Tekan Angka Pengangguran - Sharp Class Berikan Pendampingan Lulusan SMK Siap Kerja

Masih tingginya angka pengangguran pada lulusan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK), tidak hanya menjadi perhatian pelaku dunia pendidikan tetapi juga pelaku industri. Pasalnya, tingginya angka pengangguran pada lulusan SMK berarti bahwa penawaran kerja yang ada tidak terserap oleh lulusan SMK. Melihat belum optimalnya keterampilan dan kemandirian siswa lulusan SMK di Indonesia menggambarkan bahwa masih memerlukan perhatian khusus agar mampu mencetak profesional muda yang siap bersaing di dunia kerja.

Berangkat dari keprihatinan tersebut dan sebagai bentuk tanggung jawab sosial perusahaan atau corporate social responsibility (CSR), PT Sharp Electronics Indonesia menggelar Sharp Class untuk mendukung keterampilan dan kemandirian lulusan SMK siap kerja. Bermula di tahun 2012, SHARP Class merupakan program yang bertujuan untuk meningkatkan potensi siswa dan siswi khususnya di jenjang SMK di seluruh Indonesia. Kesuksesan program ini membawa Sharp Indonesia untuk bersinergi dengan berbagai sekolah dan mencetak ratusan siswa siap kerja.

Memasuki akhir tahun 2019, Sharp Indonesia kembali membuka program SHARP Class untuk pertama kalinya di Kota Banjarmasin. Dengan menggandeng SMKN 5 Banjarmasin, Sharp Indonesia siap memberikan materi baik berupa teori, praktik, hingga pengalaman seputar kerja yang dibawakan langsung oleh tim teknisi dan Customer Satisfaction (CS) Sharp Indonesia.”Banjarmasin merupakan kota pertama di provinsi Kalimantan yang dikunjungi Sharp Class. Kami senang sekali akhirnya bisa mengunjungi Banjarmasin dan berbagi ilmu pengetahuan serta keterampilan untuk siswa dan siswi di sini. SHARP Class memang salah satu program CSR kami yang cukup ditunggu oleh sekolah di daerah, karena mampu memberikan kesempatan bagi siswa dan siswinya untuk menggali potensi kepemimpinan dan keterampilan lebih besar di luar kurikulum sekolah. Dengan jaringan layanan purna jual dan cabang kami yang luas, mereka juga berkesempatan untuk bergabung dengan Sharp Indonesia,” kata Pandu Setio, Senior PR & Brand Communications Manager, PT Sharp Electronics Indonesia dalam siaran persnya di Jakarta, kemarin.

Bentuk dukungan Sharp Indonesia lainnya adalah memfasilitasi pihak sekolah dengan dua unit produk yaitu 1 unit LED TV 40” dan 1 unit speaker active yang akan digunakan sebagai alat praktikum. Selama dua bulan berlangsungnya program, siswa dan siswi akan mendapatkan materi langsung dari teknisi Sharp Indonesia, baik mengenai teori, praktik, maupun tips dan trik langsung dalam mengatasi permasalahan kerja secara profesional agar siswa dan siswi bisa mendapatkan gambaran langsung cara menghadapi dunia kerja.

 

 

Dikemas Berbeda

 

Kata Ronald R. Huwae, General Manager Customer Satisfaction Division PT Sharp Electronics Indonesia, program Sharp Class memang dikemas berbeda agar tidak tumpang tindih dengan materi yang diberikan oleh sekolah. Maka dari itu, selain dari teori dan praktik, Sharp juga membekali dengan materi seperti kepemimpinan hingga tantangan di dunia kerja. Nantinya dengan demikian, lulusan Sharp Class tidak hanya mantap secara keterampilan, tetapi juga siap dari sisi mentalnya juga. “Kami rasa jika keduanya bisa diberikan dengan seimbang, lulusan SHARP Class ke depan akan semakin berprestasi dan matang,” jelasnya.

Setelah menyambangi Banjarmasin, Sharp Indonesia masih akan menyasar kota-kota lainnya di Indonesia. Dengan hadirnya program seperti SHARP Class, Sharp Indonesia selaku pelaku bisnis dan industri optimis dapat membawa perubahan positif bagi siswa dan siswi lulusan SMK serta membantu meminimalisir angka pengangguran.

