Nilai Tukar Rupiah Diprediksi Stabil

 

 

 

NERACA

 

Jakarta - Nilai tukar rupiah stabil menjelang rilis data perdagangan ritel Indonesia. Sebagian besar mata uang Asia memasuki pekan perdagangan dengan stabil karena Dolar AS terus tertekan oleh isu perdagangan AS-Cina. Chief Market Strategist FXTM, Hussein Sayed, mengatakan, Rupiah stabil terhadap Dolar pada perdagangan Senin (9/4). USDIDR bergerak di kisaran Rp 13.760 per dolar AS.

"Walaupun berbagai faktor eksternal seperti NFP AS yang mengecewakan tampaknya akan terus memperkuat mata uang domestik, sentimen positif terhadap Indonesia juga berperan penting dalam memperkuat Rupiah," jelasnya melalui siaran pers, Selasa (10/4). Hussein menambahkan, pasar akan memperhatikan rilis laporan penjualan ritel Indonesia pada Februari yang dapat memberi informasi baru mengenai keadaan ekonomi terbesar di Asia Tenggara ini.

Data penjualan ritel akan sangat dicermati, terutama karena konsumsi swasta berkontribusi besar pada PDB Indonesia.Laporan survei penjualan eceran telah diterbitkan Bank Indonesia pada Senin (9/4) malam. "Data yang mencapai atau melampaui ekspektasi pasar sebesar 0,88 persen dapat dianggap mendukung potensi PDB sehingga memperkuat optimisme pada ekonomi Indonesia," terangnya.

Berdasarkan kurs referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (JISDOR) di Bank Indonesia, nilai tukar rupiah ditetapkan sebesar Rp 13.759 per dolar AS pada Selasa (10/4), sedikit menguat dibandingkan Senin (9/4) di level Rp 13.771 per dolar AS. Sementara data Bloomberg USDIDR Spot Exchange Rate, perdagangan rupiah pada Selasa dibuka di level Rp 13.764 per dolar AS. Sedangkan penutupan perdagangan pada Senin sebesar Rp 13.761 per dolar AS.

Sementara itu, Analis Binaartha Sekuritas Reza Priyambada mengatakan nilai tukar rupiah bergerak terapresiasi, kecemasan mengenai perang dagang sedikit mereda sehingga aset mata uang di negara berkembang kembali dilirik. “Adanya harapan akan adanya titik temu antara AS-Tiongkok untuk mengakhiri potensi terjadinya perang dagang membuat mata uang di negara berkembang, termasuk rupiah kembali terapresiasi,” katanya.

Dari dalam negeri, menurut dia, sentimen mengenai perekonomian juga relatif masih kondusif sehingga minat investor terhadap aset berdenominasi rupiah masih baik. "Pasar obligasi di dalam negeri cenderung membaik seiring dengan penguatan rupiah," katanya.

Kepala Riset Monex investindo Futures Ariston Tjendra menambahkan bahwa data tenaga kerja Amerika Serikat yang dirilis di bawah estimasi pasar turut membuat dolar AS mengalami tekanan. Selanjutnya, ia mengatakan, pelaku pasar akan mencermati data indeks produsen Amerika Serikat. Jika data itu dirilis optimis, maka dapat memulihkan kekuatan dolar AS.

 

 

BERITA TERKAIT

Jasa Raharja Berikan Santunan ke Korban Kecelakaan Tol Cikampek KM 58

  NERACA Jakarta – PT Jasa Raharja memberikan uang santunan kepada 12 orang korban kecelakaan Tol Jakarta-Cikampek KM 58 masing-masing…

Spekulasi Pasar Terhadap The Fed Sebabkan Pelemahan Rupiah

  NERACA Jakarta – Ekonom sekaligus Menteri Keuangan (Menkeu) periode 2014-2016 Bambang Brodjonegoro menilai, pelemahan rupiah terhadap dolar AS disebabkan…

Zurich Syariah Optimis Kinerja Asuransi Kendaraan akan Positif Selama Mudik

Zurich Syariah Optimis Kinerja Asuransi Kendaraan akan Positif Selama Mudik NERACA Jakarta - Presiden Direktur PT Zurich General Takaful Indonesia…

BERITA LAINNYA DI Jasa Keuangan

Jasa Raharja Berikan Santunan ke Korban Kecelakaan Tol Cikampek KM 58

  NERACA Jakarta – PT Jasa Raharja memberikan uang santunan kepada 12 orang korban kecelakaan Tol Jakarta-Cikampek KM 58 masing-masing…

Spekulasi Pasar Terhadap The Fed Sebabkan Pelemahan Rupiah

  NERACA Jakarta – Ekonom sekaligus Menteri Keuangan (Menkeu) periode 2014-2016 Bambang Brodjonegoro menilai, pelemahan rupiah terhadap dolar AS disebabkan…

Zurich Syariah Optimis Kinerja Asuransi Kendaraan akan Positif Selama Mudik

Zurich Syariah Optimis Kinerja Asuransi Kendaraan akan Positif Selama Mudik NERACA Jakarta - Presiden Direktur PT Zurich General Takaful Indonesia…