Sektor Primer - Petani Penerima Bantuan Kementan Wajib Jual Gabah ke Pemerintah

NERACA

Jakarta – Perusahaan Umum Badan Urusan Logistik menginginkan petani penerima bantuan dari Kementerian Pertanian wajib menjual sebagian gabahnya ke pemerintah untuk stok cadangan pangan nasional. Petani yang mendapatkan bantuan dari Kementerian Pertanian (Kementan) ada kewajiban menjual ke Badan Urusan Logistik (Bulog). Paling tidak 20 atau 30 persen dari total produksinya.

Demikian disampaikan Dewan Pengawas Perum Bulog Spudnik Sujono ketika meninjau panen gabah di Desa Banyu Urip, Gerung, Lombok Barat, sebagaimana disalin dari Antara. Menurut dia, perlunya mewajibkan petani menjual sebagian gabah yang diproduksi karena Bulog lembaga penyangga stok pangan nasional. Harga pembelian di tingkat petani tetap mengacu pada kebijakan harga pembelian pemerintah (HPP).

Jika semua hasil produksi petani dijual kemudian dimainkan oleh swasta dikhawatirkan pemerintah tidak bisa berbuat apa-apa ketika stok cadangan pangan nasional kosong. "Stok beras kosong, harga naik, pemerintah tidak bisa berbuat apa-apa. Ujung-ujungnya kita impor. Kalau impor salah lagi," ujar Spudnik yang didampingi Kepala Divisi Regional Bulog NTB H Achmad Ma'mun.

Spudnik mengatakan pihaknya sudah menandatangani nota kesepahaman (MoU) dengan Kementan beberapa tahun lalu terkait kewajiban petani penerima bantuan menjual sebagian gabahnya ke Bulog.

Namun implementasi dan eksekutornya belum ada hingga saat ini. Artinya MoU hanya sekedar nota kesepahaman saja. Seharusnya, menurut mantan Direktur Jenderal Hortikultura Kementan ini, ada semacam kerja sama operasional antara Bulog dengan Kementan yang harus diwujudkan.

Ia meyakini bahwa kerja sama tersebut bisa diwujudkan. Sebab, kebijakan mewajibkan petani penerima bantuan menjual sebagian hasil panen ke pemerintah sudah dipraktikkan ketika menjabat Dirjen Hortikultura.

"Para petani mau karena saya memberikan bantuan Rp40 juta per hektare. Itu sudah dilakukan di bawang dan cabai. Harusnya di padi juga bisa dengan cara kita berikan bantuan mesin traktor, alat pemanen padi, benih dan pupuk bersubsidi," katanya.

Spudnik juga menginginkan agar Bulog tidak hanya menunggu di tingkat hilir atau saat panen raya. Tapi bergerak di sisi hulu atau mengawal petani mulai dari proses budi daya padi hinga pascapanen.

Sebab, target penyerapan beras untuk cadangan pangan nasional yang dibebankan pemerintah kepada Bulog terus mengalami kenaikan setiap tahunnya. Ia menyebutkan target stok beras nasional yang harus dipenuhi oleh Bulog sebanyak 2,2 juta ton hingga Juni 2018. Namun yang sudah terealisasi hingga akhir Maret 2018 sekitar 10 persen. "Realiasi tersebut sungguh sangat mengkhawatirkan, jangan sampai target stok beras nasional yang ada di Bulog tidak tercapai," katanya.

Badan Pusat Statistik (BPS) menyatakan bahwa harga gabah kering panen (GKP) khususnya di tingkat petani pada Maret 2018 tercatat mengalami penurunan sebesar 8,65 persen menjadi Rp4.757 per kilogram dibanding bulan sebelumnya. Kepala BPS Suhariyanto mengatakan bahwa penurunan harga gabah tersebut disebabkan mulai bergulirnya panen raya pada Maret 2018.

Penurunan tersebut tidak hanya terjadi pada tingkat petani, namun juga pada tingkat penggilingan. "Harga gabah di kedua tingkat baik petani maupun penggilingan mengalami penurunan. Ketika harga gabah turun, beras juga mengikuti," kata Suhariyanto, di Jakarta, disalin dari Antara.

Laporan BPS tersebut berdasarkan 2.350 transaksi penjualan gabah di 30 provinsi selama Maret 2018. Tercatat transaksi gabah kering panen mencapai 63,06 persen, gabah kualitas rendah 28,30 persen, dan gabah kering giling sebanyak 8,64 persen.

Berdasarkan data, selama Maret 2018, rata-rata harga gabah kering panen di tingkat petani Rp4.757,00 per kilogram atau turun 8,65 persen. Sementara di tingkat penggilingan Rp4.845,00 per kilogram atau turun 8,67 persen dibandingkan harga gabah kualitas yang sama pada bulan sebelumnya.

Sementara untuk gabah kering giling, rata-rata harga di tingkat petani Rp5.442,00 per kilogram atau turun 8,71 persen, dan di tingkat penggilingan Rp5.555,00 per kilogram atau turun 8,85 persen.

Harga gabah kualitas rendah juga tercatat turun, di tingkat petani Rp4.367,00 per kilogram atau turun 8,16 persen dan di tingkat penggilingan Rp4.465,00 per kilogram atau turun 7,82 persen.

Untuk harga beras, pada Maret 2018, rata-rata harga beras kualitas premium di penggilingan sebesar Rp9.893,00 per kilogram, turun sebesar 4,71 persen dibandingkan bulan sebelumnya. Sementara rata-rata harga beras kualitas medium di penggilingan sebesar Rp9.698,00 per kilogram, turun sebesar 5,06 persen. Sedangkan rata-rata harga beras kualitas rendah di penggilingan sebesar Rp9.554,00 per kilogram atau turun sebesar 4,34 persen.

BERITA TERKAIT

Konflik Iran dan Israel Harus Diwaspadai Bagi Pelaku Industri

NERACA Jakarta – Kementerian Perindustrian (Kemenperin) terus memantau situasi geopolitik dunia yang tengah bergejolak. Saat ini situasi Timur Tengah semakin…

Soal Bisnis dengan Israel - Lembaga Konsumen Muslim Desak Danone Jujur

Yayasan Konsumen Muslim Indonesia, lembaga perlindungan konsumen Muslim berbasis Jakarta, kembali menyuarakan desakan boikot dan divestasi saham Danone, raksasa bisnis…

Tiga Asosiasi Hilir Sawit dan Forwatan Berbagi Kebaikan

NERACA Jakarta – Kegiatan promosi sawit dan bakti sosial diselenggarakan Forum Wartawan Pertanian (Forwatan) bersama tiga asosiasi hilir sawit yaitu…

BERITA LAINNYA DI Industri

Konflik Iran dan Israel Harus Diwaspadai Bagi Pelaku Industri

NERACA Jakarta – Kementerian Perindustrian (Kemenperin) terus memantau situasi geopolitik dunia yang tengah bergejolak. Saat ini situasi Timur Tengah semakin…

Soal Bisnis dengan Israel - Lembaga Konsumen Muslim Desak Danone Jujur

Yayasan Konsumen Muslim Indonesia, lembaga perlindungan konsumen Muslim berbasis Jakarta, kembali menyuarakan desakan boikot dan divestasi saham Danone, raksasa bisnis…

Tiga Asosiasi Hilir Sawit dan Forwatan Berbagi Kebaikan

NERACA Jakarta – Kegiatan promosi sawit dan bakti sosial diselenggarakan Forum Wartawan Pertanian (Forwatan) bersama tiga asosiasi hilir sawit yaitu…