Danai Pengembangan Bisnis - GMF Bidik Pendanaan di Pasar Rp 500 Miliar

NERACA

Jakarta – Berambisi menjadi pemain terbesar di Asia untuk perawatan pesawat, PT Garuda Maintenance Facility AeroAsia Tbk (GMFI) terus penetrasi pasar. Maka guna mendanai ekspansi tersebut, anak usaha dari PT Garuda Indonesia (Perseroan) Tbk  sedang mengincar dana segar senilai Rp500 miliar melalui pasar modal.

Direktur Keuangan Garuda Maintenance Facility, Edward Okky Avianto menjelaskan bahwa perseroan menyiapkan skema pendanaan melalui pasar modal. Disampaikannya, perseroan akan menambah porsi kepemilikan saham publik sebanyak 15% hingga 20%. “Skema ini masih digodok bersama dengan pihak underwriter,”ujarnya di Jakarta, kemarin.

Selain menunggu kondisi pasar yang lebih stabil, perseroan masih menunggu harga saham GMFI untuk menyentuh harga yang sama saat menggelar initial public offering (IPO) yakni pada harga Rp400 per saham. “Rights issue-nya sepanjang market-nya bullish, tapi enaknya nunggu dulu harga kami stabil ke Rp400 baru kami mau coba rights issue,” jelasnya.

Selain itu, GMFI menyiapkan aksi korporasi lainnya yang akan dilakukan dalam waktu dekat. Edward mengatakan bahwa perseroan tidak menutup kemungkinan untuk memanfaatkan fasilitas pinjaman dari pihak perbankan dan skema pendanaan lainnya. “Jangka pendeknya kami mau buka kaya obligasi, DIRE, segala alternatif pendanaan kami jajaki, rights issue, reksadana, private placement,” ungkapnya.

Dia mengatakan bahwa dana tersebut akan digunakan perseroan sebagai modal kerja dalam mengerjakan perawatan mesin pesawat. Selain itu, perseroan melakukan ekspansi dalam pengembangan workshop yang dimiliki saat ini agar dapat lebih kompetitif dalam melakukan perawatan mesin pesawat yang menjadi fokus perseroan pada tahun ini.“Kemudian waktu pengerjaan perbaikan mesin itu selama 6 bulan jadi modal di awalnya besar. Jadi belanjanya juga harus dari awal. Uang untuk membelanjakan harus siap sedia,” ujarnya.

Sebagai informasi, perseroan tahun ini menargetkan laba bersih US$500 juta. Pelaksana Tugas (Plt) Direktur Utama GMF, Tazar Marta Kurniawan mengatakan, target ini akan ditopang oleh bisnis perawatan mesin.”Portofolio bisnis GMF pada tahun 2015, porsi pendapatan paling besar berasal dari line maintenance 31%, kemudian component 28%, dan airframe 24%. Tapi sekarang yang paling tumbuh revenue-nya adalah perawatan mesin sebesar 29%," ujarnya.

Tazar melanjutkan, dalam sekali perawatan mesin pesawat, GMF akan memperoleh pendapatan sebesar US$5 juta hingga US$6 juta. Disampaikannya, bisnis perawatan mesin ini sebagai dominant opportunity bagi GMF. Apalagi, perseroan mempunyai rencana jangka panjang perusahaan (RJPP) sebagai top maintenance, repair, dan overhaul (MRO) dan ditandai dengan revenue (pendapatan perusahaan) sebesar US$1 miliar yang akan dicapai tahun 2021.

Selain itu, Tazar juga menambahkan, perseroan tengah melakukan ekspansi di beberapa wilayah seperti kawasan Timur Tengah dan Afrika Utara, Indo-China dan Asia Timur, serta Australia. Di kawasan Timur Tengah dan Afrika Utara, ekspansi bisnis tersebut akan berupa kerja sama dengan MRO lokal yang direncanakan beroperasi pada 2020. 

 

BERITA TERKAIT

Metropolitan Land Raih Marketing Sales Rp438 Miliar

NERACA Jakarta – Emiten properti, PT Metropolitan Land Tbk (MTLA) atau Metland membukukan marketing sales hingga kuartal I-2024 sebesar Rp…

Hartadinata Tebar Dividen Final Rp15 Per Saham

Rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST) PT Hartadinata Abadi Tbk. (HRTA) akan memberikan dividen final tahun buku 2023 sebesar Rp15…

Kenaikan BI-Rate Positif Bagi Pasar Modal

NERACA Jakarta  - Ekonom keuangan dan praktisi pasar modal, Hans Kwee menyampaikan kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI) atau BI-Rate…

BERITA LAINNYA DI Bursa Saham

Metropolitan Land Raih Marketing Sales Rp438 Miliar

NERACA Jakarta – Emiten properti, PT Metropolitan Land Tbk (MTLA) atau Metland membukukan marketing sales hingga kuartal I-2024 sebesar Rp…

Hartadinata Tebar Dividen Final Rp15 Per Saham

Rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST) PT Hartadinata Abadi Tbk. (HRTA) akan memberikan dividen final tahun buku 2023 sebesar Rp15…

Kenaikan BI-Rate Positif Bagi Pasar Modal

NERACA Jakarta  - Ekonom keuangan dan praktisi pasar modal, Hans Kwee menyampaikan kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI) atau BI-Rate…