Impor Banten Februari 2018 Turun 1,21 Persen

Impor Banten Februari 2018 Turun 1,21 Persen

NERACA

Serang - Nilai impor Banten Februari 2018 mengalami penurunan 1,21 persen dibanding bulan sebelumnya, dari 990,29 juta dolar AS menjadi 978,31 juta dolar AS."Penurunan itu terutama disebabkan impor migas pada Februari 2018 yang mengalami penurunan 7,77 persen dari 316,98 juta dolar AS pada bulan sebelumnya menjadi 292,34 juta dolar AS," kata Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Banten Agoes Soebeno di Serang, Selasa (10/4).

Dia mengatakan pada komoditi nonmigas terjadi peningkatan sebesar 1,88 juta dolar AS menjadi 685,96 juta dolar AS, dibanding bulan sebelumnya yang mencapai 673,32 juta dolar AS.”Berkenaan dengan migas, penurunan impor tersebut utamanya akibat dari turunnya nilai impor untuk komoditi hasil minyak, mengingat pada komoditi minyak mentah dan gas tidak terjadi transaksi impor pada Februari 2018,” ujar dia. 

Dibanding bulan yang sama tahun 2017, nilai impor Februari 2018 mengalami peningkatan 4,24 persen. Penyebab utama peningkatan impor ini adalah kenaikan impor nonmigas 4,06 persen dan dibarengi oleh impor migas yang naik 4,65 persen dibanding Februari 2017.

Ia mengatakan peran impor komoditi nonmigas pada Februari 2018 masih sangat dominan yaitu 69,05 persen. Dominasi komoditi nonmigas juga dapat dilihat dari perannya terhadap impor pada bulan Desember 2017 dan Januari 2018 yang secara berturut-turut tercatat sebesar 70,03 persen dan 67,99 persen.

Dibanding periode Januari - Februari 2017, kata Soebeno, impor Banten periode yang sama pada tahun 2017 meningkat 10,26 persen. Peningkatan tersebut disebabkan oleh impor komoditi nonmigas yang mengalami peningkatan 10,08 persen dan komoditi migas yang naik 10,67 persen.

Nilai impor nonmigas terbesar Februari 2018 berasal dari golongan barang bahan kimia organik yang mencapai 250,18 juta dolar AS, disusul oleh bahan bakar mineral serta besi dan baja dengan nilai impor masing-masing sebesar 77,13 juta dolar AS dan 59,50 juta dolar AS.

Negara pemasok barang impor nonmigas terbesar pada Februari 2018 adalah Thailand dengan nilai impor sebesar 114,96 juta dolar AS, diikuti oleh Singapura dan Australia, masing-masing dengan impor sebesar 94,45 juta dolar AS dan 83,89 juta dolar AS, sementara impor nonmigas dari ASEAN mencapai 275,86 juta dolar AS.

10 golongan barang impor nonmigas Banten Februari 2018 adalah bahan kimia organik senilai 250,18 juta dolar AS, bahan bakat mineral (77,13 juta dolar AS), besi dan baja (59,50 juta dolar AS), gula dan kembang gula (57,97 juta dolar AS), bijih, kerak dan abu logam (47,87 juta dolar AS).

Kemudian gandum-ganduman (42,80 juta dolar AS), mesin-mesin/pesawat mekanik (36,42 juta dolar AS), ampas/sisa industri makanan (30,93 juta dolar AS), benda-benda dari besi dan baja (16,87 juta dolar AS) dan kapal laut dan bangunan terapung senilai 15,36 juta dolar AS).

12 negara asal barang impor nonmigas Banten Februari 2018 adalah Thailand dengan nilai 114,96 juta dolar AS, Singapura (94,45 juta dolar AS), Malaysia (51,03 juta dolar AS), Australia (83,89 juta dolar AS), Jepang (64,19 juta dolar AS), Tiongkok (58,19 juta dolar AS), Argentina (26,10 juta dolar AS), Arab Saudi (24,91 juta dolar AS), Amerika Serikat (24,37 juta dolar AS), Brazil (24,12 juta dolar AS), Korea Selatan (20,46 juta dolar AS), dan Kanada senilai 18,35 juta dolar AS.

Sementara, nilai ekspor Banten Februari 2018 turun 9,88 persen dibanding bulan sebelumnya dari 992,29 juta dolar AS menjadi 894,23 juta dolar AS. Ant

 

BERITA TERKAIT

Coblos Gambar untuk Memilih Pimpinan PWI Jaya 2024-2029

NERACA Jakarta - Tidak terasa jika pemilihan pimpinan Persatuan Wartawan Indonesia Provinsi DKI Jakarta sudah semakin mendekat. Tinggal dalam hitungan…

Mentan dan Pemprov Targetkan Jabar Jadi Penghasil Padi Nasional

NERACA Jakarta - Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman dan Pejabat (Pj) Gubernur Jawa Barat Bey Machmudin berupaya memanfaatkan pompanisasi…

Badan Geologi Bandung Lakukan Penelitian Potensi Gempa di Sukabumi

NERACA Sukabumi - Pusat Kegiatan Wilayah (PKW) Sukabumi diteliti oleh Badan Geologi Bandung terkait dengan potensi terjadinya gempa. Penelitian tersebut…

BERITA LAINNYA DI Ekonomi Daerah

Coblos Gambar untuk Memilih Pimpinan PWI Jaya 2024-2029

NERACA Jakarta - Tidak terasa jika pemilihan pimpinan Persatuan Wartawan Indonesia Provinsi DKI Jakarta sudah semakin mendekat. Tinggal dalam hitungan…

Mentan dan Pemprov Targetkan Jabar Jadi Penghasil Padi Nasional

NERACA Jakarta - Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman dan Pejabat (Pj) Gubernur Jawa Barat Bey Machmudin berupaya memanfaatkan pompanisasi…

Badan Geologi Bandung Lakukan Penelitian Potensi Gempa di Sukabumi

NERACA Sukabumi - Pusat Kegiatan Wilayah (PKW) Sukabumi diteliti oleh Badan Geologi Bandung terkait dengan potensi terjadinya gempa. Penelitian tersebut…