Cara Kurangi Berat Badan Bagi yang Ketagihan Makan

Menjaga berat badan tetap ideal menjadi tantangan tersendiri bagi sebagian orang. Apalagi bagi mereka yang ketagihan makan, dan susah mengontrol asupan makanannya.  Hal serupa juga pernah dialami Susan Peirce Thompson, seorang peneliti asal Amerika Serikat yang telah berjuang menurunkan berat badannya selama berpuluh-puluh tahun. Banyak hal telah dicobanya, dari program-program diet, dan olahraga ketat. Sayangnya, semua hal tersebut tidak membuahkan hasil.

Hingga suatu hari, ketika ia menemukan bahwa solusi menurunkan berat badan bagi orang-orang yang tidak bisa berhenti makan adalah mengenai apa yang dimakan, bukan berapa banyak yang dimakan. Thompson menemukan hal ini setelah meneliti banyak orang yang memiliki kemiripan dengannya.

Selama ini, menurut Thompson, banyak dietisi dan ahli gizi mengatakan bahwa jika ingin menurunkan berat badan, makanlah segala sesuatu tanpa berlebihan. Namun, aturan ini justru menjerumuskan dirinya."Bagi sebagian orang, makan sedikit bagaikan menghilangkan rasa gatal. Namun bagi orang lain, menggaruk rasa gatal itu membuatnya semakin gatal. Kau memuaskan dirimu sedikit dan kemudian kau ingin lagi," ucap Thompson, seperti dikutip Business Insider.

Pasalnya, tiap Thompson berjanji kepada dirinya sendiri untuk hanya makan sepotong pizza, beberapa menit kemudian ia telah menghabiskan setengah kotaknya. Karena mengetahui bahwa makanan bersifat adiktif baginya, Thompson juga harus menyelesaikan hal tersebut layaknya sebuah kecanduan, misalnya kecanduan rokok."Jika kau seorang perokok yang menghabiskan dua pak sehari, akan sulit untuk langsung merokok sedikit. Kau membutuhkan sebuah batasan jelas terhadap rokok yang tidak boleh dilalui," kata Thompson.

Begitu juga dengan kecanduan terhadap makanan. Jika ingin benar-benar menurunkan berat badan, seseorang harus membuat batasan tegas makanan apa saja yang boleh dan tidak boleh dimakan. Makanan yang termasuk dalam pantangan Thompson terutama adalah makanan-makanan yang diproses dan makanan dengan kadar gula atau tepung yang tinggi.

Hal ini disebabkan, ketika seseorang mengonsumsi gula atau karbohidrat dalam jumlah yang sangat tinggi, pankreas menghasilkan insulin dengan berlebihan, dan menimbulkan hasrat untuk memakan lebih banyak gula dan karbohidrat. Selain itu, banyak juga studi yang menunjukkan bahwa konsumsi gula berlebihan berperan besar dalam kenaikan berat badan. Sebuah ulasan dari 68 studi yang dipublikasi British Medical Journal menemukan bahwa semakin banyak gula yang dikonsumsi seseorang, semakin besar berat badannya.

Untuk itu, daripada mengonsumsi nasi putih, roti putih, dan makanan dengan kadar gula yang tinggi, Thompson merekomendasikan makanan yang lebih banyak mengandung lemak, protein dan serat. Misalnya telur, sayur-sayuran seperti kol dan brokoli, ikan, buah-buahan seperti alpukat, dan kacang-kacangan.

Tidak seperti mengonsumsi gula, ketika mengonsumsi telur, sayur-sayuran dan kacang-kacangan, otak kita akan mengirim sinyal ke tubuh bahwa ia sudah kenyang. Terlebih lagi, makanan-makanan tersebut juga membantu meregulasi tingkat gula darah dan energi. Hasrat untuk makan cemilan juga bisa dikurangi.Tentunya, cara diet seperti ini tidak diperuntukkan bagi semua orang. "Bagi sebagian orang, yang saya ceritakan ini bisa dianggap gila. Hal ini sangat menuntut dan membatasi," kata Thompson.

