Menperin Menggandeng Produsen Kendaraan Listrik Membuka Pabrik di Indonesia

Neraca

Jakarta – Suka tidak suka harus diakui bahwa industri otomotif terus berkembang. Atas dasar itulah Menteri Perindustrian (Menperin) Agus Gumiwang Kartasasmita menggandeng produsen kendaraan listrik  agar membuka pabrik atau berproduksi di Indonesia. Sehingga dalam hal ini pemerintah mentargetkan sekitar 20 persen dari total produksi nasional atau sebanyak 2 juta unit pada tahun 2025 adalah sepeda motor listrik. 

Dari jumlah tersebut, diharapkan terjadi peningkatan hingga tahun 2029. Harapannya pada 2030 Indonesia diproyeksikan menjadi pusat kendaraan listrik di kawasan ASEAN.

“Jadi kami mengajak para produsen otomotif agar membuka kegiatan produksi di Indonesia. Pemerintah yakin bahwa Indonesia memiliki banyak keunggulan pada sektor otomotif, sehingga target pada tahun 2030 tersebut, bukan hal yang mustahil untuk dicapai,” terang Agus. 

Disisi lain, menurut Agus industri sepeda motor nasional di Indonesia juga berkembang dengan baik dan memberikan kontribusi yang cukup besar bagi perekonomian nasional melalui peningkatan ekspor, investasi dan penyerapan tenaga kerja. 

Terbukti, berdasarkan catatan peta jalan Making Indonesia 4.0, industri otomotif merupkakan salah satu sektor manufaktur yang mendapat prioritas pengembangan dalam kesiapan memasuki era industri 4.0.

Melihat hal tersebut, pemerintah Indonesia menargetkan produksi sepeda motor akan tumbuh sampai 10 juta unit pada tahun 2025, dengan target ekspor satu juta unit kendaraan per tahun di tahun 2025.

Bahkan harus diakui jika melihat dari sisi produksi dan penjualan sepeda motor nasional sejak tahun 2010 sampai 2018 telah mencapai rata-ata di atas 6,5 juta unit per tahun. Hal ini membawa dampak positif karena banyak industri komponen lokal yang turut tumbuh sejalan dengan peningkatan produksi tersebut.

“Maka jika melihat catatan, produksi sepeda motor periode Januari-Oktober 2019, mencapai 6,2 juta unit, di mana penjualan domestik sebesar 5,5 juta unit dan ekspor sebesar 682 ribu unit,” papar Agus.

Adapun negara utama tujuan ekspor sepeda motor dari Indonesia, menurut Agus, yaitu Filipina, Thailand, Bangladesh, Kamboja, Malaysia, Vietnam, Jepang, Eropa Barat dan Amerika Latin.

Tapi, diberharapkan dengan pertumbuhan motor dan target penggunaan kendaraan listrik di Indonesia, dapat menarik masyarakat untuk mulai menggunakan kendaraan listrik dalam waktu dekat.

Harapannya masyarakat akan semakin banyak menggunakan kendaraan listrik, baik roda empat atau dua.” Ini karena kendaraan listrik selain ramah lingkungan, juga akan menekan defisit neraca perdagangan dimana komponen impor migas sangat membebani neraca perdagangan," ucap Agus.

Adapun industri dalam negeri yang sudah memproduksi motor listri yaitu Astra Honda Motor (AHM) dengan merk PCX Electric dan PCX Hybrid, “Saat ini kami sudah memproduksi motor listrik Honda PCX Electric di pabrik PT Astra Honda Motor yang berlokasi di Sunter. Motor ini tahap awal kami sewakan ke korporasi. Beberapa company sudah sempa dipakai seperti Gojek dan Grab,” terang General Manager Corporate Comunications PT Astra Honda Motor Ahmad Muhibuddin.

Lebih lanjut, menurut Ahmad keduanya adalah motor ramah lingkungan dan berteknologi tinggi. Sebab Honda PCX Hybrid tergolong skutik premium karena harganya relatif mahal lantaran motor listrik ini memiliki dua sumber tenaga, yakni internal combustion engine 150cc dan mesin listrik.

Sementara itu, Wakil Ketua Umum Kadin Indonesia Johnny Darmawan mengakui bahwa kedaraan bermotor roda dua berbasis listrik jauh lebih siap dikembangkan di Indonesia.

“Sepeda motor listrik itu teknologinya sudah banyak. Kenapa tidak dicoba itu dulu?"  Tanya Jhony.

Sebab, Jhony optimis jika pemerintah serius dalam memfasilitasi pengadaan motor listrik maka produksi sepeda motor untuk 5 tahun ke depan bisa mencapai 4 juta unit serta menggantikan posisi sepeda motor konvensional.

Namun, harga baterai bagi kendaraan bermotor listrik roda empat yang masih terlalu tinggi. Sehingga jika penggunaan motor listrik berkembang maka diharapkan bisa menekan harga baterai.

“Maka dengan banyaknya penggunaan sepeda motor listrik, penjualan baterai listrik pun akan terangkat, dengan begitu modal akan berputar dan biaya produksi baterai jadi lebih murah,” harap Jhony.  

BERITA TERKAIT

NRE dan VKTR Sepakat Kembangkan e-MaaS di Indonesia

NERACA Jakarta – Pertamina New & Renewable Energy ("Pertamina NRE"), subholding PT Pertamina (Persero) yang fokus pada pengembangan energi bersih, dan…

Produksi PHE ONWJ Dioptimalkan

NERACA Cirebon – Tim dari Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) melakukan peninjauan proyek Offshore PT Pertamina Hulu Energi…

Investasi dan Ekspor Industri Mamin Semakin Lezat

NERACA Jakarta – Industri makanan dan minuman (mamin) merupakan salah satu sektor strategis dan memiliki peran penting dalam menopang pertumbuhan…

BERITA LAINNYA DI Industri

NRE dan VKTR Sepakat Kembangkan e-MaaS di Indonesia

NERACA Jakarta – Pertamina New & Renewable Energy ("Pertamina NRE"), subholding PT Pertamina (Persero) yang fokus pada pengembangan energi bersih, dan…

Produksi PHE ONWJ Dioptimalkan

NERACA Cirebon – Tim dari Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) melakukan peninjauan proyek Offshore PT Pertamina Hulu Energi…

Investasi dan Ekspor Industri Mamin Semakin Lezat

NERACA Jakarta – Industri makanan dan minuman (mamin) merupakan salah satu sektor strategis dan memiliki peran penting dalam menopang pertumbuhan…