Dharma Satya Bagikan Dividen Rp 104,6 Miliar

NERACA

Jakarta – Berkah kembali membaiknya harga komoditas, termasuk crude palm oil (CPO) mendongkrak penjualan dan perolehan laba yang diraih PT Dharma Satya Nusantara Tbk (DSNG) di 2017 kemarin. Oleh karena itu, perseroan bakal membagikan dividen sebesar Rp 10 per saham atau total mencapai Rp 104,6 miliar.

Keputusan membagikan dividen tersebut telah mendapatkan persetujuan dari pemegang saham dalam rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST). Disebutkan, jumlah dividen yang dibagikan setara 18% dari total laba bersih perseroan pada 2017 yang mencapai Rp 585,2 miliar. Sesuai aturan OJK, dividen akan dibayarkan selambat-lambatnya 30 hari setelah pengumuman ringkasan risalah RUPST. Direktur Utama DSNG, Andrianto Oetomo mengatakan, sisa laba bersih akan menjadi laba ditahan. "Sebagian juga akan digunakan untuk ekspansi perusahaan," ujarnya di Jakarta, Senin (2/4).

Catatan saja, tahun ini DSNG menyiapkan capex sebanyak Rp 600 miliar. Sumber dananya dari laba ditahan dan pinjaman bank. "Akan digunakan untuk pembuatan pabrik kelapa sawit, pembangkit listrik tenaga biomassa dan infrastuktur jalan di area perkebunan," lanjutnya.

Dalam laporan keuangan 2017, laba bersih DSNG naik menjadi Rp 585,15 miliar pada tahun lalu. Jumlah ini melonjak 133,40% dibandingkan tahun 2016 sejumlah Rp 250,71 miliar. Meroketnya laba DSNG tahun lalu didukung peningkatan penjualan. Pada 2017, perusahaan berhasil mencatat pertumbuhan penjualan sebesar 34,06% year-on-year (yoy) menjadi Rp 5,16 triliun. Pada 2016, DSNG hanya mencatat penjualan sebesar Rp 3,88 triliun.

Penjualan lokal berkontribusi 84,06% dari total penjualan tahun lalu. Adapun penjualan paling besar dilakukan ke PT Sinar Mas Agro Resources and Technology Tbk (SMART) sebesar 39,52% dan ke PT Wilmar Nabati Indonesia sebesar 26,04%. Kemudian soal perang dagang hingga pengenaan bea impor yang cukup tinggi dari sejumlah negara tujuan ekspor, menurut Andrianto, tidak membuat industri kelapa sawit pesimistis. Mereka tetap optimistis dan terus meningkatkan produktivitas.”Perang tarif hal yang normal. Kami tetap optimistis," ungkapnya.

Untuk diketahui, sejumlah tantangan ekspor memang tengah dihadapi industri sawit Indonesia. Misalnya India, sejak tahun lalu memberlakukan kenaikan tarif impor dua kali lipat. CPO dari 7,5% menjadi 15%. Dan olahan dari 15% menjadi 25%. Bahkan tarif itu masih akan dinaikan lagi menjadi 44% dan 54%.

Andrianto mengatakan, pada 2018, pihaknya bahkan berencana membangun satu pabrik kelapa sawit (PKS) baru yang ke delapan di Kalimantan Barat. PKS tersebut berkapasitas 30 ton perjam. Dengan beroperasinya PKS baru itu, total kapasitas PKS yang dimiliki perseroan mencapai 480 ton perjam. Selain itu, perseroan juga sedang mengembangkan Pembangkit Listrik Tenaga Biomassa di Kalimantan Timur. "2018, kita akan berusaha semaksimal mungkin. Ekspansi capex 2018, kita targetkan Rp 600 miliar. Itu untuk pabrik PKS ke 8, tenaga gas dan perawatan infrastruktur jalan di perkebunan. Sumber pendanaan dari laba ditahan dan pinjaman," jelasnya.

BERITA TERKAIT

Tumbuh by Astra Financial Raih 2,5 Juta Kunjungan

Pameran virtual pertama Astra Financial, Tumbuh by Astra Financial yang digelar dua pekan mencatatkan lebih dari 2,5 juta kunjungan konsumen.…

Berkolaborasi Wujudkan Mudik Sehat dan Aman

Budaya mudik di Indonesia jelang libur lebaran selalu menyisakan masalah, khususnya potensi lonjakan volume kendaraan dan angka kecelakaan. Maka tak…

Gandeng Kerjasama Telkom - LKPP Rilis Sistem E-Katalog Versi 6.0 Yang Lebih Responsif

Dalam rangka meningkatkan pelayanan dan transparansi dalam pengadaan barang, Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah (LKPP) bekerjasama dengan PT Telkom Indonesia…

BERITA LAINNYA DI Bursa Saham

Tumbuh by Astra Financial Raih 2,5 Juta Kunjungan

Pameran virtual pertama Astra Financial, Tumbuh by Astra Financial yang digelar dua pekan mencatatkan lebih dari 2,5 juta kunjungan konsumen.…

Berkolaborasi Wujudkan Mudik Sehat dan Aman

Budaya mudik di Indonesia jelang libur lebaran selalu menyisakan masalah, khususnya potensi lonjakan volume kendaraan dan angka kecelakaan. Maka tak…

Gandeng Kerjasama Telkom - LKPP Rilis Sistem E-Katalog Versi 6.0 Yang Lebih Responsif

Dalam rangka meningkatkan pelayanan dan transparansi dalam pengadaan barang, Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah (LKPP) bekerjasama dengan PT Telkom Indonesia…