Ketahanan Nasional Harus Ditopang dari Sosial-Budaya

Ketahanan Nasional Harus Ditopang dari Sosial-Budaya

NERACA

Jakarta - Lembaga Ketahanan Nasional (Lemhannas) RI menyebutkan ketahanan nasional harus ditopang oleh unsur-unsur kekuatan yang menyatu seperti sosial dan budaya guna menghadapi segala macam tantangan, seperti radikalisme, sektarianisme, krisis karakter dan budaya, krisis kebangsaan dan bernegara serta terpaan ideologi trans-nasional.

"Usaha untuk memajukan kebudayaan nasional bukanlah pekerjaan mudah, karena situasi kemanusiaan yang dihadapi," kata Gubernur Lemhannas, Agus Widjojo saat jumpa pers terkait pelaksanaan seminar bertema "Strategi Kebudayaan Indonesia Dalam Dimensi Kekinian dan Perspektif Masa Depan", di Gedung Lemhannas RI, Jakarta, Senin (1/7).

Seminar itu diselenggarakan atas kerja sama antara Lemhannas dan Ditjen Kemendikbud dan Forum Gelora Kebangsaan yang akan digelar pada 3-4 Juli 2019 di Hotel JS Luwansa, Jakarta Pusat.

Menurut Agus, untuk menghadapi tantangan tersebut, aspek kebudayaan merupakan ujung tombak yang sangat perlu diperkuat. Faktor kebudayaan, adalah lini utama dalam penguatan SDM dalam rangka membangun karakter bangsa (national character building) di masyarakat.

"Hal ini sejalan dengan program Presiden RI ke depan yakni penguatan sumber daya manusia. Lemhannas RI memandang bahwa konsep 'national character building' bukan sekadar menyeragamkan semua daerah atau mengembangkan 'chauvinisme' (fanatisme budaya nasional), tetapi yang lebih penting adalah membangun sistem nilai instrumental (yang bersifat universal) yang dapat membangun kapasitas bangsa indonesia untuk maju dan bertahan hidup secara bermartabat dalam persaingan dunia," jelas Agus.

Gerakan pemajuan kebudayaan harus mampu melakukan pemberdayaan terhadap ragam budaya daerah-daerah di Indonesia untuk membangun peradaban bangsa yang maju dan beradab.

"Untuk mewujudkan pemajuan kebudayaan sebagai jembatan peradaban bangsa, maka ada banyak fokus gerakan yang harus dilakukan, di antaranya mengharuskan pembangunan mental dan karakter sumber daya manusia Indonesia dan menguatkan persatuan dan kesatuan bangsa untuk mengokohkan Indonesia sebagai bangsa yang berdaya tahan dan mandiri," ujar dia.

Selain itu, menumbuhkan kesadaran bersama kembali kepada Pancasila dan semangat dasar pembukaan UUD 1945; membangun nasionalisme baru dan semangat patriotisme dengan komitmen kuat terhadap persatuan dan keutuhan bangsa dan negara, meletakkan kepentingan bangsa dan negara di atas kepentingan pribadi dan golongan; mengembangkan kembali gagasan wawasan nusantara sebagai cara pandang geopolitik nasional indonesia sebagai satu kesatuan; dan mengangkat budaya sebagai leading sector pembangunan nasional. Ant

 

BERITA TERKAIT

Organisasi Nirlaba Berkontribusi Bagi Pembangunan RI

NERACA Jakarta - Sekretaris Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Susiwijono Moegiarso menyampaikan, organisasi nirlaba (NGO) telah membuktikan kontribusi pentingnya bagi pembangunan…

Masyarakat Menerima Hasil Pemilu dengan Kondusif

NERACA Jakarta - Pengamat politik Arfianto Purbolaksono mengemukakan bahwa masyarakat menerima hasil Pemilihan Umum 2024 yang ditetapkan Komisi Pemilihan Umum…

Demokrasi Adalah Jalan Capai Kebenaran

NERACA Semarang - Mantan Sekretaris Pengurus Wilayah Nadhlatul Ulama (PWNU) Jawa Tengah KH Hudallah Ridwan yang akrab disapa Gus Huda…

BERITA LAINNYA DI

Organisasi Nirlaba Berkontribusi Bagi Pembangunan RI

NERACA Jakarta - Sekretaris Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Susiwijono Moegiarso menyampaikan, organisasi nirlaba (NGO) telah membuktikan kontribusi pentingnya bagi pembangunan…

Masyarakat Menerima Hasil Pemilu dengan Kondusif

NERACA Jakarta - Pengamat politik Arfianto Purbolaksono mengemukakan bahwa masyarakat menerima hasil Pemilihan Umum 2024 yang ditetapkan Komisi Pemilihan Umum…

Demokrasi Adalah Jalan Capai Kebenaran

NERACA Semarang - Mantan Sekretaris Pengurus Wilayah Nadhlatul Ulama (PWNU) Jawa Tengah KH Hudallah Ridwan yang akrab disapa Gus Huda…