Bebas Stunting Perlu Kerjasama Antar Kementerian - Lembaga

Mewujudkan generasi-generasi bangsa yang sehat cerdas dan sehat, diperlukan penanganan kesehatan yang optimal dan termasuk bebas dari kasus kekerdilan atau stunting. Dimana penanganan pencegahan kasus stunting pada anak harus dilakukan dengan cara "keroyokan" atau kerja bersama seluruh kementerian-lembaga terkait agar upaya yang dilakukan benar-benar membuahkan hasil,”Ini berlaku di tingkat pusat maupun daerah. Di tingkat pusat seluruh kementerian-lembaga harus keroyokan. Di tingkat daerah seluruh organisasi perangkat daerah juga harus keroyokan," kata Deputi Bidang Pembangunan Manusia dan Pemerataan Pembangunan Sekretariat Wakil Presiden (Setwapres), Bambang Widianto dalam siaran pers di Jakarta,kemarin.
Menurutnya, mustahil persoalan stunting dapat diselesaikan secara cepat jika hanya mengandalkan satu atau dua kementerian-lembaga saja. Stunting adalah masalah kurang gizi dan nutrisi kronis yang ditandai tinggi badan anak lebih pendek dari standar anak seusianya. Beberapa di antaranya mengalami kesulitan dalam mencapai perkembangan fisik dan kognitif yang optimal seperti lambat berbicara atau berjalan, hingga sering menderita penyakit.

Bambang mengatakan, keroyokan yang dimaksud tidak lantas hanya melibatkan pemerintah saja, namun juga sektor swasta. Perusahaan yang memiliki tanggung jawab sosial perusahaan atau corporate social responsibility (CSR) di daerah operasionalnya bisa mendukung program penanganan masalah stunting. Berdasarkan data Badan Kesehatan Dunia (WHO), pada 2018 sebanyak 7,8 juta atau 30,8% dari 23 juta balita di Indonesia adalah penderita stunting. Meskipun proporsinya telah menurun dari 37,2% pada tahun sebelumnya, namun angka itu dinilai masih tinggi.”Saya yakin dengan keroyokan ini, upaya pencegahan stunting dapat berjalan lebih optimal karena semua memiliki pemahaman yang sama bahwa stunting merupakan ancaman utama terhadap kualitas manusia Indonesia, juga ancaman terhadap kemampuan daya saing bangsa,"ujarnya.

Sementara asisten Deputi Perlindungan Sosial dan Penanggulangan Bencana, Abdul Muis mengungkapkan bahwa stunting bukanlah penyakit. Kekerdilan juga bukan semata soal gizi anak, tapi terkait kualitas SDM dan sarana kebutuhan sosial masyarakat. Oleh karena itu dalam pencegahannya ada pembagian penanganan masalah.”Ada 23 Kementerian dan Lembaga yang saat ini berkolaborasi melakukan percepatan pengentasan stunting yang tahun ini ditargetkan di 2160 Kabupaten\Kota diseluruh Indonesia," tuturnya.

Sebelumnya Menteri Kesehatan, Nila Moeloek pernah bilang, Indonesia harus bebas dari generasi stunting. Itu sebabnya pencegahan stunting menjadi upaya yang sangat penting. Dirinya berpesan kepada para orangtua, serta remaja selaku calon orangtua agar memahami bagaimana cara mencegah stunting, utamanya melalui perbaikan pola makan, pola pengasuhan, juga dengan memerhatikan kebersihan.”Kalau tidak mau anak-anak kita stunting, kalau kasih makan anak-anak utamakan (sumber protein) untuk anak-anak dan ibu hamil dulu ya,” kata Menkes.

Selain itu, Menkes mengingatkan secara khusus bagi para ibu hamil, agar senantiasa menjaga kehamilannya. Salah satu caranya dengan mencukupi kebutuhan gizi anak sejak 1000 hari pertama kehidupan.“Sejak janin tumbuh dalam kandungan (270 hari) selama hingga usia 2 tahun kehidupan (730 hari), dengan ASI Eksklusif, makanan pendamping ASI,” jelasnya.

Masyarakat juga diharapkan untuk senantiasa menerapkan pola hidup sehat dengan rajin berolahraga, perbanyak makan sayur dan buah, dan cek kesehatan secara berkala.

BERITA TERKAIT

Peduli Lingkungan - SML Resmikan SVM, Penukar Sampah Botol Plastik

Wujudkan komitmen bisnis berkelanjutan dan ramah lingkungan, Sinar Mas Land (SML) melalui Living Lab Ventures (LLV) menggandeng Plasticpay, sebuah startup…

Semarak Halal bil Halal - FIFGroup Berbagi Kebahaagiaan Bersama 35 Panti Asuhan

Setelah perayaan hari raya Idul Fitri 1445 Hijriah, penting untuk tetap menghidupkan semangat kebaikan dan saling berbagi kepada sesama. Dalam…

Gen-Z dan Milenial Pilar Penentu Pengelolaan Hutan Lestari

Generasi muda yang masuk dalam kelompok umur Gen-Z dan Milenial dinilai memiliki kreativitas dan penuh dengan gagasan inovatif serta mampu…

BERITA LAINNYA DI CSR

Peduli Lingkungan - SML Resmikan SVM, Penukar Sampah Botol Plastik

Wujudkan komitmen bisnis berkelanjutan dan ramah lingkungan, Sinar Mas Land (SML) melalui Living Lab Ventures (LLV) menggandeng Plasticpay, sebuah startup…

Semarak Halal bil Halal - FIFGroup Berbagi Kebahaagiaan Bersama 35 Panti Asuhan

Setelah perayaan hari raya Idul Fitri 1445 Hijriah, penting untuk tetap menghidupkan semangat kebaikan dan saling berbagi kepada sesama. Dalam…

Gen-Z dan Milenial Pilar Penentu Pengelolaan Hutan Lestari

Generasi muda yang masuk dalam kelompok umur Gen-Z dan Milenial dinilai memiliki kreativitas dan penuh dengan gagasan inovatif serta mampu…