Sebelumnya Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud), Muhadjir Effendy pernah bilang, tingginya tingkat pengangguran pada lulusan SMK di antara lulusan dari jenjang pendidikan lainnya disebabkan berbagai faktor, mulai daya serap industri yang tidak seimbang dengan jumlah lulusan SMK, hingga guru yang tidak menguasai bidang ajarannya. "Kendala utama antara jumlah SMK dengan jumlah industri sangat jomplang. Di Jerman, industri dunia usaha tinggi sementara SMK kurang sehingga mereka lulusan SMK masuk ke dunia industri sangat gampang," kata Muhadjir.

Dia juga memaparkan, jumlah SMK swasta di Indonesia mencapai 10.500 sekolah dan sedangkan SMK negeri mencapai 3.500 sekolah. Adapun lulusan SMK negeri lebih banyak dibandingkan lulusan SMK swasta lantaran banyak SMK swasta memiliki jumlah murid yang sedikit. Menurut dia, pelaku usaha juga enggan menerima murid SMK sebagai pekerja magang karena menganggap murid SMK merepotkan. Padahal, pemagangan tersebut berguna sebagai proses belajar untuk persiapan memasuki dunia kerja. Merespons kondisi tersebut, ia menjelaskan pemerintah tengah mempertimbangkan adanya insentif untuk dunia usaha agar semangat dalam menerima pelajar magang dari SMK. Insentif tersebut dapat berupa restitusi pajak atau fasilitas lainnya. Di samping itu, pemerintah telah mengembangkan kurikulum teaching factory lewat kemitraan antara dunia usaha dengan sekolah. Dalam kurikulum tersebut, pelajar SMK akan melakukan kegiatan produksi sesuai standar dari mitra industrinya.

Sebagai informasi, berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) paling tinggi terjadi di kalangan angkatan kerja berpendidikan menengah. TPT pada lulusan SMK yaitu 11,24%, melonjak dibandingkan Februari tahun 2018 yang sebesar 8,92%, namun turun dibandingkan Agustus tahun lalu 11,41%. Selanjutnya, TPT pada lulusan Sekolah Menengah Atas (SMA) 7,95%, lebih tinggi dibandingkan Februari tahun 2018 sebesar 7,19%, namun turun dibandingkan Agustus tahun lalu yang mencapai 8,29%.

 

 

 

BERITA TERKAIT

Ikuti Instruksi Boikot dari MUI - Produk Terafiliasi Bisa di Akses Via Web dan Aplikasi

Majelis Ulama Indonesia (MUI) menyatakan tidak punya otoritas mengeluarkan daftar produk terafiliasi Israel, namun tetap mendorong konsumen Muslim agar aktif…

Gelar Charity Program di Panti - Sharp Greenerator Tularkan Kepedulian Lingkungan

Membangun kepedulian pada lingkungan sejak dini menjadi komitmen PT Sharp Electronics Indonesia. Kali ini melalui Sharp Greenerator komunitas anak muda…

Melawan Perubahan Iklim dengan Sedekah Pohon

Momentum Ramadan sebagai bulan yang pernuh berkah tidak hanya menyerukan untuk berbagi kepada sesama, tetapi juga pada lingkungan. Hal inilah…

BERITA LAINNYA DI CSR

Ikuti Instruksi Boikot dari MUI - Produk Terafiliasi Bisa di Akses Via Web dan Aplikasi

Majelis Ulama Indonesia (MUI) menyatakan tidak punya otoritas mengeluarkan daftar produk terafiliasi Israel, namun tetap mendorong konsumen Muslim agar aktif…

Gelar Charity Program di Panti - Sharp Greenerator Tularkan Kepedulian Lingkungan

Membangun kepedulian pada lingkungan sejak dini menjadi komitmen PT Sharp Electronics Indonesia. Kali ini melalui Sharp Greenerator komunitas anak muda…

Melawan Perubahan Iklim dengan Sedekah Pohon

Momentum Ramadan sebagai bulan yang pernuh berkah tidak hanya menyerukan untuk berbagi kepada sesama, tetapi juga pada lingkungan. Hal inilah…