Divestasi Anak Usaha - BRMS Targetkan Bisa Rampung Semester I

NERACA

Jakarta - Proses divestasi sebagian saham anak usaha PT Bumi Resources Minerals Tbk (BRMS), PT Dairi Prima Mineral (DPM), kepada Nonferrous Metal Industry’s Foreign Engineering and Construction Co. Ltd. (NFC) terus berlanjut.

Andrew Neale, Chief Executive Officer (CEO) & President Director BRMS mengatakan, sejatinya penutupan atau closing atas conditional share purchase agreement (CSPA) divestasi tersebut dikejar tahun lalu. Namun, target waktu itu tak sampai. “Hal itu membuat kami kecewa. Tapi, kami dan NFC yakin transaksinya bisa diselesaikan semester I tahun ini," ujarnya di Jakarta, kemarin.

Hubungan antara BRMS dan NFC sudah terjalin sejak Oktober 2013. Kala itu, NFC sepakat membantu pengembangan tambang timah dan seng milik DPM. Bantuannya dalam bentuk dana sebesar 85% dari nilai investasi pengembangan tambang. Pada Juni 2017, BRMS, NFC dan sejumlah pihak lainnya menandatangani CSPA untuk mengalihkan 51% saham DPM dalam BRMS kepada NFC. Nilai transaksinya ditaksir mencapai US$ 198 juta.

Hasil divestasi itu juga yang disebut-sebut bakal menjadi dana pembayaran untuk akuisisi 20% saham DPM dari PT Aneka Tambang Tbk (ANTM). Sebagai informasi, perseroan sebelumya melakukan konversi utang ke saham atas kewajiban senilai US$ 232 juta. Dengan tuntasnya restrukturisasi utang itu, keuangan BRMS menjadi lebih sehat.

Rasio utang terhadap ekuitas atau debt to equity ratio (DER) membaik jadi 0,27 kali dari sebelumnya 0,44 kali. Restrukturisasi tersebut juga membuat beban keuangan BRMS menjadi lebih ringan, turun 41% menjadi US$ 63 juta dari sebelumnya US$ 107 juta. “Kerugian per saham juga berkurang," ujar Andrew Neale.

Selain menjadi lebih sehat, likuiditas perusahaan ke depan juga berpotensi meningkat. Sebab, BRMS tengah dalam proses lanjutan divestasi 51% saham anak usahanya, PT Dairi Prima Mineral (DPM) kepada Nonferrous Metal Industry’s Foreign Engineering and Construction Co. Ltd. (NFC) sebelum semester II tahun ini. BRMS diperkirakan bakal meraup dana segar sekitar US$ 198 juta melalui divestasi anak usahanya yang bergerak di sektor mineral itu. "Dana itu akan melengkapi pengurangan (deleveraging) utang dalam neraca keuangan BRMS," imbuh Andrew.

BERITA TERKAIT

Summarecon Crown Gading - Primadona Properti di Utara Timur Jakarta

Summarecon Crown Gading yang merupakan kawasan terbaru Summarecon yang di Utara Timur Jakarta, kini semakin berkembang. Saat ini sedang berlangsung…

Pertumbuhan Logistik Tembus 8% - CKB Logistics Optimalkan Bisnis Lewat Kargo Udara

Asosiasi Logistik Indonesia (ALI) memperkirakan sektor logistik nasional tahun ini mengalami pertumbuhan tujuh sampai dengan delapan persen. Tak heran, bisnis…

Mitra Investindo Catat Laba Meningkat 212%

NERACA Jakarta - Perusahaan jasa pelayaran dan logistik PT Mitra Investindo Tbk (MITI) membukukan laba bersih yang meningkat signifikan 212% year…

BERITA LAINNYA DI Bursa Saham

Summarecon Crown Gading - Primadona Properti di Utara Timur Jakarta

Summarecon Crown Gading yang merupakan kawasan terbaru Summarecon yang di Utara Timur Jakarta, kini semakin berkembang. Saat ini sedang berlangsung…

Pertumbuhan Logistik Tembus 8% - CKB Logistics Optimalkan Bisnis Lewat Kargo Udara

Asosiasi Logistik Indonesia (ALI) memperkirakan sektor logistik nasional tahun ini mengalami pertumbuhan tujuh sampai dengan delapan persen. Tak heran, bisnis…

Mitra Investindo Catat Laba Meningkat 212%

NERACA Jakarta - Perusahaan jasa pelayaran dan logistik PT Mitra Investindo Tbk (MITI) membukukan laba bersih yang meningkat signifikan 212% year…