PPI Dunia Bentuk Satgas Penipuan Agen Pendidikan

PPI Dunia Bentuk Satgas Penipuan Agen Pendidikan  

NERACA

Jakarta - Perhimpunan Pelajar Indonesia (PPI) seluruh dunia membentuk satuan tugas (Satgas) penipuan agen pendidikan untuk mencegah terjadinya kasus penipuan yang menimpa pelajar Indonesia di luar negeri.

"Kami sudah bentuk satgas penipuan agen, ini tujuannya untuk mencegah terjadinya penipuan yang menimpa pelajar Indonesia, terutama di negara-negara yang tidak berbahasa pengantar bahasa Inggris," ujar Koordinator PPI Se-Dunia Periode 2019-2020 Fadlan Muzakki, saat peluncuran situs ppi.id di Jakarta, Senin (4/11).

Sedangkan untuk mahasiswa yang sudah telanjur di negara tersebut, satgas tersebut membantu agar para pelajar mendapatkan haknya sebagaimana mestinya.

Kasus seperti itu, kata dia, kerap terjadi di Taiwan dan Tiongkok. Calon mahasiswa yang berasal dari daerah diiming-imingi beasiswa, namun pada kenyataannya calon mahasiswa tersebut harus bekerja pada Senin hingga Jumat. Baru pada Sabtu dan Minggu, digunakan waktu untuk belajar."Gaji yang mereka dapat dari kerja Senin hingga Jumat itu digunakan untuk membayar uang kuliah dan makan mereka," ujar dia.

Sebagian besar mahasiswa Indonesia yang tertipu tersebut, kata Fadlan, tidak bisa berbahasa Mandarin dan juga tidak dibekali dengan kemampuan bahasa. Pada awal kedatangan, mereka harus menandatangani kontrak tanpa tahu isi dari kontrak tersebut."Kami coba bantu dan dibimbing agar mendapatkan beasiswa yang benar," kata dia.

Fadlan menjelaskan di negara lain juga kerap terjadi penipuan yang menimpa pelajar asal Indonesia, contohnya diiming-imingi beasiswa, padahal begitu sampai harus membayar berbagai macam biaya yang cukup besar.

Ke depan, pihaknya akan berupaya melakukan verifikasi agen pendidikan kuliah di luar negeri. Dengan demikian, diharapkan pelajar asal Indonesia bisa melanjutkan pendidikan di luar negeri dengan baik.

PPI meluncurkan situs baru dengan alamat ppi.id untuk menggantikan situs sebelumnya yaitu ppidunia.org. Situs itu merupakan hasil kerja sama PPI dengan dengan Pengelola Nama Domain Internet Indonesia (PANDI).

“Kami memilih .id sebagai alamat website karena kami adalah bagian dari warga negara Indonesia. Disamping itu kami ingin masyarakat Indonesia mendapat informasi yang benar dan valid terkait info beasiswa di luar negeri, karena ada banyak penipuan beasiswa ke luar negeri yang mengatasnamakan PPI,” ujar Fadlan.

Lebih lanjut Fadlan menambahkan bahwa perubahan alamat situs ini sekaligus bertujuan untuk merapikan alamat situs PPI tiap negara yang selama ini tidak tertata dengan rapi, sehingga dapat terkoneksi dengan kawan PPI lain di tiap negara di seluruh dunia.

“Sebagai tambahan informasi, semua alamat situs PPI tiap negara yang sah terdaftar adalah yang berakhiran ppi.id, misal untuk Italia adalah it.ppi.id, belgia.ppi.id untuk Belgia dan lain sebagainya. Jadi jika mendapat informasi dari website PPI dengan format yang lain, mohon diinfokan dahulu ke website ppi.id”, kata Fadlan.

Situs ppi.id kini bisa terintegrasi dengan website PPI di setiap negara, fokus kegiatannya dengan memberikan informasi dasar seputar info beasiswa, tips mendapatkan beasiswa, informasi gaya hidup dan sharing pengalaman hidup dari berbagai sudut pandang di setiap negara.

Perwakilan dari PANDI, Gunawan Tyas Jatmiko, mengatakan bahwa perlu adanya dukungan dari kawan-kawan PPI agar bisa menunjukan identitas negara Indonesia.

Gunawan berharap PPI dapat menggaungkan Indonesia secara luas ke seluruh dunia, dengan dukungan yang PANDI berikan melalui situs, semua dapat tersambung melalui internet. Selain situs, PANDI juga menyiapkan Virtual Private Server (VPS) untuk media penyimpanan informasi bagi anggota PPI di seluruh dunia. Ant

 

 

BERITA TERKAIT

Kejagung-Kementerian BUMN Rapatkan Pengelolaan "Smelter" Timah Sitaan

NERACA Pangkalpinang - Kejagung bersama Kementerian BUMN akan segera merapatkan pengelolaan aset pada lima smelter (peleburan) timah yang disita penyidik…

KPPU Kanwil I: Harga Beras Berpotensi Bentuk Keseimbangan Baru

NERACA Medan - Kepala Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU) Kanwil I Ridho Pamungkas menyatakan harga beras berpotensi membentuk keseimbangan baru.…

DJKI Kembalikan 1.668 Kerat Gelas Bukti Sengketa Kekayaan Intelektual

NERACA Jakarta - Direktorat Jenderal Kekayaan Intelektual (DJKI) Kementerian Hukum dan HAM mengembalikan barang bukti sengketa kekayaan intelektual berupa 1.668…

BERITA LAINNYA DI Hukum Bisnis

Kejagung-Kementerian BUMN Rapatkan Pengelolaan "Smelter" Timah Sitaan

NERACA Pangkalpinang - Kejagung bersama Kementerian BUMN akan segera merapatkan pengelolaan aset pada lima smelter (peleburan) timah yang disita penyidik…

KPPU Kanwil I: Harga Beras Berpotensi Bentuk Keseimbangan Baru

NERACA Medan - Kepala Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU) Kanwil I Ridho Pamungkas menyatakan harga beras berpotensi membentuk keseimbangan baru.…

DJKI Kembalikan 1.668 Kerat Gelas Bukti Sengketa Kekayaan Intelektual

NERACA Jakarta - Direktorat Jenderal Kekayaan Intelektual (DJKI) Kementerian Hukum dan HAM mengembalikan barang bukti sengketa kekayaan intelektual berupa 1.668…