Cyber Security Indonesia (CSI) 2019, Waktunya Perkuat Kemanan Siber

 

 

NERACA

 

Jakarta - Serangan siber semakin masif dan gencar dilakukan ke Indonesia. Berdasarkan data dari Kaspersky, setidaknya ada 105 juta serangan siber yang terdeteksi di perangkat berbasis internet of things di semester pertama 2019. Serangan yang berasal dari 276 ribu alamat Internet Protocol (IP) tersebut sembilan kali lebih banyak dibandingkan dengan yang ditemukan pada paruh pertama 2018. Adapun, pada paruh 2018 jumlah serangan yang terdeteksi hanya 12 juta yang berasal dari 69 ribu alamat IP.

 

Serangan siber yang semakin gencar itu diakui oleh Kepala Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN) Hinsa Siburian. Maka dari itu, pihaknya melaksanakan tugas keamanan siber sesuai dengan UUD 45 bahwa negara hadir untuk melindungi segenap bangsanya. "Kalau serangan dari udara, laut dan darat masih ada TNI, kalau dari ancaman siber maka ada BSSN yang akan melindunginya,” kata Hinsa dalam pameran Cyber Security Indonesia (CSI) dan Indonesia Fintech Show 2019 di Jakarta, Rabu (6/11).

 

Meski serangan siber semakin masif, akan tetapi Hinsa mengklaim bahwa peringkat Cyber Global Index (CGI) Indonesia mengalami kenaikan dari posisi ke 70 di 2017 menjadi peringkat ke 41 pada 2018 dari 194 negara. “Peringkat dari CGI ini telah diakui dan menjadi rujukan negara terkait komitmen untuk menjaga keamanan siber,” jelasnya.

 

Untuk lebih memperkuat sektor keamanan siber dari para peretas, maka Tarsus Indonesia bekerjasama dengan Asosiasi Telekomunikasi Seluler Indonesia (ATSI) dan didukung penuh oleh Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN), Kementerian Koordinator Bidang Politik, Hukum dan Keamanan Republik Indonesia (Menkopolhukam), Kementerian Pertahanan Republik Indonesia (Kemenhan), dan Badan Reserse Kriminal Kepolisian Negara Republik Indonesia (Bareskrim Polri) membuat pameran dan pameran Cyber Security Indonesia (CSI) 2019 dan digelar secara bersamaan Indonesia Fintech Show (IFS) 2019.

 

Acara ini berlangsung selama 3 hari mulai tanggal 6 hingga 8 November 2019 di Jakarta Convention Center. Pameran CSI dan IFS 2019 ini menghadirkan lebih dari 100 perusahaan dalam dan luar negeri yang bergerak di bidang industri keamanan siber dan finansial teknologi. Diikuti oleh 8 Negara yaitu Indonesia, Singapore, Polandia, Hungaria, Amerika, Russia, Inggris dan Korea. Acara ini menampilkan beragam perkembangan industri dan teknologi terkini dari keamanan siber dan Fintech, sehingga diharapkan mampu menjadi solusi tepat bagi para pelaku usaha untuk mendapatkan segala kebutuhan keamanan siber dan jasa layanan keuangan berbasis teknologi.

 

Product Director Tarsus Indonesia, Niekke W Budiman mengatakan bahwa perkembangan teknologi sangatlah pesat dan tanpa batas dari waktu ke waktu diseluruh dunia, hal ini mendorong untuk menggunakan teknologi sebagai pendukung beragam kegiatan sehari hari. “Penggunaan sumber data dan informasi menjadi instrument penting sehingga keamanan siber menjadi sangat diperlukan. Melalui acara ini kami ingin menghadirkan satu media komunikasi yang dapat mempertemukan seluruh pemangku kepentingan baik pemerintah selaku regulator, maupun pelaku usaha sebagai penyedia solusi keamanan cyber dan jasa keuangan berbasis teknologi untuk bersama sama bertukar informasi mengenai teknologi, inovasi terbaru, membangun jaringan bisnis dan membahas perkembangan industri keamanan siber serta finansial teknologi guna menjawab segala tantangan dimasa depan,” jelasnya.

 

“Melalui tema menarik yang dibahas di kegiatan konferensi, kami yakin acara ini akan sangat bermanfaat bagi seluruh pengunjung serta pelaku usaha guna menambah pengetahuan dan wawasan mengenai keamanan siber dan finansial teknologi yang berkembang di Indonesia. Sehingga kami optimis acara ini akan mampu menarik lebih dari 5.000 pengunjung maupun peserta conference yang berasal dari masyarakat luas dan pelaku usaha,” tambah Niekke.

 

Wakil Ketua Umum Asosiasi Telekomunikasi Seluruh Indonesia (ATSI) Mirza Fachys mengatakan bahwa Indonesia merupakan salah satu target utama serangan siber, oleh karena itu melalui acara ini pihaknya berharap dapat mempersembahkan platform yang tepat bagi para pemangku kepentingan baik pemeritah maupun pelaku usaha untuk bersama sama menjawab masalah terpenting dengan prioritas regulasi dalam menjaga integritas keamanan data dan informasi di tanah air serta membuka wawasan akan pentingnya manajemen keamanan siber.

 

 

BERITA TERKAIT

Pemerintah Pastikan Defisit APBN Dikelola dengan Baik

  NERACA Jakarta – Kementerian Keuangan (Kemenkeu) memastikan defisit Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) masih terkelola dengan baik. “(Defisit)…

Kemenkeu : Fiskal dan Moneter Terus Bersinergi untuk Jaga Rupiah

  NERACA Jakarta – Kepala Badan Kebijakan Fiskal (BKF) Kementerian Keuangan Febrio Kacaribu mengatakan kebijakan fiskal dan moneter terus disinergikan…

Kereta akan Menghubungkan Kawasan Inti IKN dengan Bandara Sepinggan

    NERACA Jakarta – Otorita Ibu Kota Nusantara (OIKN) mengungkapkan kereta Bandara menghubungkan Kawasan Inti Pusat Pemerintahan atau KIPP…

BERITA LAINNYA DI Ekonomi Makro

Pemerintah Pastikan Defisit APBN Dikelola dengan Baik

  NERACA Jakarta – Kementerian Keuangan (Kemenkeu) memastikan defisit Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) masih terkelola dengan baik. “(Defisit)…

Kemenkeu : Fiskal dan Moneter Terus Bersinergi untuk Jaga Rupiah

  NERACA Jakarta – Kepala Badan Kebijakan Fiskal (BKF) Kementerian Keuangan Febrio Kacaribu mengatakan kebijakan fiskal dan moneter terus disinergikan…

Kereta akan Menghubungkan Kawasan Inti IKN dengan Bandara Sepinggan

    NERACA Jakarta – Otorita Ibu Kota Nusantara (OIKN) mengungkapkan kereta Bandara menghubungkan Kawasan Inti Pusat Pemerintahan atau KIPP…