Laba Bersih Ultrajaya Tumbuh Tipis 0,11%

NERACA

Jakarta – Emiten produsen susu, PT Utrajaya Milk Industry and Company Tbk (ULTJ) mencatatkan laba bersih di tahun 2017 sebesar Rp 703,15 miliar. Dibandingkan tahun sebelumnya sebesar Rp 702,36 miliar, laba bersih ULTJ cuma tumbuh 0,11%. Informasi tersebut disampaikan perseroan dalam siaran persnya di Jakarta, Senin (2/4).

Selain itu, perseroan juga membukukan penjualan Rp 4,88 triliun sepanjang atau tumbuh 4,13% dari penjualan di tahun sebelumnya sebesar Rp 4,69 triliun. Penjualan minuman lokal ULTJ naik 5,94% menjadi Rp 5,16 miliar dari sebelumnya Rp 4,87 miliar. Namun, penjualan makanan lokal justru turun dari Rp 242,07 miliar menjadi Rp 182,44 miliar.

Penjualan ekspor makanan dan minuman ULTJ juga turun cukup dalam. Penjualan minuman ekspor turun 20,5% menjadi Rp 10,8 miliar dari sebelumnya Rp 13,7 miliar. Ekspor makanan turun lebih drastis mencapai 58,3% menjadi Rp 8,99 miliar dari sebelumnya Rp 21,59 miliar. Sementara beban pokok penjualan ULTJ sebesar Rp 3,06 triliun. Naik tipis 0,12% dari tahun sebelumnya. Laba kotor ULTJ naik 11,6% dari Rp 1,63 triliun menjadi Rp 1,82 triliun di tahun 2017.

Tahun lalu, perseroan melakukan pemcahan nilai saham alias stock split dengan rasio 1: 4.  Aksi korporasi itu sudah direstui rapat umum pemegang saham luar biasa (RUPSLB). Artinya, nilai nominal saham ULTJ akan berubah dari Rp 200 per saham menjadi Rp 50 per saham. Menurut pengamat pasar modal, Teguh Hidayat, dengan aksi korporasi tersebut dinilai layak untuk dikoleksi ataupun investasi sahamnya.

Teguh juga melihat, secara sektoral, emiten ini juga berprospek bagus. Hanya saja, selama ini saham ULTJ memang tak likuid. Karena itu, dirinya belum bisa yakin bahwa setelah stock split, saham ULTJ akan naik. “Fundamentalnya bagus, tapi tidak cukup bagus untuk bikin sahamnya bisa dihargai lebih mahal,” ujar Teguh.

Dia juga menambahkan, saham ULTJ cocok untuk investor jangka panjang. Hal ini melihat kinerja yang cukup stabil. Secara rasio, Kevin Juido, Kepala Riset Paramitra Alfa Sekuritas menilai, ULTJ masih kalah menarik dibanding emiten lain yang juga melakukan stock split. Sebut saja, PT Samudera Indonesia Tbk (SMDR) yang menggelar stock split dengan rasio 1:20. “Stock split 1:20 ini beda jauh dari 1:4, tentu SMDR jauh lebih menarik bagi trader bisa masuk,” kata Kevin.

 

 

BERITA TERKAIT

Sentimen Bursa Asia Bawa IHSG Ke Zona Hijau

NERACA Jakarta – Mengakhiri perdagangan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI), Kamis (18/4) sore, indeks harga saham gabungan (IHSG) ditutup…

Anggarkan Capex Rp84 Miliar - MCAS Pacu Pertumbuhan Kendaraan Listrik

NERACA Jakarta – Kejar pertumbuhan bisnisnya, PT M Cash Integrasi Tbk (MCAS) akan memperkuat pasar kendaraan listrik (electric vehicle/EV), bisnis…

Sektor Perbankan Dominasi Pasar Penerbitan Obligasi

NERACA Jakarta -Industri keuangan, seperti sektor perbankan masih akan mendominasi pasar penerbitan obligasi korporasi tahun ini. Hal tersebut disampaikan Kepala…

BERITA LAINNYA DI Bursa Saham

Sentimen Bursa Asia Bawa IHSG Ke Zona Hijau

NERACA Jakarta – Mengakhiri perdagangan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI), Kamis (18/4) sore, indeks harga saham gabungan (IHSG) ditutup…

Anggarkan Capex Rp84 Miliar - MCAS Pacu Pertumbuhan Kendaraan Listrik

NERACA Jakarta – Kejar pertumbuhan bisnisnya, PT M Cash Integrasi Tbk (MCAS) akan memperkuat pasar kendaraan listrik (electric vehicle/EV), bisnis…

Sektor Perbankan Dominasi Pasar Penerbitan Obligasi

NERACA Jakarta -Industri keuangan, seperti sektor perbankan masih akan mendominasi pasar penerbitan obligasi korporasi tahun ini. Hal tersebut disampaikan Kepala…