Ini Bahaya Begadang untuk Kesehatan

Kurang tidur dapat berpengaruh terhadap banyak hal. Mulai dari kesehatan fisik, mental, hingga mengganggu aktivitas harian. Dengan kurangnya waktu tidur, sederet bahaya begadang mengintai Anda. Banyak ahli menekankan pentingnya tidur demi kesehatan mental dan fisik. Meski tampak mudah dan sepele, tapi tidur adalah aktivitas yang mewah bagi banyak orang, khususnya para pekerja yang kerap begadang untuk menyelesaikan tugasnya. Begadang bukan hadir tanpa risiko. Ada sederet ancaman yang mengintai jika begadang jadi kebiasaan sehari-hari dikutip dari CNN Indonesia.com.

1. Kadar gula darah naik

Begadang bisa membuat kadar gula narah naik. Mengutip Bustle, studi pada 2015 menemukan, studi yang dilakukan terhadap sampel kecil menunjukkan partisipan wanita yang punya kebiasaan begadang lebih mungkin mengalami kenaikan gula darah. Dalam kondisi parah, hiperglikemia atau kadar gula darah tinggi dapat berujung pada penyakit kardiovaskular dan kerusakan ginjal.

2. Risiko penyakit jantung

Begadang bisa membahayakan jantung. Sebuah penelitian menemukan, setiap satu jam waktu tidur yang berkurang dapat meningkatkan risiko penyakit jantung sebesar 11 persen.

3. Kenaikan berat badan

Seringkali begadang membuat mulut ingin mengunyah. Apa daya, berbagai camilan pun dilahap. Padahal, hal ini jelas tak baik jika dilakukan terus menerus. Perut akan kembali merasa lapar saat tengah malam. Mengutip Health, kebiasaan begadang yang akan membawa Anda pada aktivitas ngemil akan menimbulkan masalah pada proses metabolisme tubuh. Makan larut malam bisa merusak periode puasa alami tubuh. Kebiasaan ini juga bisa mengganggu kemampuan tubuh untuk membakar lemak.

4. Rasa lelah

Tak hanya durasi, waktu Anda tidur juga berpengaruh terhadap tubuh. Alih-alih beristirahat, tidur selama delapan jam (waktu ideal untuk tidur) yang dimulai pada dini hari akan membuat Anda lelah dan pusing.

5. Ganggu mood hingga depresi

Bahaya begadang yang perlu diwaspadai adalah gangguan perasaan (mood) hingga depresi. Studi pada 2015 yang dipublikasikan pada Depression and Anxiety menyebut, kebiasaan tidur larut membuat seseorang mengalami perubahan mood dengan sangat bervariasi. Sedangkan studi pada 2008 yang dipublikasikan pada Personality and Individual Differences menemukan, orang yang tidur cukup dan bangun pagi lebih mudah berpikir dan mencapai kesepakatan. Sementara itu, kebiasaan begadang dan bangun siang berisiko mengganggu emosi seseorang. Dengan begadang, seseorang akan mudah gugup, depresi, tak percaya diri, dan mudah berubah pikiran.

6. Risiko kematian lebih tinggi

Sebuah studi yang dipublikasikan dalam jurnal Chronobiology International menunjukkan bahwa orang yang begadang memiliki risiko kematian 10 persen lebih tinggi daripada mereka yang tidak. Mengutip Pop Sugar, studi ini melibatkan 433 ribu orang dewasa yang diteliti selama 6,5 tahun.

7. Tekanan darah tinggi

Coba cek tekanan darah setelah Anda begadang semalaman. Studi pada 2013 menemukan, orang yang gemar melek semalaman 30 persen lebih mungkin mengalami kenaikan tekanan darah daripada mereka yang gemar bangun pagi.

BERITA TERKAIT

Hadirkan Inspirasi Cinta Budaya Lokal - Lagi, Marina Beauty Journey Digelar Cari Bintangnya

Mengulang kesuksesan di tahun sebelumnya, Marina Beauty Journey kembali hadir mendorong perempuan muda Indonesia untuk memaknai hidup dalam kebersamaan dan…

Mengenal LINAC dan Brachytherapy Opsi Pengobatan Kanker

Terapi radiasi atau radioterapi, termasuk yang menggunakan Linear Accelerator (LINAC) dan metode brachytherapy telah menjadi terobosan dalam dunia medis untuk…

Masyarakat Diminta Responsif Gejala Kelainan Darah

Praktisi kesehatan masyarakat, dr. Ngabila Salama meminta masyarakat untuk lebih responsif terhadap gejala kelainan darah dengan melakukan pemeriksaan atau skrining.…

BERITA LAINNYA DI Kesehatan

Hadirkan Inspirasi Cinta Budaya Lokal - Lagi, Marina Beauty Journey Digelar Cari Bintangnya

Mengulang kesuksesan di tahun sebelumnya, Marina Beauty Journey kembali hadir mendorong perempuan muda Indonesia untuk memaknai hidup dalam kebersamaan dan…

Mengenal LINAC dan Brachytherapy Opsi Pengobatan Kanker

Terapi radiasi atau radioterapi, termasuk yang menggunakan Linear Accelerator (LINAC) dan metode brachytherapy telah menjadi terobosan dalam dunia medis untuk…

Masyarakat Diminta Responsif Gejala Kelainan Darah

Praktisi kesehatan masyarakat, dr. Ngabila Salama meminta masyarakat untuk lebih responsif terhadap gejala kelainan darah dengan melakukan pemeriksaan atau skrining.…