Gelar Ekspansi, Chandra Asri Siapkan Dana US$ 1,2 Miliar

NERACA

Jakarta - PT Chandra Asri Petrokimia (CAP) menyiapkan dana sebesar US$ 1,2 miliar untuk menggelar ekspansi di sektor hilirisasi petrokimia dalam beberapa tahun ke depan.

Menteri Perindustri MS Hidayat mengatakan, rencana ekspansi CAP tersebut didorong oleh peningkatan permintaan terhadap produk-produk hilir petrokimia seperti polipropiline (PP). Pada tahap awal program hilirisasi, CAP akan membangun pabrik butadiena, dengan investasi sekitar US$ 100 juta sampai US$ 300 juta.

Butadiene merupakan bahan campuran untuk membuat karet sintetis yang merupakan komponen untuk membuat ban. Selama ini, kebutuhan butadiene dalam negeri masih diimpor dari luar negeri seperti Jepang dan Korea.

“Kemenperin mendukung hal tersebut. Menurut CAP pabrik butadiena di Indonesia akan berjalan karena ada perusahaan ban asal Italia yang berencana melakukan investasi di Indonesia,” terangnya di Jakarta, kemarin.

Hidayat menambahkan, rencana yang dilakukan CAP ini akan mengurangin impor butadiena. Ke depan CAP berencana membangun pabrik tersebut melalui anak perusahaannya yaitu PT Petrokimia Butadiene Indonesia (PBI).

PBI telah menyiapkan biaya investasi sekitar US$100 juta untuk membangun pabrik butadiena dengan produksi 100.000 ton per tahun. Pabrik butadiene tersebut akan dibangun di lahan seluas 40.000 m2 di kompleks pabrik PT Chandra Asri, di Cilegon, Banten.

Hidayat menuturkan, selain di sektor butadiena, Chandra Asri juga akan mengembangkan industri polipropilena dan terminal LNG. “Industri petrokimia mulai tahun ini akan mendapatkan prioritas terdepan untuk dikembangkan,” imbuhnya.

Sementara itu, Direktur Industri Kimia Dasar Ditjen Industri Agro Kemenperin F. Tony Tanduk mengatakan, kebutuhan butadiena nasional selama ini masih diimpor dari Korea dan Jepang. Jika kebutuhan butadiena bisa dipenuhi dari dalam negeri, biaya produksi dapat ditekan dan cadangan devisa bisa dihemat. Ditambah lagi akan menambah tenaga kerja.

BM Petrokimia

Sementara itu, Hidayat menjanjikan, jika industri hilir petrokimia berkembang di dalam negeri, maka pemerintah akan melakukan proteksi untuk menahan serbuan impor. Langkah itu akan diambil agar industri dapat terus berkembang dan memiliki daya saing.

Pernyataan Menperin itu terkait dengan kekhawatiran pengusaha petrokimia atas langkah sejumlah korporasi besar petrokimia di Asean yang saling merger.  

“Jelas akan kita akan proteksi kalau meski kita dihadapkan pada perdagangan bebas (free trade agreement). Amerika Serikat (AS) saja bilang tak ada free trade, yang ada adalah fair trade. Ini merupakan indikasi bahwa AS sendiri sangat peduli dengan industri domestiknya. Kita tak perlu takut melakukan proteksi,” ujarnya.

Sebelumnya, pada 24 Februari 2011, PTT Thailand, perusahaan petrokimia asal Thailand mengumumkan rencana merger dua anak perusahaannya, yaitu PTT Chemical dan PTT Aromatics and Refining. Perusahaan hasil merger diprediksi memiliki nilai kapitalisasi pasar sebesar US$11 miliar. Dengan merger tersebut, perusahaan ini berada pada peringkat kedua di bawah Petronas Chemicals yang memiliki kapitalisasi pasar sebesar US$16 miliar. Perusahaan hasil merger akan memiliki kapasitas produksi sebesar 8,2 juta ton per tahun.

Sehubungan dengan itu, pada 28 Maret, seluruh investor nasional akan dipanggil Presiden untuk membicarakan berbagai rencana investasi mereka. “Dari berbagai masukan para pengusaha, pemerintah akan menentukan sikap terkait dengan sejumlah hal yang tepat untuk mendukung bergeraknya sektor riil,” katanya.

BERITA TERKAIT

Hingga H+3 Pertamina Tambah 14,4 juta Tabung LPG 3 Kg

NERACA Malang – Selama Ramadhan hingga H+3 Idul Fitri 2024, Pertamina melalui anak usahanya, Pertamina Patra Niaga, telah menambah pasokan…

Pengembangan Industri Pengolahan Kopi Terus Dirorong

NERACA Jakarta – Kementerian Perindustrian (Kemenperin) terus mendorong perkembangan industri pengolahan kopi nasional. Hal ini untuk semakin mengoptimalkan potensi besar…

Konsumsi Energi Listrik SPKLU Meningkat 5,2 Kali Lipat - MUDIK LEBARAN 2024

NERACA Jakarta – Guna memanjakan pemudik yang menggunakan kendaraan listrik EV (Electric Vehicle), 1.299 unit Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum…

BERITA LAINNYA DI Industri

Hingga H+3 Pertamina Tambah 14,4 juta Tabung LPG 3 Kg

NERACA Malang – Selama Ramadhan hingga H+3 Idul Fitri 2024, Pertamina melalui anak usahanya, Pertamina Patra Niaga, telah menambah pasokan…

Pengembangan Industri Pengolahan Kopi Terus Dirorong

NERACA Jakarta – Kementerian Perindustrian (Kemenperin) terus mendorong perkembangan industri pengolahan kopi nasional. Hal ini untuk semakin mengoptimalkan potensi besar…

Konsumsi Energi Listrik SPKLU Meningkat 5,2 Kali Lipat - MUDIK LEBARAN 2024

NERACA Jakarta – Guna memanjakan pemudik yang menggunakan kendaraan listrik EV (Electric Vehicle), 1.299 unit Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum…