Memahami Geopolitik dan Geoekonomi Tiongkok

Oleh: Fauzi Aziz

Pemerhati Ekonomi dan Industri

 

Agenda kawasan Asia telah disusun di Beijing. Inisiasi Belt and Road ( IBR) yang dikembangkan di 6 ( enam) koridor ekonomi sudah mulai dibangun infrastruktur ekonominya dengan fokus pada pembangunan infrastruktur daratan yang biayanya disediakan oleh Bank Investasi Infrastruktur Asia (AIIB).

Meskipun sudah pernah ditulis sebelumnya, 6 koridor ekonomi tersebut adalah : 1) Tiongkok - Mongolia - Rusia. 2) Jembatan daratan Eurasia baru.3) Tiongkok--Asia Tengah-Asia Barat. 4) Tiongkok-Pakistan. 5) Tiongkok - Semenanjung Indochina. 6) Tiongkok- Bangladesh-India- Myanmar. Keenamnya telah diikat dalam satu sabuk dan satu peta jalan dalam satu sistem geopolitik dan geoekonomi Tiongkok. Dimana-mana magnet-nya adalah Tiongkok. Jika sebelum ini narasinya berada di luar Tiongkok, sekarang semua jalan menuju ke Tiongkok (Martin Jacques, penulis buku When China Rules The World).

Satu dimensi peta geopolitik dan geoekonominya adalah bahwa pertumbuhan dan dinamisme Tiongkok telah meluber keluar perbatasannya, menjangkau banyak negara lain dan luas cakupannya. Dari Laos dan Kamboja, hingga Korea dan Jepang, dari Indonesia dan Malaysia, hingga Filipina, dan bahkan Australia. Martin Jacques mengatakan bahwa Asia Timur sedang ditata ulang oleh kebangkitan Tiongkok.

Begitulah cara Tiongkok melebarkan sayapnya melalui pendekatan geopolitik dan geoekonomi di Asia. Tiongkok adalah pemimpin Asia dan itulah strategi untuk mengendors dirinya sebagai negara benua. Ini adalah proyek hegemoni yang sangat ekspansif dan dapat berpotensi "infiltratif" dengan menggerakkan peran China perantauan di masing-masing negara.

Semua negara berdaulat di enam koridor ekonomi tersebut tentu memiliki keputusan politik dan ekonomi yang harus independen, membangun posisi tawar karena semuanya bukan negara-negara jajahan atau sub ordinasi , tetapi yang berdaulat penuh.

Indonesia wajib menjawab tantangan tersebut agar rakyat Indonesia tidak terus bertanya-tanya mengenai pola hubungan internasional antara Indonesia-Tiongkok dalam perspektif geopolitik dan geoekonomi. Penjelasan ini penting disampaikan agar tidak ada dusta di antara kita.

Tidaklah berlebihan jika Presiden RI dapat memberikan pidato politik secara terbuka tentang strategi dan kebijakan hubungan internasional antar kedua negara sahabat tersebut. di depan sidang MPR. Sudah barang tentu pola hubungan dengan AS, dan negara-negara lain di dunia dalam spektrum politik luar negeri bebas dan aktif.

Sebuah pandangan menarik bahwa kedigdayaan Tiongkok hingga kini adalah terjadi melalui proses pembelajaran . Transformasinya dilakukannya sendiri ketimbang diimpor dari Barat. Bahkan jika pertumbuhan Tiongkok pada tahun 1980-an dikatakan sangat mengandalkan sumber daya dan keahlian para pengusaha Hongkong dan Taiwan, maka pada tahun 1990-an arah pengaruh ini sangat terbalik. Dan Kerajaan Tengah sekali lagi menjadi pusat pengaruh, kekuasaan, dan kemakmuran.

BERITA TERKAIT

Dilemanya LK Mikro

Oleh: Agus Yuliawan Pemerhati Ekonomi Syariah Kehadiran lembaga keuangan (LK) mikro atau lembaga keuangan mikro syariah (LKM/LKMS) dipandang sangat strategis.…

Antisipasi Kebijakan Ekonomi & Politik dalam Perang Iran -Israel

    Oleh: Prof. Dr. Didik Rachbini Guru Besar Ilmu Ekonomi, Ekonom Pendiri Indef   Serangan mengejutkan dari Iran sebagai…

Iklim dan Reformasi Kebijakan

Oleh: Suahasil Nazara Wakil Menteri Keuangan Sebagai upaya untuk memperkuat aksi iklim, Indonesia memainkan peran penting melalui kepemimpinan pada Koalisi…

BERITA LAINNYA DI

Dilemanya LK Mikro

Oleh: Agus Yuliawan Pemerhati Ekonomi Syariah Kehadiran lembaga keuangan (LK) mikro atau lembaga keuangan mikro syariah (LKM/LKMS) dipandang sangat strategis.…

Antisipasi Kebijakan Ekonomi & Politik dalam Perang Iran -Israel

    Oleh: Prof. Dr. Didik Rachbini Guru Besar Ilmu Ekonomi, Ekonom Pendiri Indef   Serangan mengejutkan dari Iran sebagai…

Iklim dan Reformasi Kebijakan

Oleh: Suahasil Nazara Wakil Menteri Keuangan Sebagai upaya untuk memperkuat aksi iklim, Indonesia memainkan peran penting melalui kepemimpinan pada Koalisi…