NERACA
Jakarta –Dalam rangka efisiensi dan meningkatkan likuiditas, anak usaha PT Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul Tbk (SIDO) yang bergerak di bidang distribusi, PT Muncul Mekar memutuskan untuk mengurangi modal ditempatkan dan disetor melalui mekanisme pengurangan nilai nominal. Disebutkan, semula nilai nominal saham Muncul Mekar adalah Rp 1.000.000 per saham. Kini, setelah melalui pengurangan nominal, nilai sahamnya menjadi Rp 650.000 per saham. Informasi tersebut disampaikan perseroan dalam siaran persnya di Jakarta, Selasa (3/4).
Kemudian modal dasar Muncul Mekar yang semula sebesar Rp 1,5 triliun berkurang menjadi Rp 975 miliar. Sementara, modal ditempatkan dan disetor yang sebelumnya sebesar Rp 925,55 miliar menjadi Rp 601,87 miliar. Susunan modal ditempatkan dan disetor dalam Muncul Mekar kini terdiri dari SIDO dengan jumlah saham sebanyak 925.954 lembar senilai Rp 601,87 miliar dan PT Hotel Candi Baru sebanyak satu lembar saham senilai Rp 650.000. Selisih setoran modal atas pengurangan tersebut akan dikembalikan kepada masing-masing pemegang saham proporsional.
Manajemen SIDO menyatakan, tidak ada dampak yang signifikan terhadap pengurangan modal pada Muncul Mekar. Sebab, Muncul Mekar merupakan anak usaha SIDO. Pengurangan modal pada Muncul Mekar ini justru akan berdampak positif bagi kondisi keuangan SIDO. Pasalnya, dengan menggunakan mekanisme penurunan nilai nominal saham, maka SIDO akan mendapatkan pengembalian setoran modal sebesar Rp 324,08 miliar. Dana dari pengembalian setoran modal ini dapat digunakan SIDO untuk perkembangan usaha.
Asal tahu saja, SIDO saat ini semakin giat mengembangkan bisnisnya di pasar global dengan membuka cabang di Filipina dan Nigeria.”Kami masih terus menjajaki ke banyak Negara dengan memperluas wilayah pemasaran," kata Direktur PT Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul, Irwan Hidayat.
Saat ini, progress perluasan pasar ke negara tujuan masih dalam tahap pengurusan ijin dan juga perseroan melakukan pendaftaran di Badan Pengawas Obat Makanan (BPOM). Dalam mengembangkan pasar, lanjut Irwan, pihaknya, lebih mengutamakan pembuatan marketing office di banyak negara, bukan membuat pabrik di luar negeri.”Skema bisnis tersebut lebih efisien dan efektif bagi perusahaan ini. Kami cari distributor disitu, dan buat marketing office-nya, tidak perlu pabrik disana, dari Indonesia tinggal kirim," ujar Irwan.
Disamping itu, dalam pengembangan bisnis di luar negeri, lanjut Irwan, perseroan juga mengandeng investor dari luar untuk ekspansi bisnis dan peningkatan profesionalitas. Disampaikannya, perseroan punya banyak rencana untuk memperlebar lini bisnisnya. Salah satu sektor yang disasar adalah bidang makanan dan minuman. Sebab jika hanya mengandalkan jamu saja, pangsa pasar produk tersebut masih kecil dibandingkan dengan obat. "Sebenarnya kami bisa kembangkan jadi besar, lagi pula antara makanan dan jamu itu produksinya hampir mirip," kata Irwan.
Sebelumnya, Direktur Keuangan PT Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul Venancia Sri Indrijati Wijono pernah mengatakan, porsi ekspor terhadap pendapatan SIDO saat ini masih sangat kecil yakni dikisaran 1%. Namun, kurang dari dua tahun mendatang, Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul menargetkan porsi ekspor bisa mencapai 5%.
PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk (BTN) menempati posisi Top 3 tempat kerja terbaik untuk pengembangan karir di Indonesia versi…
NERACA Jakarta – Resmi mencatatkan sahamnya di pasar modal, PT Atlantis Subsea Indonesia Tbk (ATLA) membidik pendapatan tumbuh 20% pada…
NERACA Jakarta- Tensi ketegangan politik di kawasan timur tengah menjadi sentimen negatif terhadap indeks harga saham gabungan (IHSG) di Bursa…
PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk (BTN) menempati posisi Top 3 tempat kerja terbaik untuk pengembangan karir di Indonesia versi…
NERACA Jakarta – Resmi mencatatkan sahamnya di pasar modal, PT Atlantis Subsea Indonesia Tbk (ATLA) membidik pendapatan tumbuh 20% pada…
NERACA Jakarta- Tensi ketegangan politik di kawasan timur tengah menjadi sentimen negatif terhadap indeks harga saham gabungan (IHSG) di Bursa…