Daya Beli Masyarakat Melemah - Laba Bersih Trisula Terkoreksi 41,3%

NERACA

Jakarta – Di tahun 2017, PT Trisula International Tbk (TRIS) mencatatkan penjualan garmen sebesar Rp 649,55 miliar, turun 18,8% dibandingkan tahun 2016 sebesar Rp 800,29 miliar. Dalam siaran persnya di Jakarta, kemarin disebutkan, pelemahan daya beli masyarakat pada tahun 2017 terhadap barang konsumsi memberikan dampak langsung kepada kinerja penjualan ritel.

Selain itu, kondisi pasar Jepang yang kurang kondusif serta persaingan dengan negara berkembang penyedia garmen lainnya juga memberikan dampak negatif terhadap kinerja segmen industri garmen. Perusahaan berupaya untuk menanggulangi tantangan ini menutup titik-titik penjualan yang tidak produktif.

Sementara, dari segmen penjualan ritel, TRIS membukukan angka penjualan Rp 175,92 miliar, turun 6,6% dibandingkan tahun 2016 yang mencapai Rp 188,45 miliar. Hal ini disebabkan oleh tantangan yang dihadapi sektor ritel sepanjang tahun 2017. Selain penurunan penjualan, laba yang didapatkan juga terkoreksi 41,3% menjadi Rp 14,19 miliar dibandingkan laba di tahun 2016 kemarin sebesar Rp 24,19 miliar.

Tahun 2018, TRIS menargetkan pendapatan akan meningkat 10% dibandingkan pencapaian 2017. Trisula akan terus mendorong segmen garmen dan ritel fesyen. Garmen berkontribusi sekitar 70%–80% selebihnya dikontribusikan dari segmen ritel. Untuk ekspor, TRIS masih akan fokus pada pasar utama, yakni Australia, AS, Selandia Baru, Inggris dan Jepang. Hal ini sejalan dengan ekspansi usaha TRIS pada 2017 yaitu beroperasinya Trisco Tailored and Woven International Ltd yang berdomisili di AS. Pada segmen ritel, PT Trisula International Tbk menargetkan pertumbuhan bisnis e-commerce di 2018.

TRIS telah bekerja sama dengan beberapa pelaku usaha e-commerce untuk menjangkau pangsa pasar lebih luas. Selain itu, Perusahaan juga melakukan peningkatan pada infrastruktur sistem Head Office dan warehouse agar lebih terintegrasi. Sekretaris Perusahaan Trisula International, Ciu Ping Thio pernah bilang, dalam rangka menekan efisiensi perseroan lebih memilih renovasi dan mendandani gerai ketimbang membuka gerai baru. “TRIS akan lebih memperkuat kinerja dari gerai-gerai yang ada dan ekspansi gerai tidak terlalu besar, kami fokus ke gerai yang produktif. Optimalisasi dari sisi produk diperbaharui, disesuaikan dan memperkuat brand," ujarnya.

Saat ini, Trisula International memiliki lebih dari 300 gerai dengan beragam merek yang tersebar di beberapa lokasi di Indonesia. Namun, sejak akhir tahun lalu, Trisula International tidak lagi menjajakan brand Man Club lantaran respon pasar ke produk ini kurang baik.

BERITA TERKAIT

Berkolaborasi Wujudkan Mudik Sehat dan Aman

Budaya mudik di Indonesia jelang libur lebaran selalu menyisakan masalah, khususnya potensi lonjakan volume kendaraan dan angka kecelakaan. Maka tak…

Gandeng Kerjasama Telkom - LKPP Rilis Sistem E-Katalog Versi 6.0 Yang Lebih Responsif

Dalam rangka meningkatkan pelayanan dan transparansi dalam pengadaan barang, Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah (LKPP) bekerjasama dengan PT Telkom Indonesia…

Summarecon Crown Gading - Primadona Properti di Utara Timur Jakarta

Summarecon Crown Gading yang merupakan kawasan terbaru Summarecon yang di Utara Timur Jakarta, kini semakin berkembang. Saat ini sedang berlangsung…

BERITA LAINNYA DI Bursa Saham

Berkolaborasi Wujudkan Mudik Sehat dan Aman

Budaya mudik di Indonesia jelang libur lebaran selalu menyisakan masalah, khususnya potensi lonjakan volume kendaraan dan angka kecelakaan. Maka tak…

Gandeng Kerjasama Telkom - LKPP Rilis Sistem E-Katalog Versi 6.0 Yang Lebih Responsif

Dalam rangka meningkatkan pelayanan dan transparansi dalam pengadaan barang, Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah (LKPP) bekerjasama dengan PT Telkom Indonesia…

Summarecon Crown Gading - Primadona Properti di Utara Timur Jakarta

Summarecon Crown Gading yang merupakan kawasan terbaru Summarecon yang di Utara Timur Jakarta, kini semakin berkembang. Saat ini sedang berlangsung…