Impor Ikan Diperkirakan Naik 35,5% di 2012

NERACA

Jakarta- Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) memperkirakan, impor hasil perikanan pada tahun 2012 bakal meningkat hingga sebesar 35,5%, yaitu dari sebanyak 0,45 juta ton pada 2011 menjadi sebesar 0,61 juta ton pada 2012. Perkiraan tersebut didasarkan pada analisis kebutuhan impor hasil perikanan pada tahun 2012.

Menteri Kelautan dan Perikanan Sharif Cicip Sutardjo memaparkan, prediksi kebutuhan impor hasil perikanan pada 2012 sebesar 0,61 itu diperoleh dari pengurangan prediksi produksi sebesar 7,68 juta ton dengan total prediksi kebutuhan konsumsi dan unit pengolahan ikan (UPI) yang mencapai 9,81 juta ton.

Sementara analisis kebutuhan impor hasil perikanan pada 2011 atau tahun sebelumnya adalah sebesar 0,45 juta ton yang diperoleh dari pengurangan produksi sebesar 7,57 juta ton dengan total kebutuhan konsumsi dan UPI yang ketika itu hanya mencapai 8,53 juta ton. Prediksi produksi pada tahun 2012 itu terbagi atas 5,44 juta ton produksi perikanan tangkap dan 3,76 produksi perikanan budidaya. Sedangkan lonjakan kebutuhan bahan baku perikanan diperoleh terutama antara lain dengan prediksi meningkatnya jumlah kebutuhan bahan baku UPI dari 0,96 juta ton pada 2011 menjadi 2,13 juta ton pada 2012.

Angka melonjaknya kebutuhan itu diperoleh pihak Kementerian Kelautan dan Perikanan setelah berkonsultasi dengan sejumlah pihak seperti Asosiasi Pengusaha Pindang Ikan Indonesia (Appikando). Sebelumnya, Ketua Umum Appikando E.F. Hamidy menyatakan, banyak pengusaha pemindangan ikan yang mulai "menjerit" karena kekurangan pasokan bahan baku dan harga ikan yang melonjak beberapa waktu terakhir.

"Pemindang ikan banyak yang mulai menjerit karena berdasarkan laporan dari berbagai daerah dari koordinator wilayah Appikando menyatakan bahwa saat ini stok bahan baku ikan makin berkurang dan harga ikan yang aemakin meningkat dibanding satu bulan yang lalu," kata Hamidy.

Menurut data Appikando, dari total kebutuhan bahan baku ikan untuk pindang nasional yang mencapai 157.838 ton per bulan, yang hanya mampu dipasok dari hasil penangkapan nelayan Indonesia sebesar 76.000 ton atau 48,43% per bulan. Untuk memenuhi kekurangan tersebut, ujar dia, kebijakan impor adalah solusi sementara karena selain membantu kelangsungan usaha ikan pindang, hal ini juga ikut menyelamatkan ratusan ribu tenaga kerja. Dari data yang dihimpun Appikando di lapangan, usaha ikan pindang menyerap hingga sebesar 354.355 orang per hari.

RS Ikan

Sementara untuk terkait dengan industrialiasi perikanan, KKP terus mendorong produksi hasil perikanan nasional agar bisa bersaing dengan hasil perikanan luar negeri.  Karena itu Menteri KP Sharif C. Sutarjo meresmikan Loka penyakit Ikan dan Lingkungan (LPPIL) di Pandeglang, Banten, atau yang disebut juga sebagai 'Rumah Sakit' Ikan, di Pandeglang, Banten, belum lama ini.

Menurut Cicip, tingginya kerugian ekonomi yang diderita pembudidaya ikan akibat serangan penyakit disikapi KKP dengan membentuk lembaga yang khusus menangani hama dan penyakit ikan.Untuk pembangunan rumah sakit ini, tak sedikit biaya yang dikeluarkan LPPIL. Sekitar Rp26 miliar dikeluarkan untuk sarana yang bakal menjadi laboratorium rujukan nasional ini. Ruang lingkupnya meliputi pengujian analisa kualitas air dan tanah, parasitologi, mikologi, bakteriologi, histopatologi, biologi molekuler serta produksi vaksin dan imunologi.

Semuanya itu, kata Cicip, ditujukan untuk memenuhi standar kesehatan internasional ikan. Dengan begitu, ujar CIcip, Indonesia dapat melindungi ikan sehingga meningkatkan daya saing sektor perikanan budidaya dengan manajemen yang efektif dari penyakit hewan akuatik. Lebih jauh lagi dia memaparkan, tak hanya manusia yang butuh rumah sakit, ikan juga perlu. "Dengan demikian, dapat meningkatkan daya saing di dunia internasional," ujarnya.

BERITA TERKAIT

Di Pameran Seafood Amerika, Potensi Perdagangan Capai USD58,47 Juta

NERACA Jakarta –Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) berhasil membawa produk perikanan Indonesia bersinar di ajang Seafood Expo North America (SENA)…

Jelang HBKN, Jaga Stabilitas Harga dan Pasokan Bapok

NERACA Jakarta – Kementerian Perdagangan (Kemendag) terus meningkatkan koordinasi dengan instansi terkait dalam  menjaga stabilitas harga dan pasokan barang kebutuhan…

Sistem Keamanan Pangan Segar Daerah Dioptimalkan

NERACA Makassar – Badan Pangan Nasional/National Food Agency (Bapanas/NFA) telah menerbitkan Perbadan Nomor 12 Tahun 2023 tentang Penyelenggaraan Urusan Pemerintahan…

BERITA LAINNYA DI Perdagangan

Di Pameran Seafood Amerika, Potensi Perdagangan Capai USD58,47 Juta

NERACA Jakarta –Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) berhasil membawa produk perikanan Indonesia bersinar di ajang Seafood Expo North America (SENA)…

Jelang HBKN, Jaga Stabilitas Harga dan Pasokan Bapok

NERACA Jakarta – Kementerian Perdagangan (Kemendag) terus meningkatkan koordinasi dengan instansi terkait dalam  menjaga stabilitas harga dan pasokan barang kebutuhan…

Sistem Keamanan Pangan Segar Daerah Dioptimalkan

NERACA Makassar – Badan Pangan Nasional/National Food Agency (Bapanas/NFA) telah menerbitkan Perbadan Nomor 12 Tahun 2023 tentang Penyelenggaraan Urusan Pemerintahan…