Prediksi Tahun 2030: Indonesia Semakin Kuat, Stabil, dan Disegani

Oleh:  Stanislaus Riyanta, Mahasiswa Doktoral Fakultas Ilmu Administrasi UI

Prediksi Indonesia 2030 sangat menarik untuk diulas. Tahun tersebut adalah jembatan antara saat ini dengan Indonesia Emas di 2045 nanti. Situasi pada 2030 bisa menjadi gambaran bagaimana kondisi Indonesia saat 100 tahun usia kemerdekaannya. Berbagai faktor yang bisa menjadi penentu situasi Indonesia 2030 antara lain jumlah dan kualitas penduduk, pendidikan, kesehatan, infrastruktur, sumber daya alam, pertahanan keamanan, dan faktor-faktor lain dari dalam maupun luar yang berpengaruh.

Indonesia akan mengalami bonus demografi pada 2020-2030. Kondisi ini berarti jumlah angkatan kerja (15-64 tahun) mencapai sekitar 70%, sedangkan 30%  lainnya adalah tidak produktif (usia 14 tahun kebawah dan usia diatas 65 tahun). Besarnya penduduk angkatan kerja ini akan menghadapi berbagai tantangan, terutama distribusi penduduk yang saat ini diketahui terkonsentrasi di Pulau Jawa (58%), Sumatera (21%), Sulawesi (7%), Kalimantan (6%), Bali dan Nusa Tenggara (6%), Maluku dan Papua (3%).

Menjawab tantangan tersebut, optimisme distribusi penduduk yang lebih merata pada tahun-tahun mendatang semakin kuat mengingat pemerintah Joko Widodo saat ini gencar melakukan pembangunan infrastruktur di daerah-daerah yang selama ini tertinggal. Pemerintah melalui Komite Percepatan Penyediaan Infrastruktur Prioritas (KPPIP) telah menetapkan 30 proyek infrastruktur senilai Rp. 851 triliun. Proyek ini sebagai prioritas untuk periode 2016-2018 yang mendapat fasilitas jaminan politik, perizinan, dan finansial yang tertuang dalam Peraturan Presiden (Perpres) No. 3 Tahun 2016 tentang Percepatan Pelaksanaan Proyek Strategis.

Infrastruktur yang lebih baik akan meningkatkan daya tarik investasi yang implikasinya akan membuka peluang kerja lebih besar. Jika pembangunan infrastruktur dapat terus dilakukan selama beberapa tahun ini dan ke depan maka harapan atas pemerataan penduduk dan peluang kerja di seluruh wilayah Indonesia akan lebih baik. Hal ini juga akan berimbas pada pertumbuhan ekonomi yang lebih baik dan merata terutama di luar Jawa.

Di sektor lain, Indonesia saat ini sudah menjadi negara demokrasi yang cukup baik. Pemilukada yang sudah dilakukan berlangsung dengan baik, aman, dan demokratis. Pemilihan Presiden secara langsung juga sudah terjadi dengan lancar pada tahun 2004, 2009, dan 2014. Penegakan hukum berjalan membaik seiring dengan majunya demokrasi dan profesionalisme penegak hukum dan aparat keamanan yang semakin meningkat. Tingkat kepercayaan publik terhadap kepolisian meningkat, yang pada 2015 sebesar 6i%, pada 2017 naik menjadi 79%. Trend ini diperkirakan akan terus meningkat selama Polri tetap konsisten melakukan perbaikan di segala lini terutama dalam memperkuat budaya melayani masyarakat.

Kualitas dan Pelayanan Masyarakat

Ancaman-ancaman negara seperti terorisme, peredaran narkoba, konflik sosial, dan kejahatan transnasional yang diperkirakan akan semain menguat seiring dengan situasi global yang semakin terbuka, diperkirakan akan ditangani dengan baik oleh pemerintah. Hal ini karena didukung oleh peningkatan kualitas dan profesionalisme aparat keamanan dan penegak hukum di Indonesia yang semakin baik.

Tata kelola pemerintah yang lebih baik. seiring dengan usaha melakukan reformasi birokrasi, termasuk perbaikan pendapatan, diharapkan mampu mendongkrak kinerja dan profesionalitas dari aparatur sipil negara (ASN). Dengan perbaikan dan peningkatan kinerja ini maka pelayanan terhadap masyarakat dan pihak lain akan semakin membaik, tingkat kepercayaan terhadap pemerintah meningkat. Hal ini tentu juga akan menjadi daya dorong bagi perbaikan kualitas hidup masyarakat, mengingat tata kelola pemerintah bersentuhan langsung dengan bidang pendidikan, kesehatan, dan pelayanan publik lainnya yang menjadi salah satu kebutuhan dasar masyarakat.

Pengelolaan sumber daya alam Indonesia dengan memperbanyak pengelolaan sumber energi terbarukan dan perbaikan infrastruktur untuk mendukung pertanian diharapkan membawa optimisme tersendiri. Pangan dan energi diharapkan menjadi kekuatan Indonesia untuk semakin tumbuh menjadi negara yang mandiri.

