NERACA

Jakarta - Perum Jamkrindo siap meningkatkan pemberian penjaminan kredit konstruksi dan pengadaan barang/jasa yang disalurkan Bank Mandiri kepada nasabahnya dengan nilai proyek Rp15 miliar-Rp20 miliar. Penandatangan kerja sama antara Perum Jamkrindo dengan Bank Mandiri dilakukan di Kantor Kementerian BUMN, Jakarta, Senin (16/4) yang disaksikan Deputi Bidang Usaha Jasa Keuangan, Jasa Survei dan Konsultan, Kementerian BUMN Gatot Trihargo.

Selain dengan Jamkrindo, Bank Mandiri secara bersamaan juga menandatangani kesepakatan penjaminan dengan PT Asuransi Jiwasraya (Persero), PT Asuransi Jasa Indonesia (Persero), dan PT Asuransi ASEI Indonesia (Persero). Dirut Jamkrindo Randi Anto mengatakan, sinergi tersebut sangat strategis dan bertujuan lebih meningkatkan kinerja kedua belah pihak, sekaligus volume penjaminan di Perum Jamkrindo.

Jamkrindo menjamin kredit/pembiayaan UMKM untuk keperluan tambahan modal kerja jasa konstruksi dan pengadaan barang/jasa sesuai dengan kontrak kerjanya yang sumber pengembaliannya berasal dari dana APBN/APBD/BUMN. "Potensi bisnis penjaminan cukup signifikan di mana kerja sama penjaminan kredit baik "cash loan" maupun "non cash loan" dengan Bank Mandiri masih sangat besar untuk ditingkatkan dalam rangka meningkatkan akses sumber pembiayaan pelaku usaha UMKM kepada Bank Mandiri," ujar Randi.

Ia menjelaskan, alasan Jamkrindo meningkatkan penjaminan kredit konstruksi karena sektor ini masih terus digalakkan pemerintah sebagai salah satu penopang perekonomian nasional. "Selama ini UMKM atau sub kontraktor di sektor konstruksi memiliki peran penting dalam pembangunan perekonomian yang mencapai 61,41 perse. Namun, hanya 22 persen yang memiliki askses kredit ke perbankan," ujarnya.

Realisasi volume penjaminan kredit di Perum Jamkrindo di Bank Mandiri sepanjang tahun 2015- 2017 yakni mencapai Rp19, 2 triliun, antara lain Kredit Business Banking Rp159, 8 miliar, Kredit Konstruksi dan Pengadaan Barang/Jasa Rp13,4 miliiar, Kredit Kontra Bank Garansi sebesar Rp461,7 miliar, Kredit Mikro sebesar Rp356,4 miliar.

Selanjutnya, kredit Multiguna sebesar Rp42,5 miliar, Kredit Serbaguna Mikro Mandiri sebesar Rp24,3 miliar, Kredit Tanpa Agunan sebesar Rp43,9 miliar, Kredit Umum sebesar Rp3,5 miliar, Kredit Usaha Rakyat 2015 sebesar Rp18 miliar dan Pembiayaan Invoice sebesar Rp92,8 miliar.

Sementara itu, Deputi Bidang Usaha Jasa Keuangan, Jasa Survei dan Konsultan, Kementerian BUMN Gatot Trihargo mengatakan sinergi antara perusahaan asuransi umum, jiwa dan penjaminan dengan perbankan, seperti Bank Mandiri masih perlu ditingkatkan. "Sinergi perbankan dengan perusahaan asuransi maupun penjaminan harus lebih baik lagi, karena banyak produk yang bisa ditawarkan kepada perbankan," ujar Gatot.

Perum Jamkrindo misalnya, memiliki ruang lingkup penjaminan penugasan pemerintah yaitu Kredit Usaha Rakyat (KUR), Penjaminan Kredit Mikro, Penjaminan Kredit Umum, Penjaminan Kredit Multiguna, Penjaminan Kredit Distribusi Barang, Penjaminan KPR (FLPP), Penjaminan Kredit kendaraan Bermotor, Penjaminan Surety Bond, Penjaminan Custom Bond, Penjaminan Bank Garansi/Kontra Garansi, Penjaminan Supply Chain Financing dan melakukan Penjaminan Sistem Resi Gudang (SRG).