Namun, bagi mereka yang telah mencoba banyak cara untuk mengurangi berat badan dan tidak kunjung berhasil, seperti Thompson, cara ini bisa jadi solusi untuk mendapatkan tubuh yang sehat setelah sekian lama.

Di sisi lain, Hidup dengan diabetes melitus bukan perkara mudah. Penyakit ini merupakan salah satu penyakit kronis yang tak memiliki obat. Mereka yang menderita diabetes melitus harus rutin mengecek kadar gula darah, konsumsi obat dan menjaga pola makan dengan diet.

Dari beberapa jenis diet yang kini populer, diet vegan adalah diet yang paling aman dijalani penderita diabetes melitus. "Diet vegan memiliki risiko untuk penderita diabetes paling rendah sesuai riset Public Health Nutrition pada 2012," kata Kepala Bagian Riset & Diklat Indonesia Vegetarian Society (IVS), Hendry Widjaja di Jakarta Timur, seperti dikutip dari Antara  beberapa waktu lalu.

Vegan sebenarnya merupakan gaya hidup. Seorang vegan sama sekali tidak mengonsumsi produk hewani, termasuk susu dan telur. Hendry menjelaskan pada riset Public Health Nutrition 2012, tercacat besaran risiko untuk diet vegan adalah paling kecil di anatar jenis diet lain.

Diet vegetarian yakni diet yang tidak mengonsumsi daging memiliki risiko 1. Diet semi-vegetarian sebesar 0,72. Diet pescovegetarian yang masih mengonsumsi ikan besarnya 0,49. Untuk diet yang masih mengonsumsi suus dan telur atau diet lacto-ovo vegetarian besarnya 0,39. Sedangkan diet vegan hanya 0,22. Semakin rendah angka menunjukkan tingkat keamanan yang paling tinggi bagi penderita diabetes.

Lebih lanjut lagi Hendry menjelaskan sebelumnya terdapat riset yang dilakukan di Universitas kentucky, Amerika Serikat pada 1979. Sebanyak 20 pasien diabetes melitus tipe II diberi asupan sayur-sayuran, buah, padi-padian utuh, kacang-kacangan serta sedikit sekali lemak. Hasilnya, lebih dari separuh partisipan berhenti menggunakan insulin."Ternyata dalam waktu 16 hari, lebih dari 50 persen pasien berhenti menggunakan insulin dan kadar gula darah lebih rendah dari semula. Sisanya dosis insulin menurun drastis," kata Hendry.

BERITA TERKAIT

Agar Stamina Terjaga Saat Puasa - Penting Pahami Pola Nutrisi Sehat Saat Sahur dan Berbuka

Konsumsi masyarakat saat puasa Ramadan menjadi dua kali lipat, maka penting bagi masyarakat untuk menjaga stamina dengan apa yang dikonsumsi.…

Garmin Rayakan Hari Perempuan - Kampanyekan Jiwa Raga Bugar Lewat Run Like A Girl

Dalam rangka merayakan International Women’s Day 2024, pemimpin smartwatch GPS multisport yang inovatif, Garmin menyelenggarakan perayaan meriah di Indonesia pada…

Bolehkah Anak Terkena Diabetes untuk Berpuasa?

    Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) menyebut anak dengan diabetes melitus tipe satu aman untuk menunaikan puasa Ramadhan asalkan…

BERITA LAINNYA DI Kesehatan

Agar Stamina Terjaga Saat Puasa - Penting Pahami Pola Nutrisi Sehat Saat Sahur dan Berbuka

Konsumsi masyarakat saat puasa Ramadan menjadi dua kali lipat, maka penting bagi masyarakat untuk menjaga stamina dengan apa yang dikonsumsi.…

Garmin Rayakan Hari Perempuan - Kampanyekan Jiwa Raga Bugar Lewat Run Like A Girl

Dalam rangka merayakan International Women’s Day 2024, pemimpin smartwatch GPS multisport yang inovatif, Garmin menyelenggarakan perayaan meriah di Indonesia pada…

Bolehkah Anak Terkena Diabetes untuk Berpuasa?

    Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) menyebut anak dengan diabetes melitus tipe satu aman untuk menunaikan puasa Ramadhan asalkan…