IHSG Berkonsolidasi Menunggu Keputusan BI Rate

NERACA

Jakarta – Menutup perdagangan Kamis kemarin, IHSG naik tipis 8,342 poin (0,23%) ke level 3.494,539 dari sebelumnya perdagangan sesi I, indeks hanya menguat 13,087 poin (0,37%) ke level 3.499,284. Sementara Indeks LQ 45 naik 2,614 poin (0,42%) ke level 621,233.

Penguatan indeks disokong oleh pembelian bersih saham-saham finansial, terutama bank. Namun aksi beli tersebut belum mampu mengangkat indeks kembali ke level 3.500. Saham-saham finansial tak hanya diburu oleh investor asing, tetapi juga investor lokal.

Inflasi yang lebih baik dari ekspektasi membuat sebagian pelaku pasar mengharapkan BI Rate untuk tetap di level 6.75%. Maka dengan pertimbangan tersebut, membuka perdagangan akhir pekan, indeks diperkirakan bergerak di kisaran 3,450-3,530 dengan MEDC dan AALI sebagai saham pilihan hari ini.

Sebelumnya, diawal perdagangan Kamis pagi, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dibuka menguat kembali (rebound) 1,22 poin didorong oleh penguatan bursa-bursa regional. IHSG BEI, Kamis, menguat tipis 0,03% ke posisi 3.487,42 poin dan kelompok 45 saham-saham unggulan (LQ45) juga menguat 0,31 poin (0,05%) ke level 618,93. 

Analis Sinarmas Securities, Jeff Tan mengatakan, penguatan indeks saat pembukaan dipengaruhi sentimen positif bursa regional. "Bursa-bursa regional yang bergerak menguat menentukan pergerakkan indeks BEI Kamis pagi, sehingga dibuka menguat," katanya di Jakarta, Kamis (3/3).

Dia menjelaskan, secara tehnikal indeks BEI diprediksikan akan bergerak bervariasi (mixed) dengan kecenderungan menguat atau berada dalam posisi area positif. "Perdagangan kemarin indeks didera profit taking. Secara tehnikal, indeks bergerak menguat kendati masih dalam kisaran terbatas,"ungkapnya.

Menurutnya, hampir semua saham-saham unggulan menguat dan mendorong indeks dalam negeri bergerak naik kendati perdagangan kurang ramai. Saham-saham yang perlu diperhatikan antara lain saham perbankan dan saham sektor konsumer yang diprediksi akan menopang penguatan indeks.

Kata Jeff Tan, IHSG sebelumnya diperkirakan akan bergerak menguat terbatas seiring minimnya sentimen positif baru dari domestik. Menyikapi hal tersebut, investor masih wait and see terkait pengumuman BI rate di akhir pekan ini. Hingga pukul 9.45 WIB Kamis kemarin, indeks terus bergerak menguat 15,85 poin (0,45%) berada diposisi Rp3.502,04.

Sementara bursa Regional seperti Indeks Hang Seng menguat 53,60 poin (0,23%) ke level 23.102,26, Indeks Nikkei-225 naik 55,71 poin (0,53%) ke level 10.548,09, dan Indeks Straits Times menguat 26,19 poin (0,88%) ke level 3.053,53.

Kemudian menutup perdagangan sesi I, IHSG menguat 13,087 poin (0,37%) ke level 3.499,284. Sementara Indeks LQ 45 naik 2,295 poin (0,37%) ke level 620,914. Investor mulai kembali mengoleksi saham secara kolektif pada perdagangan kemarin. Namun minimnya sentimen positif membuat laju IHSG tidak terlalu kencang.

Arus dana asing pun mulai kembali masuk ke pasar modal. Pemodal asing mulai melakukan pembelian bersih, meski nilainya belum terlalu besar. Sementara perdagangan sesi I kemarin, berjalan moderat dengan frekuensi transaksi mencapai 48.236 pada volume 4,963 miliar lembar saham senilai Rp 2,554 triliun. Sebanyak 119 saham naik, 64 saham turun, dan 85 saham stagnan.