Pusat Listrik Tenaga Bayu (PLTB) terbesar di Indonesia yang sedang dibangun di  Sidrap Sulawesi Selatan dengan kapasitas 75 Mega Watt diharapkan dapat dikembangkan di daerah lain sehingga mampu menekan penggunaan energi berbasiskan fosil. Potensi sumber energi di Indonesia yang lebih ramah lingkungan harus lebih dimanfaatkan terutama dalam menghadapi semakin menipisnya cadangan minyak, batubara dan gas di Indonesia.

Capaian pemerintah Joko Widodo selama ini menunjukkan perbaikan kualitas Indonesia yang siginifikan. Kualitas SDM Indonesia mengalami peningkatan tujuh peringkat pada tahun 2017 dibandingkan tahun sebelumnya. Penilaian yang dipaparkan oleh dalam laporan World Economic Forum (WEF) pada September 2017 lalu menunjukkan Indonesia berada di urutan ke-65, naik tujuh peringkat dibandingkan dengan tahun sebelumnya.

Laporan ini tertuang dalam Global Human Capital Report 2017 yang mengkaji kualitas SDM di 130 negara berdasarkan sejumlah indikator yang dipakai. Indeks tersebut disusun dengan cara memotret seberapa berkualitas SDM di tiap-tiap golongan umur lewat empat elemen indikator human capital, yakni capacity (kemampuan pekerja berdasarkan melek huruf dan edukasi), deployment (tingkat partisipasi pekerja dan tingkat pengangguran), development (tingkat dan partisipasi pendidikan), dan know-how (tingkat pengetahuan dan kemampuan pekerja serta ketersediaan sumber daya) di tiap negara.

Indonesia juga  mengalami kemajuan yang cukup pesat dalam bidang kemudahan berinvestasi. Data yang disampaikan Perwakilan Bank Dunia di Indonesia, Rodrigo A. Chaves di Jakarta, November 2017 lalu menunjukkan pada 2017 peringkat kemudahan berinvestasi atau ease of doing business (EODB) Indonesia naik dari 91 ke 72.

Peringkat kemudahan investasi Indonesia meningkat karena beberapa faktor, diantaranya adalah biaya memulai usaha dibuat lebih rendah dari 19,4% ke 10,9%, biaya mendapatkan sambungan listrik dibuat lebih murah dengan mengurangi biaya sambungan dan sertifikasi kabel, yaitu 276% dari pendapatan per kapita turun dari sebelumnya 357%.

Perdagangan lintas negara pun semakin baik dengan adanya penagihan elektronik untuk pajak, bea cukai, serta pendapatan bukan pajak sehingga waktu untuk mendapatkan, menyiapkan, memproses dan mengirimkan dokumen saat impor turun dari 133 jam menjadi 119 jam.

Capaian positif Indonesia lainnya yang diakui secara global adalah peningkatan daya saing. Indeks daya saing yang dikeluarkan olen World Economic Forum (WEF) menunjukkan Indonesia berada pada peringkat ke-36 dari 137 negara. Hal ini berarti Indonesia naik 5 peringkat dari sebelumnya yang berada pada posisi 41. Data ini dipaparkan World Economic Forum (WEF) melalu Global Competitiveness Index 2017-2018.

Indonesia tentu tidak akan bebas 100% dari ancaman. Kejahatan transnasional yang semakin modern, ideologi asing yang akan mudah diadopsi bersamaan dengan kemudahan mengakses informasi, akan menjadi ancaman tersendiri bagi Indonesia yang majemuk. Ideologi asing tersebut diperkirakan akan terus mencoba eksis di Indonesia, bahkan masuk dan menumpang melalui aktivitas politik untuk mencari pengaruh dan kekuasaan. Di sisi lain kedewasan demokrasi di Indonesia akan ditekan oleh perilaku kelompok tertentu yang cenderung menggunakan cara mobokrasi daripada demokrasi.

Kunci utama untuk menangani ancaman di atas adalah dengan penguatan intelijen. Kemampuan intelijen Indonesia yang semakin mambaik dan profesional diharapkan mampu menjadi garda terdepan untuk melakukan deteksi dini dan cegah dini ancaman negara. Konsep ntelijen sebagai instrumen negara yang melakukan deteksi dini dan cegah dini atas ancaman diharapkan dapat  yang semakin kuat dan profesional dalam menjalankan tugas mulianya.

Melihat angka, data, dan fakta di atas, optimisme Indonesia pada 2030 adalah hal yang sangat wajar. Pertumbuhan dan perbaikan segala sektor yang telah terjadi pada pemerintahan Joko Widodo ini menjadi trend positif yang diharapkan dapat terus bertahan sehingga pada 2030 nanti Indonesia menjadi negara yang kuat, stabil dan disegani.

Tentu saja prediksi yang menjadi harapan umum warga negara Indonesia ini bisa terlaksana jika tidak ada kejadian-kejadian luar biasa yang menganggu jalannya roda pemerintahan. