LPEI Buka Jalur Ekspor ke Afrika

 

 

 

NERACA

 

Lombok – Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (LPEI) atau Indonesia Eximbank membuka peluang kepada eksportir untuk masuk ke pasar non tradisional salah satunya ke Afrika. Menurut Direktur Pelaksana I LPEI Dwi Wahyudi, LPEI mempunyai tugas khusus yang diatur dalam Keputusan Menteri Keuangan (KMK) 787 Tahun 2017 tentang penugasan khusus kepada LPEI untuk mendorong ekspor ke negara kawasan Afrika. 

“Kami hadir di Lombok untuk memberi informasi kepada pelaku usaha yang berorientasi ekspor untuk mengekspor produknya ke Afrika,” kata Dwi setelah ditemui usai Seminar Menggarap Peluang Ekspor Baru Bagi Indonesia di Lombok, Nusa Tenggara Barat, Selasa (27/3). Sebenarnya, kata dia, Indonesia agak terlambat untuk masuk ke pasar Afrika karena Malaysia, China, Thailand lebih dulu masuk ke pasar Afrika. Akan tetapi, ia merasa yakin masih ada peluang di pasar Afrika.

Direktur Pengelolaan Risiko Keuangan Negara Kementerian Keuangan, Brahmantio Isdijoso menjelaskan ekspor ke Amerika semakin sulit lantaran Presiden Donald Trump menyatakan perang dagang dengan China. Sementara ada pasar yang cukup potensial untuk digarap. “Makanya diajak para pelaku ekspor khususnya di Lombok untuk melihat bagaimana Afrika menjadi target pasar kita. Afrika juga mengalami pertumbuhan yang cukup baik, konsumsi yang tinggi dan itu menjadi kesempatan bagi Indonesia. Terlebih hubungan Indonesia dengan beberapa negara Afrika juga terjalin baik,” ucapnya.

Brahmantio juga mengatakan adanya Indonesia Eximbank atau LPEI yang mana ditugaskan lewat Undang-undang untuk mengantarkan eksportir untuk masuk ke negara-negara non tradisional, seperti Afrika, Amerika Selatan, Asia Selatan dan Eropa Timur. “Tugas Eximbank untuk membantu eksportir agar produknya laku dan laris di Afrika. Mengenai risiko, memang selalu ada risiko sehingga mana yang cocok pembiayaan untuk Afrika. Tak hanya itu, Eximbank juga menuntaskan masalah di luar keuangan seperti masalah politik di negara tujuan maka teman-teman Eximbank jadi juru bicaranya,” katanya.

Lalu mengapa pasar Afrika menarik? Ada beberapa hal yang menjadi daya tarik di pasar Afrika. Pertama, kawasan Afrika bisa menjadi alternatif tujuan ekspor lantaran populasi pada 2016 mencapai 1,2 miliar jiwa dengan GDP sebesar US$2.220 miliar yang mana Nigeria dan Afrika Selatan menjadi negara terbesar GDP nya. Kedua, generasi muda di Afrika mencapai 62% dari total populasi. Ketiga, kelas menengah di Afrika mencapai 330 juta jiwa sehingga hal itu bisa dijadikan pasar yang menarik. Keempat, tenaga kerja di Afrika diperkirakan mencapai 1,1 miliar jiwa di 2034. Kelima, pertumbuhan ekonomi diprediksi mencapai 4,3% di 2020.

Tak hanya soal potensi pasar di Afrika, namun juga masih ada tantangan yang harus dihadapi. Pertama, stakeholders Indonesia yang menggarap Afrika masih belum prioritas. Kedua, fasilitas logistik ke negara Afrika masih terbatas. Ketiga, keterbatasan dana segar pemerintah dan dunia usaha Afrika. Keempat, masih belum berkembangnya kerjasama perbankan antara Indonesia dengan Afrika dan terakhir adalah tarif impor yang tinggi disejumlah negara Afrika.

Meskipun begitu, Dwi mengatakan sudah ada beberapa pelaku ekspor denga tujuan pasar Afrika yang mengajukan pembiayaan kepada Indonesia Eximbank sebesar Rp1,6 triliun. “Dana yang kita sediakan yaitu Rp1,3 triliun hingga 2022, akan tetapi kita lihat lagi profil dari para eksportir tersebut. Beberapa produk yang potensial seperti kerajinan kayu, Crude Palm Oil (CPO), kertas dan tekstil. Makanya kita selektif lagi komoditasnya,” tambahnya.

Di tempat yang sama, Direktur Afika Kementerian Luar Negeri Daniel Tumpal Simanjuntak memberi saran kepada para pelaku usaha yang ingin mengekspor barangnya ke Afrika yaitu untuk mencari pembelinya dengan cara mengikuti dan hadir dalam Trade Expo Indonesia (TEI) 2018 pada Oktober 2018 mendatang. “Jadi tidak perlu ke Afrika, datang ke TEI dan temui buyers dari Afrika. Karena pengunjung TEI dari Afrika jumlahnya cukup banyak,” tukasnya.

 

BERITA TERKAIT

Pemerintah Pastikan Defisit APBN Dikelola dengan Baik

  NERACA Jakarta – Kementerian Keuangan (Kemenkeu) memastikan defisit Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) masih terkelola dengan baik. “(Defisit)…

Kemenkeu : Fiskal dan Moneter Terus Bersinergi untuk Jaga Rupiah

  NERACA Jakarta – Kepala Badan Kebijakan Fiskal (BKF) Kementerian Keuangan Febrio Kacaribu mengatakan kebijakan fiskal dan moneter terus disinergikan…

Kereta akan Menghubungkan Kawasan Inti IKN dengan Bandara Sepinggan

    NERACA Jakarta – Otorita Ibu Kota Nusantara (OIKN) mengungkapkan kereta Bandara menghubungkan Kawasan Inti Pusat Pemerintahan atau KIPP…

BERITA LAINNYA DI Ekonomi Makro

Pemerintah Pastikan Defisit APBN Dikelola dengan Baik

  NERACA Jakarta – Kementerian Keuangan (Kemenkeu) memastikan defisit Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) masih terkelola dengan baik. “(Defisit)…

Kemenkeu : Fiskal dan Moneter Terus Bersinergi untuk Jaga Rupiah

  NERACA Jakarta – Kepala Badan Kebijakan Fiskal (BKF) Kementerian Keuangan Febrio Kacaribu mengatakan kebijakan fiskal dan moneter terus disinergikan…

Kereta akan Menghubungkan Kawasan Inti IKN dengan Bandara Sepinggan

    NERACA Jakarta – Otorita Ibu Kota Nusantara (OIKN) mengungkapkan kereta Bandara menghubungkan Kawasan Inti Pusat Pemerintahan atau KIPP…