Saham-saham yang naik signifikan dan masuk dalam jajaran top gainers diantaranya Indomobil (IMAS) naik Rp 450 ke Rp 7.250, Unilever (UNVR) naik Rp 400 ke Rp 16.600, Astra Otoparts (AUTO) naik Rp 300 ke Rp 13.700, dan Waran Inovisi (INVS-W) naik Rp 250 ke Rp 5.650.

Sementara saham-saham yang turun cukup dalam dan masuk dalam kategori top losers antara lain Indo Tambangraya (ITMG) turun Rp 1.700 ke Rp 42.500, Multibreeder (MBAI) turun Rp 250 ke Rp 13.400, Bhakti Capital (BCAP) turun Rp 140 ke Rp 610, dan Multi Prima (LPIN) turun Rp 125 ke Rp 2.350.

Selanjutnya, menutup perdagangan Kamis (3/3), IHSG naik tipis 8,342 poin (0,23%) ke level 3.494,539. Sementara Indeks LQ 45 naik 2,614 poin (0,42%) ke level 621,233. Transaksi investor asing pada perdagangan hari ini tercatat melakukan pembelian bersih (foreign nett buy) senilai Rp 310,148 miliar di pasar negosiasi dan reguler. Dana asing kembali parkir di bursa.

Hampir seluruh sektor industri di Bursa Efek Indonesia (BEI) menguat. Kenaikan paling tinggi dicetak oleh sektor aneka industri, sementara sektor tambang dan industri dasar mendekati akhir perdagangan.
Perdagangan berjalan moderat dengan frekuensi transaksi mencapai 90.998 pada volume 6,496 miliar lembar saham senilai Rp 4,767 triliun. Sebanyak 127 saham naik, 77 saham turun, dan 90 saham stagnan.

Saham-saham yang naik signifikan dan masuk dalam jajaran top gainers diantaranya Astra Internasional (ASII) naik Rp 550 ke Rp 54.550, Unilever (UNVR) naik Rp 300 ke Rp 16.500, Intraco Penta(INTA) naik Rp 275 ke Rp 3.050, dan United Tractor (UNTR) naik Rp 250 ke Rp 23.200.

Sementara saham-saham yang turun cukup dalam dan masuk dalam kategori top losers antara lain Indo Tambangraya (ITMG) turun Rp 2.100 ke Rp 42.100, Bayan (BYAN) turun Rp 900 ke Rp 16.750, Gudang Garam (GGRM) turun Rp 600 ke Rp 35.850, dan Bank Tabungan Pensiunan (BTPN) turun Rp 250 ke Rp 11.200.

 

BERITA TERKAIT

Tumbuh by Astra Financial Raih 2,5 Juta Kunjungan

Pameran virtual pertama Astra Financial, Tumbuh by Astra Financial yang digelar dua pekan mencatatkan lebih dari 2,5 juta kunjungan konsumen.…

Berkolaborasi Wujudkan Mudik Sehat dan Aman

Budaya mudik di Indonesia jelang libur lebaran selalu menyisakan masalah, khususnya potensi lonjakan volume kendaraan dan angka kecelakaan. Maka tak…

Gandeng Kerjasama Telkom - LKPP Rilis Sistem E-Katalog Versi 6.0 Yang Lebih Responsif

Dalam rangka meningkatkan pelayanan dan transparansi dalam pengadaan barang, Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah (LKPP) bekerjasama dengan PT Telkom Indonesia…

BERITA LAINNYA DI Bursa Saham

Tumbuh by Astra Financial Raih 2,5 Juta Kunjungan

Pameran virtual pertama Astra Financial, Tumbuh by Astra Financial yang digelar dua pekan mencatatkan lebih dari 2,5 juta kunjungan konsumen.…

Berkolaborasi Wujudkan Mudik Sehat dan Aman

Budaya mudik di Indonesia jelang libur lebaran selalu menyisakan masalah, khususnya potensi lonjakan volume kendaraan dan angka kecelakaan. Maka tak…

Gandeng Kerjasama Telkom - LKPP Rilis Sistem E-Katalog Versi 6.0 Yang Lebih Responsif

Dalam rangka meningkatkan pelayanan dan transparansi dalam pengadaan barang, Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah (LKPP) bekerjasama dengan PT Telkom Indonesia…