Masalah Pendapatan dan Arus Kas

Oleh: Fauzi Aziz

Pemerhati Ekonomi dan Industri

 

Makin rajin kita memahami dinamika ekonomi yang terjadi di lintasan global dan kawasan regional, kita makin mengenali siklus dan dampaknya bagi perekonomian dalam negeri dari berbagai negara di dunia.

Mereka tentu akan melihatnya dari perspektifnya masing-masing. Satu hal yang mungkin bisa sama adalah apakah gejolak eksternal yang berlangsung hingga kini yang diperkaya dengan soal perang dagang AS dan China, menimbulkan rasa was-was yang cukup mendalam.

Yakni jangan-jangan akan terjadi krisis ekonomi lagi seperti tahun 1998 dan 2008.Sehingga semua negara mengambil sikap waspada, dan bersikap hati-hati untuk membuat kebijakan ekonomi di setiap negara.

Contoh yang teranyar sebagaimana diberitakan oleh sejumlah media bahwa China akan mendepresiasi yuannya agar pertumbuhan ekspornya tetap terjaga, untuk menghindari tidak jualan ke AS tapi ke negara-negara lain di dunia. Negara-negara berkembang yang pasarnya sedang tumbuh pasti akan menjadi kelompok sasaran, termasuk Indonesia.

 Ini semua tidak terlepas dari hanya sekedar menjaga pertumbuhan ekonominya, tetapi juga pendapatan dan arus kasnya agar tetap aman dan manageable. Pada kuartal kedua tahun 2019,ekonomi China tumbuh 6,2%,terendah sejak 27 tahun yang lalu.

Untuk mendorong investasi dalam negerinya, dan melindungi lapangan kerja, China mendorong perbankan agar menyalurkan kredit lebih tinggi ke sektor UKM, dan memangkas pajak dengan menggelontorkan belanja infrastruktur. Ekonomi AS dan UE diperkirakan hanya tumbuh 2,5% dan 1% untuk tahun 2019.

Ekonomi India akan tumbuh lebih lambat yakni 5,8%.Momentum ini dijaga dan dibutuhkan untuk menciptakan lapangan kerja bagi jutaan pemuda yang masuk ke pasar tenaga kerja. Investasi dan konsumsi turun tajam sehingga melakukan pemangkasan suku bunga acuan untuk menstimulasi modal.

Australia juga melakukan upaya yang sama. Langkah ini diambil dengan harapan tidak terjadi resesi. Angka pengangguran naik,  tingkat upah rata-rata turun dan inflasi turun di bawah target, sehingga karena itu wajar jika Australia khawatir mengalami resesi. Ekonomi Australia yang dikutip dari sumber media dalam dua kuartal terakhir tumbuh sekitar 0,3%.Pertumbuhan ekonomi Jepang tahun 2019 diperkirakan hanya 0,8%.

Korsel 2%,dan Indonesia hingga kuartal 2 tahun ini hanya tumbuh 5, 05%.Ekonomi global berdasarkan perkiraan IMF adalah 3,2%,senentara WB lebih tajam lagi melihatnya, yakni hanya tumbuh 2,6%. Volume perdagangan global oleh WTO diprediksi melambat dan untuk angka tahun 2019 hanya berada pada kisaran 3%.

Melihat perkembangan ekonomi global yang mengalami pelambatan tersebut, maka kecerdasan intelektual dan kecerdasan spiritual para pengambil kebijakan ekonomi terus diuji dan dihadapkan dengan berbagai persoalan yang sifatnya tidak lagi normatif dan cenderung sulit ditebak arah anginnya. Secara realitas, nampaknya  apa yang kita lihat adalah bukan lagi persoalan pertumbuhan lagi.

BERITA TERKAIT

Antisipasi Kebijakan Ekonomi & Politik dalam Perang Iran -Israel

    Oleh: Prof. Dr. Didik Rachbini Guru Besar Ilmu Ekonomi, Ekonom Pendiri Indef   Serangan mengejutkan dari Iran sebagai…

Iklim dan Reformasi Kebijakan

Oleh: Suahasil Nazara Wakil Menteri Keuangan Sebagai upaya untuk memperkuat aksi iklim, Indonesia memainkan peran penting melalui kepemimpinan pada Koalisi…

Cawe-cawe APBN dalam Lebaran 1445 H

  Oleh: Marwanto Harjowiryono Widyaiswara Ahli Utama, Pemerhati Kebijakan Fiskal   Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi melaporkan kepada Presiden Joko…

BERITA LAINNYA DI

Antisipasi Kebijakan Ekonomi & Politik dalam Perang Iran -Israel

    Oleh: Prof. Dr. Didik Rachbini Guru Besar Ilmu Ekonomi, Ekonom Pendiri Indef   Serangan mengejutkan dari Iran sebagai…

Iklim dan Reformasi Kebijakan

Oleh: Suahasil Nazara Wakil Menteri Keuangan Sebagai upaya untuk memperkuat aksi iklim, Indonesia memainkan peran penting melalui kepemimpinan pada Koalisi…

Cawe-cawe APBN dalam Lebaran 1445 H

  Oleh: Marwanto Harjowiryono Widyaiswara Ahli Utama, Pemerhati Kebijakan Fiskal   Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi melaporkan kepada Presiden Joko…