Minim Sentimen Positif Tekan Laju IHSG

NERACA

Jakarta – Mengakhiri perdagangan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI), Selasa (3/4), indeks harga saham gabungan (IHSG) ditutup melemah 11,55 poin atau 0,19% menjadi 6.229,01, sedangkan kelompok 45 saham unggulan atau indeks LQ45 bergerak turun 1,85 poin (0,18%) menjadi 1.017,35.

Manajer Riset Shinhan Sekuritas Indonesia, Teuku Hendry Andrean mengatakan bahwa faktor eksternal masih menjadi katalis utama yang membuat pergerakan IHSG kembali bergerak dalam area negatif.”Investor masih berhati-hati terhadap pengaruh perang dagang antara Amerika Serikat-Tiongkok, kondisi itu yang membuat investor cenderung masih melakukan aksi lepas saham," ujarnya di Jakarta, kemarin.

Dia menambahkan bahwa fluktuasi nilai tukar rupiah terhadap dolar AS yang cenderung melemah turut mempengaruhi pergerakan IHSG. Pelemahan rupiah dapat berdampak negatif bagi kinerja emiten. Di sisi lain, lanjut dia, investor asing yang melanjutkan aksi lepas saham menambah tekanan bagi IHSG. Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia, investor asing membukukan jual bersih atau "foreign net sell" sebesar Rp384,14 miliar pada Selasa.

Sementara itu tercatat frekuensi perdagangan sebanyak 366.304 kali transaksi dengan jumlah saham yang diperdagangkan sebanyak 9,100 miliar lembar saham senilai Rp6,097 triliun. Sebanyak 154 saham naik, 185 saham menurun, dan 136 saham tidak bergerak nilainya atau stagnan. Bursa regional, di antaranya indeks bursa Nikkei ditutup turun 96,29 poin (0,45%) ke 21.292,28, indeks Hang Seng menguat 86,71 poin (0,29%) ke 30.180,10 dan Straits Times melemah 18,61 poin (0,54%) ke posisi 3.412,15.

Pada pembukaan perdagangan, IHSG dibuka melemah 35,38 poin atau 0,57% ke posisi 6.205,18. Sementara kelompok 45 saham unggulan atau LQ45 bergerak turun 7,83 poin (0,77%) menjadi 1.011,37. Kata Vice President Research and Analysis Valbury Asia Securities, Nico Omer Jonckheere, insentif bagi pasar saham yang terbilang minim mendorong IHSG kembali masuk dalam area pelemahan.”Bursa saham di kawasan Asia yang juga dibayangi pelemahan menambah sentimen negatif bagi IHSG,"tuturnya.

Menurut dia, sentimen eksternal mengenai ancaman Amerika Serikat yang akan memberikan kembali sanksi terhadap Iran, serta meningkatnya ketegangan perdagangan antara Amerika Serikat dengan Tiongkok membebani pergerakan saham. Dari dalam negeri, lanjut dia, proyeksi akan adanya kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) dapat mendorong inflasi April 2018. Harga BBM menyumbang andil inflasi sebesar 0,04%.

Sementara itu,analis Kresna Sekuritas, William Mamudi menambahkan bahwa setelah pada awal pekan kematin (3/4) menguat, IHSG kembali melemah dikarenakan pola pergerakan saat ini masih dalam posisi konsolidasi di tengah minimnya sentimen positif baru. Menurut William Mamudi, sebagian investor saat ini juga masih berada dalam posisi "wait and see" dalam mencermati strategi investasinya pada kuartal kedua ini, sehingga pergerakan IHSG cenderung masih berada dalam area pelemahan.

BERITA TERKAIT

Tumbuh by Astra Financial Raih 2,5 Juta Kunjungan

Pameran virtual pertama Astra Financial, Tumbuh by Astra Financial yang digelar dua pekan mencatatkan lebih dari 2,5 juta kunjungan konsumen.…

Berkolaborasi Wujudkan Mudik Sehat dan Aman

Budaya mudik di Indonesia jelang libur lebaran selalu menyisakan masalah, khususnya potensi lonjakan volume kendaraan dan angka kecelakaan. Maka tak…

Gandeng Kerjasama Telkom - LKPP Rilis Sistem E-Katalog Versi 6.0 Yang Lebih Responsif

Dalam rangka meningkatkan pelayanan dan transparansi dalam pengadaan barang, Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah (LKPP) bekerjasama dengan PT Telkom Indonesia…

BERITA LAINNYA DI Bursa Saham

Tumbuh by Astra Financial Raih 2,5 Juta Kunjungan

Pameran virtual pertama Astra Financial, Tumbuh by Astra Financial yang digelar dua pekan mencatatkan lebih dari 2,5 juta kunjungan konsumen.…

Berkolaborasi Wujudkan Mudik Sehat dan Aman

Budaya mudik di Indonesia jelang libur lebaran selalu menyisakan masalah, khususnya potensi lonjakan volume kendaraan dan angka kecelakaan. Maka tak…

Gandeng Kerjasama Telkom - LKPP Rilis Sistem E-Katalog Versi 6.0 Yang Lebih Responsif

Dalam rangka meningkatkan pelayanan dan transparansi dalam pengadaan barang, Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah (LKPP) bekerjasama dengan PT Telkom Indonesia…