Laba Bersih Sidomulyo Selaras Turun 29,8%

NERACA

Jakarta – Perusahaan jasa angkutan kimia, PT Sidomulyo Selaras Tbk (SDMU) mencatat laba bersih di  kuartal tiga tahun 2019 yang diatribusikan ke pemilik entitas induk sebesar Rp15,3 miliar. Laba tersebut turun 29,8% dibandingkan priode yang sama tahun lalu sebesar Rp21,8 miliar. Informasi tersebut disampaikan perseroan dalam siaran persnya di Jakarta, kemarin.

Perseroan menjelaskan, penurunan laba tersebut dikarenakan beban pokok perseroan tercatat naik sebesar Rp71,15 miliar dari sebelumnya yang tercatat sebesar Rp62,8 miliar. Di sisi lain, beban usaha perseroan tercatat menurun tipis menjadi Rp27,9 miliar dari sebelumnya yang tercatat sebesar Rp27,8 miliar dan beban keuangan turun menjadi Rp300,4 juta dari sebelumnya yang tercatat sebesar Rp2,77 miliar.

Sedangkan pendapatan bersih perseroan hingga periode 30 September 2019, tercatat sebesar Rp84 miliar atau naik dibandingkan pendapatan bersih sebelumnya yang tercatat sebesar Rp71,09 miliar di periode sama tahun sebelumnya. Selain itu, laba kotor tercatat naik menjadi Rp12,8 miliar dari sebelumnya yang tercatat sebesar Rp8,25 miliar, sehingga laba sebelum manfaat pajak turun menjadi Rp15,9 miliar dari sebelumnya yang tercatat sebesar Rp21,27 miliar, demikian juga laba bersih tahun berjalan yang tercatat sebesar Rp15,9 miliar dari sebelumnya yang mencatat laba bersih sebesar Rp21,27 miliar.

Adapun total aset perseroan hingga periode 30 September 2019 turun menjadi Rp343,07 miliar dari sebelumnya yang tercatat sebesar Rp362,36 miliar per periode 31 Desember 2018. Asal tahu saja, perseroan sebelumnya sempat sesumbar berencana mencari pendanaan di pasar modal lewat aksi korporasi penerbitan saham terbatas atau rights issue. Nantinya dana hasil rights issue tersebut akan digunakan untuk melunasi utang.

Erwin Hardiyanto, Direktur Keuangan SDMU pernah bilang, perseroan membidik dana rights issue sebesar Rp 150 miliar. Disampaikannya, selain mayoritas dana hasil rights issue untuk membayar utang, perseroan juga akan mengalokasikan dana hasil aksi korporasi tersebut untuk peremajaan armada. Disebutkan, perseroan mengalokasikan anggaran sebesar Rp 20 miliar untuk peremajaan armada.

Saat ini, perseroan memiliki 320 unit armada. Dimana dari anggaran yang dialokasikan sebesar Rp 20 miliar, hanya 15 unit yang diremajakan. Kata Erwin, saat ini utilisasi armada perseroan sudah mencapai 75% dan untuk saat ini belum ada rencana untuk melakukan penambahan armada baru lagi karena saat ini kapasitas yang ada masih mencukupi.”Armada belum ada penambahan, fokus kami pada peremajaan dulu,”tegasnya.

Menurutnya, peremajaan armada merupakan salah satu strategi perseroan untuk menekan angka kerugian yang dicatatkan perseroan selama dua tahun berturut-turut. Selain peremajaan armada, manajemen juga mengajukan tambahan kuota impor ban truk untuk penghematan biaya perawatan. Dengan melakukan impor ban dengan volume lebih besar bisa memberikan keuntungan bagi perusahaan dari sisi biaya.

 

BERITA TERKAIT

Sentimen Bursa Asia Bawa IHSG Ke Zona Hijau

NERACA Jakarta – Mengakhiri perdagangan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI), Kamis (18/4) sore, indeks harga saham gabungan (IHSG) ditutup…

Anggarkan Capex Rp84 Miliar - MCAS Pacu Pertumbuhan Kendaraan Listrik

NERACA Jakarta – Kejar pertumbuhan bisnisnya, PT M Cash Integrasi Tbk (MCAS) akan memperkuat pasar kendaraan listrik (electric vehicle/EV), bisnis…

Sektor Perbankan Dominasi Pasar Penerbitan Obligasi

NERACA Jakarta -Industri keuangan, seperti sektor perbankan masih akan mendominasi pasar penerbitan obligasi korporasi tahun ini. Hal tersebut disampaikan Kepala…

BERITA LAINNYA DI Bursa Saham

Sentimen Bursa Asia Bawa IHSG Ke Zona Hijau

NERACA Jakarta – Mengakhiri perdagangan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI), Kamis (18/4) sore, indeks harga saham gabungan (IHSG) ditutup…

Anggarkan Capex Rp84 Miliar - MCAS Pacu Pertumbuhan Kendaraan Listrik

NERACA Jakarta – Kejar pertumbuhan bisnisnya, PT M Cash Integrasi Tbk (MCAS) akan memperkuat pasar kendaraan listrik (electric vehicle/EV), bisnis…

Sektor Perbankan Dominasi Pasar Penerbitan Obligasi

NERACA Jakarta -Industri keuangan, seperti sektor perbankan masih akan mendominasi pasar penerbitan obligasi korporasi tahun ini. Hal tersebut disampaikan Kepala…