Kembangkan Produk Baru - Sido Muncul Serap Capex Rp 77 Miliar

NERACA

Jakarta – Sepanjang semester pertama 2019, PT Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul Tbk (SIDO) telah merealisasikan belanja modal sebesar Rp 77 miliar dari total belanja modal yang dialokasikan tahun ini sebanyak Rp 150 mliliar. Dimana realisasi belanja modal sebagian besar digunakan untuk mengembangkan produk baru.

Kata Direktur Sido Muncul, Irwan Hidayat, penggunaan belanja modal tersebut sebagian akan dimanfaatkan untuk mengembangkan produk baru. Tentunya dengan membeli mesin pendukung dengan menelan investasi miliaran rupiah. Salah satu produk baru yang siap diproduksi adalah suplemen makanan.”Kami akan masuk food supplement dan mulai produksi November,”ujarnya di Jakarta, kemarin.

Tidak hanya itu, Irwan memastikan semua produk jamu dan farmasi Sido Muncul sudah mendapat sertifikat halal dari Majelis Ulama Indonesia (MUI). Proses sertifikasi sudah dilakukan pada tahun lalu dengan memakan waktu selama 8 bulan. Tidak hanya sertifikasi halal, menurut Irwan, Sido Muncul juga melakukan tes terhadap semua batch mulai dari logam berat, pestisida, dan aflatoksin dan termasuk melakukan tes DNA dengan alat khusus.

Maka dengan demikian, kemungkinan untuk sampai tercemar pun tidak ada. Menurutnya, produk halal itu satu hal yang positif dan perseroan, lanjutnya, memandang bahwa kemungkinannya kalau tidak seperti itu produsen bisa salah. Sido Muncul mengalami pertumbuhan laba bersih sebesar 28% menjadi Rp 374 miliar sepanjang semester I 2019. Kenaikan tersebut ditopang oleh volume dan harga penjualan yang naik di kuartal II.

Kemudian memacu pertumbuhan bisnis lebih agresif lagi, perseroan terus mengembangkan ekspansi bisnis di pasar Asia Tenggara yang dinilai memiliki potensi yang cukup besar untuk pasar ekspor. Beberapa negara di Asia Tenggara yang menjadi tujuan ekspor yaitu Filipina dan Malaysia. "Kita fokus di ASEAN khususnya Filipina dan Malaysia, ditambah Nigeria," kata Irwan Hidayat.

Dirinya mengungkapkan, selain ketiga negara tersebut, negara lainnya yang masuk pipeline ekspor yaitu Myanmar, Vietnam dan Kamboja. Menurut Irwan, setiap negara memiliki potensi ekspor yang berbeda-beda. Secara total, Sido Muncul sudah melakukan ekspor ke-16 negara. Kontribusi penjualan ekspor tahun ini meningkat dari tahun lalu yang hanya dua persen menjadi enam persen.

Penjualan perseroan selama semester I 2019 mengalami kenaikan menjadi Rp 1,41 triliun. Penjualan tumbuh sebesar 11% dari Rp 1,27 triliun pada periode yang sama tahun 2018. Segmen herbal dan supplement makanan merupakan kontributor penjualan terbesar dengan pertumbuhan 11%. Segmen healthy food dan beverages mengalami kenaikan pertumbuhan 8 persen. Sedangkan segmen farmasi tumbuh 22%.

Sebelumnya, analis pelaku pasar modal memperkirakan pendapatan dan margin laba bersih SIDO bakal lebih baik pada kuartal II/2019 dan kuartal III/2019 karena penjualan ekspor ke Nigeria. Saat ini SIDO mengekspor minuman Kuku Bima dan akan meningkatkan distribusi ke riteler pada Juni 2019.

BERITA TERKAIT

Sentimen Bursa Asia Bawa IHSG Ke Zona Hijau

NERACA Jakarta – Mengakhiri perdagangan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI), Kamis (18/4) sore, indeks harga saham gabungan (IHSG) ditutup…

Anggarkan Capex Rp84 Miliar - MCAS Pacu Pertumbuhan Kendaraan Listrik

NERACA Jakarta – Kejar pertumbuhan bisnisnya, PT M Cash Integrasi Tbk (MCAS) akan memperkuat pasar kendaraan listrik (electric vehicle/EV), bisnis…

Sektor Perbankan Dominasi Pasar Penerbitan Obligasi

NERACA Jakarta -Industri keuangan, seperti sektor perbankan masih akan mendominasi pasar penerbitan obligasi korporasi tahun ini. Hal tersebut disampaikan Kepala…

BERITA LAINNYA DI Bursa Saham

Sentimen Bursa Asia Bawa IHSG Ke Zona Hijau

NERACA Jakarta – Mengakhiri perdagangan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI), Kamis (18/4) sore, indeks harga saham gabungan (IHSG) ditutup…

Anggarkan Capex Rp84 Miliar - MCAS Pacu Pertumbuhan Kendaraan Listrik

NERACA Jakarta – Kejar pertumbuhan bisnisnya, PT M Cash Integrasi Tbk (MCAS) akan memperkuat pasar kendaraan listrik (electric vehicle/EV), bisnis…

Sektor Perbankan Dominasi Pasar Penerbitan Obligasi

NERACA Jakarta -Industri keuangan, seperti sektor perbankan masih akan mendominasi pasar penerbitan obligasi korporasi tahun ini. Hal tersebut disampaikan Kepala…