Aktivitas Tambang Rusak Situs Budaya di Bengkulu

Usaha tambang galian C yang beroperasi di Desa Seguring, Kecamatan Curup Utara, Kabupaten Rejang Lebong, Provinsi Bengkulu telah merusak situs budaya Punjung Beteu. Bupati Rejang Lebong, Ahmad Hijazi, mengatakan usaha galian C yang dilakukan PT Pakita Mandiri Pratama di Desa Seguring yang posisinya berada dipinggir aliran Sungai Musi Kejalo dilaporkan warga, telah merusak kelestarian situs budaya masyarakat Rejang itu.

"Ini kita mendatangi lokasi galian C ini untuk merespon laporan masyarakat terkait dengan informasi adanya kerusakan situs budaya Punjung Beteu yang merupakan situs budaya masyarakat Rejang," kata Ahmad Hijazi seperti yang dikutip dari Antara, Senin (23/9).

Berdasarkan peninjauan yang dilakukannya bersama dengan sejumlah pihak terkait, ia menambahkan, ternyata laporan warga benar. Kawasan situs yang dikeramatkan oleh masyarakat daerah itu, di bagian atasnya sudah diratakan oleh pengelola tambang batu. Hal itu membuat pihaknya langsung memerintahkan penghentian usahanya."Sebelum kerusakan situs budaya semakin parah saya intruksikan untuk dihentikan, dan saya minta pemilik tambang untuk memperbaikinya lagi situs budaya ini," kata dia.

Penutupan sementara usaha galian C itu sendiri dilakukannya, karena selain telah merusak kawasan situs budaya, usaha ini juga belum membayar pajak galian C ke Pemkab Rejang Lebong terhitung sejak 2018 lalu.

Salah satu tokoh masyarakat Desa Seguring, Sopan, menyebutkan situs Punjung Beteu atau Punjung Batu merupakan satu dari tiga situs budaya yang ada di desa itu, di mana dua situs lainnya adalah Batu Lebar dan Anggung.

"Ketiga situs tersebut memiliki nilai budaya dan sejarah yang kuat bagi masyarakat sekitarnya, dan untuk keramat Punjung Beteu masih sering menjadi lokasi masyarakat untuk membayar nazar. Kalau bisa situsnya diperbaiki seperti sediakala," kata Sopan.

Sementara itu, Robby Afriansyah perwakilan dari PT Pakita Mandiri Pratama yang mengelola usaha galian C mengatakan pihaknya tidak berniat untuk merusak situs budaya masyarakat setempat, hal itu terjadi karena mereka tidak mengetahuinya.

"Kami tidak tahu sama sekali kalau itu situs budaya, kami minta maaf dan akan segera kami perbaiki. Sedangkan untuk kewajiban ke Pemkab Rejang Lebong akan segera kami lunasi," kata Robby.

BERITA TERKAIT

Liburan ke Jepang Makin Ramai, Howliday Travel Tawarkan Private Trip Eksklusif

  Liburan ke Jepang Makin Ramai, Howliday Tracel Tawarkan Private Trip Eksklusif NERACA  Jakarta - Organisasi Pariwisata Jepang (JNTO) telah…

The Apurva Kempinski Bali Luncurkan Program Powerful Indonesia : Bhinneka Tunggal Ika

  The Apurva Kempinski Bali Luncurkan Program Powerful Indonesia : Bhinneka Tunggal Ika NERACA Jakarta - The Apurva Kempinski Bali…

Hadir di 4 Wilayah, The Pokemon Company Umumkan Proyek Pikachu's Indonesia Journey

  Hadir di 4 Wilayah, The Pokemon Company Umumkan Proyek Pikachu's Indonesia Journey NERACA Jakarta - The Pokémon Company, perusahaan…

BERITA LAINNYA DI Wisata Indonesia

Liburan ke Jepang Makin Ramai, Howliday Travel Tawarkan Private Trip Eksklusif

  Liburan ke Jepang Makin Ramai, Howliday Tracel Tawarkan Private Trip Eksklusif NERACA  Jakarta - Organisasi Pariwisata Jepang (JNTO) telah…

The Apurva Kempinski Bali Luncurkan Program Powerful Indonesia : Bhinneka Tunggal Ika

  The Apurva Kempinski Bali Luncurkan Program Powerful Indonesia : Bhinneka Tunggal Ika NERACA Jakarta - The Apurva Kempinski Bali…

Hadir di 4 Wilayah, The Pokemon Company Umumkan Proyek Pikachu's Indonesia Journey

  Hadir di 4 Wilayah, The Pokemon Company Umumkan Proyek Pikachu's Indonesia Journey NERACA Jakarta - The Pokémon Company, perusahaan…