjaga pasokan ke pabrik kelapa sawit (PKS)-nya. Wilmar juga bekerjasama dengan pemerintah daerah agar ada kepastian hukum.

Sementara itu, Kepala Sekretariat ISPO, Aziz Hidayat menguraikan bahwa berdasarkan data terakhir per tanggal 9 Desember 2019 ini dari Laporan Penilaian Akhir (LPA) sebanyak 62 Pelaku Usaha Perkebunan Sawit, telah diputuskan sebanyak 55 Pelaku Usaha yang mendapat pengakuan Sertifikat ISPO.

Dari angka tersebut, diantaranya 4 Koperasi Pekebun Swadaya dengan luas areal 264.785 hektar, dengan tanaman menghasilkan seluas 217.530 hektar, dengan produksi TBS sebanyak 3.615.713 ton/tahun dan produksi CPO sebanyak 742.783 ton per tahun.

“Artinya, sampai ini sertifikat ISPO yang terbit adalah 621 dengan 607 perusahaan,10 Koperasi Swadaya,dan 4 KUD Plasma dengan luas total areal 5.450.329 hektar, dimana tanaman menghasilkan seluas 3.178.823 hektar, dan total produksi tandan buah segar (TBS) 60.266.557 ton/tahun dan CPO 13.003.424 ton/tahun. Produktivitas 18,96 ton/hektar dan rendemen rata-rata 24,45 %,” pungkas Aziz

BERITA TERKAIT

Tingkatkan Ekspor, 12 Industri Alsintan Diboyong ke Maroko

NERACA Meknes – Kementerian Perindustrian memfasilitasi sebanyak 12 industri alat dan mesin pertanian (alsintan) dalam negeri untuk ikut berpartisipasi pada ajang bergengsi Salon International de l'Agriculture…

Hadirkan Profesi Dunia Penerbangan - Traveloka Resmikan Flight Academy di KidZania Jakarta

Perkaya pengalaman inventori aktivitas wisata dan juga edukasi, Traveloka sebagai platform travel terdepan se-Asia Tenggar hadirkan wahana bermain edukatif di…

HBA dan HMA April 2024 Telah Ditetapkan

NERACA Jakarta – Pemerintah melalui Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) telah resmi menetapkan Harga Batubara Acuan (HBA) untuk…

BERITA LAINNYA DI Industri

Tingkatkan Ekspor, 12 Industri Alsintan Diboyong ke Maroko

NERACA Meknes – Kementerian Perindustrian memfasilitasi sebanyak 12 industri alat dan mesin pertanian (alsintan) dalam negeri untuk ikut berpartisipasi pada ajang bergengsi Salon International de l'Agriculture…

Hadirkan Profesi Dunia Penerbangan - Traveloka Resmikan Flight Academy di KidZania Jakarta

Perkaya pengalaman inventori aktivitas wisata dan juga edukasi, Traveloka sebagai platform travel terdepan se-Asia Tenggar hadirkan wahana bermain edukatif di…

HBA dan HMA April 2024 Telah Ditetapkan

NERACA Jakarta – Pemerintah melalui Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) telah resmi menetapkan Harga Batubara Acuan (HBA) untuk…