Danai Kebutuhan Bisnis di Hulu - PGN Anggarkan Belanja Modal Rp 5,5 Triliun

NERACA

Jakarta – Tahun ini,  PT Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk (PGN) menganggarkan belanja modal (capital expenditure/capex) sebesar US$ 400 juta atau Rp 5,5 triliun. Anggaran belanja modal tersebut diantaranya sekitar 60% untuk kebutuhan bisnis di hulu (upstream) dan sekitar 40% untuk bisnis PGN di hilir (downstream).”Untuk 2018 total capex kami itu US$ 400 juta untuk 60% di upstream dan 40% di downstream,”kata Danny Praditya, Direktur PGN di Jakarta, kemarin.

Danny menambahkan, angka capex tersebut dapat berubah jika holding Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Migas menjadi anak usaha PT Pertamina (Persero) dan akuisisi Pertagas terjadi. Capex yang direncanakan tersebut merupakan anggaran belanja modal rencana kerja dan anggaran perusahaan (RKAP) pada 2017, sebelum pembentukan holding migas. Ada kemungkinan, tambah Danny, angka capex tersebut bisa lebih tinggi ataupun lebih rendah kedepannya.

Selain itu, pada akhir 2018 perseroan juga menargetkan menyelesaikan proyek perpanjangan pipeline (jalur pipa gas) sepanjang 56 kilometer di Duri hinga Fumai Provinsi Riau serta transmisinya dengan panjang 67 kilometer pipeline. Sedangkan untuk distribusi gas, PGN menargetkan sekitar 775 MMSCFD volume distribusi hingga akhir 2018 serta target volume transmisis sebesar 665 MMSCFD. Sedangkan untuk produksi di hulu (upstream lifting) PGN menargetkan sekitar 35.435 hingga akhir tahun ini.

PGN juga telah menyusun strategi dan market development salah satunya dengan meluncurkan layanan digital terintegrasi untuk memberikan efisiensi bagi perusahaan dalam mengintegrasikan portofolio pelanggan.”Saat ini kami juga mulai luncurkan layanan digital PGN ya, jadi kedepannya pelanggan-pelanggan PGN dapat menggunakan platform tersebut untuk dapat mengontrol portofolionya, selain itu layanan digital tersebut juga dapat memberikan efisiensi bagi PGN kedepannya,”jelasnya.

Danny mengungkapkan, ada beberapa metode akuisisi atas PT Pertagas, sebagai proses kelanjutan pembentukan holding BUMN migas. Disebutkan, bisa saja dalam peralihan Pertagas ke PGN, dilakukan pembelian tidak dengan uang cash. "Bisa pinjaman, bisa aset pertukaran atau swap, bisa segala macam," ujarnya.

Swap aset yang disebut Danny, dicontohkan dengan peralihan aset sektor hulu PGN yang ditukarkan dengan aset Pertagas. Sebab, pada akhirnya anak usaha PGN di sektor hulu akan masuk ke subsektor hulu di PT Pertamina (Persero). Hal itu masih belum ditentukan karena belum adanya nilai valuasi atas Pertagas.

BERITA TERKAIT

Sentimen Bursa Asia Bawa IHSG Ke Zona Hijau

NERACA Jakarta – Mengakhiri perdagangan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI), Kamis (18/4) sore, indeks harga saham gabungan (IHSG) ditutup…

Anggarkan Capex Rp84 Miliar - MCAS Pacu Pertumbuhan Kendaraan Listrik

NERACA Jakarta – Kejar pertumbuhan bisnisnya, PT M Cash Integrasi Tbk (MCAS) akan memperkuat pasar kendaraan listrik (electric vehicle/EV), bisnis…

Sektor Perbankan Dominasi Pasar Penerbitan Obligasi

NERACA Jakarta -Industri keuangan, seperti sektor perbankan masih akan mendominasi pasar penerbitan obligasi korporasi tahun ini. Hal tersebut disampaikan Kepala…

BERITA LAINNYA DI Bursa Saham

Sentimen Bursa Asia Bawa IHSG Ke Zona Hijau

NERACA Jakarta – Mengakhiri perdagangan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI), Kamis (18/4) sore, indeks harga saham gabungan (IHSG) ditutup…

Anggarkan Capex Rp84 Miliar - MCAS Pacu Pertumbuhan Kendaraan Listrik

NERACA Jakarta – Kejar pertumbuhan bisnisnya, PT M Cash Integrasi Tbk (MCAS) akan memperkuat pasar kendaraan listrik (electric vehicle/EV), bisnis…

Sektor Perbankan Dominasi Pasar Penerbitan Obligasi

NERACA Jakarta -Industri keuangan, seperti sektor perbankan masih akan mendominasi pasar penerbitan obligasi korporasi tahun ini. Hal tersebut disampaikan Kepala…