KKP Siap Mendorong Pembudidaya melalui KUR

NERACA

Jakarta – Komitmen Kementerian Kelautan dan Perikanan dalam mendorong pembudidaya ikan tidaklah main-main. Hal ini dibuktikan dengan mendorong para pelaku budidaya melalui kredit usaha rakyat (KUR).

Menteri Kelautan dan Perikanan, Edhy Prabowo meminta pembudidaya perikanan di berbagai daerah tidak ragu mengambil kredit usaha rakyat (KUR) guna mengembangkan usahanya. Apalagi, saat ini bunga KUR sudah lebih rendah dari sebelumnya.

"Sekarang, bunga KUR sudah diturunkan Pak Presiden Jokowi dari 7 persen jadi 6 persen. Jumlahnya (plafonnya naik) dari Rp25 juta ke Rp50 juta. Rp50 juta itu tanpa agunan. Jadi, KUR ini peluangnya mudah. Makanya, kelompok budi daya tidak usah ragu," kata Edhy mengutip Antara.

Lebih lanjut menurut Edhy, untuk membantu masyarakat, dia mendorong dinas kelautan dan perikanan di berbagai daerah memberikan pendampingan pada para pelaku usaha dalam melengkapi syarat permohonan KUR.

Sebelumnya, Kementerian Kelautan dan Perikanan menggaet Bank BRI untuk mendorong penyaluran KUR di sektor kelautan dan perikanan nasional seperti pembudidaya, nelayan, serta pengolahan.

Menteri Edhy telah menerima audiensi Wakil Direktur Utama PT Bank Rakyat Indonesia (BRI) Catur Budi Harto beserta jajarannya di Kantor KKP, beberapa waktu lalu.

Dalam pertemuan itu, Edhy juga berharap BRI menyediakan pembiayaan gudang pendingin (cold storage) yang selama ini masih kurang ketersediaan karena keterbatasan modal.

“Jadi kita meminta BRI menyalurkan KUR untuk keluarga nelayan misalnya untuk membangun warung makan.Dengan begitu, keluarga nelayan dapat mendapatkan penghasilan tambahan dari hasil tangkapan ikannya,” harap Edhy..

Disisi lain, Edhy mengakui, dengan mendorong produksi ikan melalui para pelaku pembudidaya diharapkan bisa ikut mendorong ekspor.

Berdasarkan catatan KKP volume komoditi perikanan yang diekspor hari ini mencapai 20.151 ton (34,7 persen hasil budidaya dan 65,3 persen hasil tangkap) dengan nilai USD 137,6 juta atau setara Rp 1,79 triliun.

“Hasil perikanan tersebut berasal dari 238 UPI sejumlah 1.004 unit kontainer,” kata Edhy.

Lebih lanjut, menurut Edhy, ekspor raya kali akan dikirim ke 43 negara dengan jenis komoditi rumput laut, tuna, tongkol, cakalang, rajungan, cumi, ikan terbang, surimi, kerang, kepiting, bawal, sidat, bekicot, paha kodok, kakap, kerapu, nila dan udang.

Secara lengkap, data ekspor di masing-masing pelabuhan oleh 8 UPT, yaitu BKIPM Semarang - pelabuhan Tanjung Mas, BKIPM Jakarta II – Pelabuhan Tanjung Priok, BKIPM Medan II – Pelabuhan Belawan, BKIPM Manado – Pelabuhan Bitung, BKIPM Bima - Pelabuhan Bima, Makassar - Pelabuhan Soekarno Hatta,  BKIPM Banjarmasin - Pelabuhan Tri Sakti dan BKIPM Ambon - Pelabuhan Ambon.

Sementara itu, dari Pelabuhan Teluk Lamong dilepas 4 kontainer komoditi perikanan yang akan dikirim ke 37 negara tujuan. Sebagai informasi, Pelabuhan Teluk Lamong merupakan pelabuhan pertama di Indonesia yang berkonsep green and smart port.

Pelabuhan ini memiliki sistem operasional yang berbasis Information, Communication, and Technology (ICT) dengan peralatan berbasis otomasi. Dengan infrastruktur modern, kapasitas yang besar, serta sistem operasional berbasis digital, pelabuhan ini diharapkan dapat memberikan kemudahan dan percepatan dalam pelayanan.

"Geliat industrialisasi sektor perikanan ini memang perlu didorong mengingat sektor perikanan berkontribusi besar terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) Nasional," jelas Edhy.

Sementara itu, Wakil Direktur Utama BRI Catur menyambut positif berbagai penjelasan yang disampaikan oleh Edhy dan jajarannya. Sektor kelautan dan perikanan memiliki potensi yang besar dan menarik.

Selain itu, penyaluran kredit kecil dan mikro juga sejalan dengan misi yang dimiliki oleh BRI. “BRI memang didesain khusus untuk menangani kredit kecil dan mikro karena kami memiliki jaringan cabang dan unit hampir 10.000. Kami juga terhubung dengan teras-teras yang bekerja sama dengan warung-warung itu ada hampir 400.000. Ini semua siap untuk bekerja sama dengan KKP,” ujar Catur.

Artinya menurut Catur, tim BRI akan menindaklanjuti pertemuan dengan pihak KKP agar konsep bisnis penyaluran KUR dapat digarap dengan cepat guna mengoptimalkan pembangunan industri kelautan dan perikanan ke depan.

 

BERITA TERKAIT

Konflik Iran dan Israel Harus Diwaspadai Bagi Pelaku Industri

NERACA Jakarta – Kementerian Perindustrian (Kemenperin) terus memantau situasi geopolitik dunia yang tengah bergejolak. Saat ini situasi Timur Tengah semakin…

Soal Bisnis dengan Israel - Lembaga Konsumen Muslim Desak Danone Jujur

Yayasan Konsumen Muslim Indonesia, lembaga perlindungan konsumen Muslim berbasis Jakarta, kembali menyuarakan desakan boikot dan divestasi saham Danone, raksasa bisnis…

Tiga Asosiasi Hilir Sawit dan Forwatan Berbagi Kebaikan

NERACA Jakarta – Kegiatan promosi sawit dan bakti sosial diselenggarakan Forum Wartawan Pertanian (Forwatan) bersama tiga asosiasi hilir sawit yaitu…

BERITA LAINNYA DI Industri

Konflik Iran dan Israel Harus Diwaspadai Bagi Pelaku Industri

NERACA Jakarta – Kementerian Perindustrian (Kemenperin) terus memantau situasi geopolitik dunia yang tengah bergejolak. Saat ini situasi Timur Tengah semakin…

Soal Bisnis dengan Israel - Lembaga Konsumen Muslim Desak Danone Jujur

Yayasan Konsumen Muslim Indonesia, lembaga perlindungan konsumen Muslim berbasis Jakarta, kembali menyuarakan desakan boikot dan divestasi saham Danone, raksasa bisnis…

Tiga Asosiasi Hilir Sawit dan Forwatan Berbagi Kebaikan

NERACA Jakarta – Kegiatan promosi sawit dan bakti sosial diselenggarakan Forum Wartawan Pertanian (Forwatan) bersama tiga asosiasi hilir sawit yaitu…