Insan Media Deklarasi Lawan Hoax dan Politisasi SARA

Jakarta- Pengamat media sosial dari Komunikonten, Hariqo Wibawa Satria, menegaskan produsen hoax memanfaatkan fasilitas iklan media sosial utamanya di facebook untuk menyebarkan hoax. Celakanya, sistem facebook tidak selalu berhasil mengetahui kebenaran konten yang mereka sebarkan, sehingga  facebook dapat juga ikut menyebarkan hoax lewat iklan berbayarnya.

Untuk itu, Hariqo memberikan beberapa rekomendasi menghadapi hoax dan politisasi agama diantaranya melalui pemanggilan dan meminta keterangan pengusaha media sosial terkait sistem keamanan dan kenetralannya. Kemudian mengoptimalkan potensi masyarakat dalam memproduksi konten yang benar dan bermanfaat dengan mengadakan berbagai lomba, penugasan, penghargaan, dll.

Selain itu, perlunya membentuk komisi pengawasan internet, memberikan penghargaan untuk media online yang paling kredibel dan pengguna media sosial yang konsen mengkampanyekan internet untuk mencerdaskan bangsa, moratorium pembuatan akun media sosial untuk sementara waktu. “Mengubah term of use saat seseorang membuat akun di internet dalam format tanya jawab, dan penegakan hukum yang adil baik bagi pengguna media sosial maupun pengusaha media social,” ujarnya di Jakarta, kemarin (26/3).

Pada kesempatan itu, sejumlah insan media online dalam forum diskusi media yang diselemggarakan SMCE (Social Media for Civic Education) mendeklarasikan perlawanan terhadap hoaks dan politisasi SARA. Selain Hariqo, hadir juga narasumber: Auri Jaya (Ketua Umum Serikat Media Siber Indonesia), Jodhi Yudono (Ketua Umum Ikatan Wartawan Online), AKBP Bayu (Unit V Cyber Crime Bareskrim Mabes Polri).  

Pembicara lainnya dari Unit V Cyber Crime Bareskrim Mabes Polri, AKBP Bayu mengatakan hoax memecah belah bangsa kita, dan kami sudah melakukan tindakan tegas dengan menangkap pelakunya. Kemudian, Bayu meluruskan informasi hoax yang mengatakan bahwa polisi hanya menangkap pelaku yang muslim. “Itu hoaks, kami juga menangkap pelaku non muslim yang menghina agama Islam dan para Ulama, kami mengimbau agar kita semua lebih hati-hati dengan hoax”, ujarnya.

Sementara itu, Jodhi Yudono (Ketua Umum Ikatan Wartawan Online) dalam presentasinya mengingatkan para wartawan harus merdeka, artinya beritanya harus bebas dari intervensi politisi, pengusaha, dan kekuatan lainnya. Jodhi Yudono juga mengajak generasi muda membaca dan belajar dari riwayat hidup wartawan senior Almarhum Adinegoro.

Ketua Umum Serikat Media Siber Indonesia (SMSI) Auri Jaya mengatakan, media online di bawah SMSI tidak pernah memproduksi berita hoax, sumber berita SMSI jelas, kami juga rutin berkoordinasi dengan Dewan Pers. “Saat ini SMSI memiliki anggota sekitar 300 media online di seluruh Indonesia, sesama kami saling mengingatkan dalam memproduksi berita. Jika kita perhatikan sumber hoax adalah dari media sosial bukan media online, namun demikian diskusi ini mengingatkan kami agar terus waspada dan semakin teliti,” ujarnya. mohar

 

BERITA TERKAIT

Hadi: Satgas Pemberantasan Judi Online Tak Sebatas Penegakan Hukum

NERACA Jakarta - Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Menko Polhukam) RI Hadi Tjahjanto menyebut kerja satuan tugas (satgas)…

Kompolnas Ungkap Progres Baru Penanganan Kasus Firli Bahuri

NERACA Jakarta - Anggota Komisi Kepolisian Nasional (Kompolnas) Yusuf Warsyim mengungkap akan ada progres/kemajuan baru dalam penanganan perkara/kasus dugaan pemerasan oleh…

Kejaksaan Agung Lembaga Penegakan Hukum Paling Dipercaya

NERACA Jakarta - Hasil jajak pendapat terbaru Indikator Politik Indonesia April 2024, kembali menempatkan Kejaksaan Agung sebagai lembaga hukum paling…

BERITA LAINNYA DI Hukum Bisnis

Hadi: Satgas Pemberantasan Judi Online Tak Sebatas Penegakan Hukum

NERACA Jakarta - Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Menko Polhukam) RI Hadi Tjahjanto menyebut kerja satuan tugas (satgas)…

Kompolnas Ungkap Progres Baru Penanganan Kasus Firli Bahuri

NERACA Jakarta - Anggota Komisi Kepolisian Nasional (Kompolnas) Yusuf Warsyim mengungkap akan ada progres/kemajuan baru dalam penanganan perkara/kasus dugaan pemerasan oleh…

Kejaksaan Agung Lembaga Penegakan Hukum Paling Dipercaya

NERACA Jakarta - Hasil jajak pendapat terbaru Indikator Politik Indonesia April 2024, kembali menempatkan Kejaksaan Agung sebagai lembaga hukum paling…