Mengapa Ekspor dan Kenapa Risaukan Impor?

Oleh: Fauzi Aziz

Pemerhati Ekonomi dan Industri

 

Ekspor dan impor sama pentingnya dalam perekonomian sebuah bangsa. Kita dididik take and give agar ekspor dan impor diterima sebagai sebuah kenyataan, yang seperti kita harus bisa bersikap take and give tersebut. Sebab itu rumus matematika X-M tidak pernah memberikan jawaban hasil akhirnya, apakah surplus atau defisit.

Tapi kemudian diberikan "tafsir", usahakan harus bisa surplus. Sebab kalau tidak bisa surplus hasil akhirnya pasti akan defisit. Pertanyaannya mengapa harus bisa ekspor, dan kenapa kita boleh merisaukan impor?

Jawaban atas pertanyaan tersebut mudah saja seperti membalik telapak tangan. Yaitu bahwa jika mampu ekspor, kita akan dapat fulus, namun jika kita sibuk mengimpor kita akan banyak keluar fulus. Kalau pendapatannya lebih kecil dari pengeluarannya maka rugilah kita. Orang kebanyakan mengatakan bahwa jika Anda melulu mengalami defisit, maka bukan hanya kerugian yang kita dapat  tapi malunya itu jika kita di-bully kau tak pandai berdagang.

Padahal bangsa ini terus dididik dan dimotivasi untuk menjadi bangsa saudagar yang tangguh, dan menjadi negara industri maju. Pesan filosofis itu sudah benar, tinggal bagaimana melangkah setapak demi setapak guna menjalankan pesan moral tersebut untuk membangun kekayaan sebuah bangsa.

Sebab itu, penulis berani mengatakan yang sejujurnya bahwa harus bisa ekspor sebanyak-banyaknya adalah keniscayaan, serta mengendalikan impor sekuat-kuatnya adalah juga keniscayaan. Dalam kehidupan sehari-hari dan semua yang berpotensi menimbulkan defisit atau kerugian memang  harus dicegah.

Tanpa harus menggelar data infografis tentang ekspor- impor, dan jika kita tahu hasilnya baik karena hasilnya surplus, maka hati kita berbunga-bunga dan sumringah. Tapi bila defisit, hati kita gundah gulana dan risau. karena kok kalah melulu, apalagi di kandang sendiri. Sesekali kalah tak mengapa karena kalah menang adalah hal biasa.

Kebangkitan ekonomi China 40 tahun lebih yang sudah berjalan adalah kebangkitan ekspornya yang begitu hebat, sehingga cadangan devisanya menjadi sangat besar dan berlimpah. Impornya juga tidak kecil, tapi ketika dijurnal, neraca perdagangannya selalu surplus.

Kebangkitan ekonominya diiringi oleh kebangkitan peradabannya yang ditandai dan diiringi dengan kemajuan yang dicapai pada bidang sains dan teknologi. Konsep kerja cerdas, kerja besar dan kerja keras bersatu padu membangun kekayaan bangsanya. Kreativitas dan Inovasi kebijakannya dilakukan sedemikian rupa sampai mitra dagangnya seperti AS dibuat kewalahan menghadapinya hingga kini sampai mengajak perang dagang.

Ekspor dilakukan oleh hampir semua negara di dunia. Mereka sejatinya bukan saling berebut pasar, tapi lebih tepat disebut saling berebut pendapatan. Karena itu, segala cara/strategi ditempuh agar ekspornya bisa menghasilkan pendapatan besar. Surplusnya adalah surplus pendapatan sehingga mampu memiliki dana cash yang besar.

BERITA TERKAIT

Ekspor Nonmigas Primadona

Oleh: Zulkifli Hasan Menteri Perdagangan Neraca perdagangan Indonesia kembali mencatatkan surplus pada periode Februari 2024 sebesar USD0,87 miliar. Surplus ini…

Jaga Kondusivitas, Tempuh Jalur Hukum

  Oleh: Rama Satria Pengamat Kebijakan Publik Situasi di masyarakat saat ini relatif kondusif pasca penetapan hasil Pemilihan Umum (Pemilu)…

Perspektif UMKM di Ramadhan

Oleh: Agus Yuliawan Pemerhati Ekonomi Syariah Memasuki pertengahan bulan suci Ramadhan seperti ini ada dua arus perspektif yang menjadi fenomena…

BERITA LAINNYA DI

Ekspor Nonmigas Primadona

Oleh: Zulkifli Hasan Menteri Perdagangan Neraca perdagangan Indonesia kembali mencatatkan surplus pada periode Februari 2024 sebesar USD0,87 miliar. Surplus ini…

Jaga Kondusivitas, Tempuh Jalur Hukum

  Oleh: Rama Satria Pengamat Kebijakan Publik Situasi di masyarakat saat ini relatif kondusif pasca penetapan hasil Pemilihan Umum (Pemilu)…

Perspektif UMKM di Ramadhan

Oleh: Agus Yuliawan Pemerhati Ekonomi Syariah Memasuki pertengahan bulan suci Ramadhan seperti ini ada dua arus perspektif yang menjadi fenomena…