Perempuan Lebih Berisiko Aneurisma

Aneurisma dianggap sebagai 'silent killer'. Perempuan lebih berisiko terkena kondisi pelebaran pembuluh darah ini dibandingkan pria. Aneurisma merupakan kondisi kelainan pada pembuluh darah. Kondisi ini terjadi saat pembuluh darah melebar karena struktur dinding pembuluh yang lemah. Meski belum diketahui pasti apa yang menyebabkan aneurisma, namun beberapa faktor diketahui dapat meningkatkan risiko kemunculan. Termasuk di antaranya faktor jenis kelamin. Hormon estrogen menjadi faktor yang menyebabkan aneurisma lebih banyak menyerang perempuan. "Pada perempuan, hormon estrogen berfungsi untuk melindungi dinding pembuluh darah," kata dokter spesialis bedah saraf, Mardjono Tjahjadi dalam temu media di RS Pondok Indah di Jakarta Selatan, dikutip dari CNN Indonesia.com. Semakin tua usia seorang perempuan, semakin rendah kadar hormon estrogen yang dimiliki. Penurunan kadar hormon estrogen membuat perlindungan pada pembuluh darah berkurang. Selain jenis kelamin, usia juga turut memengaruhi kemunculan aneurisma. Risiko aneurisma juga semakin tinggi pada orang dengan kebiasaan merokok, riwayat hipertensi, dan konsumsi alkohol berlebih. Aneurisma diketahui dapat menimbulkan pecahnya pembuluh darah. Dokter spesialis saraf, Rubiana Nurhayati mengatakan, risiko stroke hingga kematian mengintai jika pembuluh darah terlanjur pecah. Aneurisma bisa terjadi pada bagian tubuh mana pun. Beberapa aneurisma yang berakibat fatal di antaranya pada otak, aorta, dan abdomen. Aneurisma pada aorta merupakan yang paling fatal. Aorta merupakan pembuluh darah arteri terbesar dari dada menuju perut. Pembuluh aorta yang pecah berisiko tinggi terhadap kematian. Rubi menekankan pentingnya deteksi dini. "Yuk, skrining, skrining, skrining," ujar Rubi. Untuk mencegahnya, Anda disarankan untuk melakukan skrining dengan metode penunjang seperti CT scan kepala, MRI otak, MRA otak, CT scan angiografi kepala, DSA, dan pungsi lumbal

BERITA TERKAIT

Hadirkan Inspirasi Cinta Budaya Lokal - Lagi, Marina Beauty Journey Digelar Cari Bintangnya

Mengulang kesuksesan di tahun sebelumnya, Marina Beauty Journey kembali hadir mendorong perempuan muda Indonesia untuk memaknai hidup dalam kebersamaan dan…

Mengenal LINAC dan Brachytherapy Opsi Pengobatan Kanker

Terapi radiasi atau radioterapi, termasuk yang menggunakan Linear Accelerator (LINAC) dan metode brachytherapy telah menjadi terobosan dalam dunia medis untuk…

Masyarakat Diminta Responsif Gejala Kelainan Darah

Praktisi kesehatan masyarakat, dr. Ngabila Salama meminta masyarakat untuk lebih responsif terhadap gejala kelainan darah dengan melakukan pemeriksaan atau skrining.…

BERITA LAINNYA DI Kesehatan

Hadirkan Inspirasi Cinta Budaya Lokal - Lagi, Marina Beauty Journey Digelar Cari Bintangnya

Mengulang kesuksesan di tahun sebelumnya, Marina Beauty Journey kembali hadir mendorong perempuan muda Indonesia untuk memaknai hidup dalam kebersamaan dan…

Mengenal LINAC dan Brachytherapy Opsi Pengobatan Kanker

Terapi radiasi atau radioterapi, termasuk yang menggunakan Linear Accelerator (LINAC) dan metode brachytherapy telah menjadi terobosan dalam dunia medis untuk…

Masyarakat Diminta Responsif Gejala Kelainan Darah

Praktisi kesehatan masyarakat, dr. Ngabila Salama meminta masyarakat untuk lebih responsif terhadap gejala kelainan darah dengan melakukan pemeriksaan atau skrining.…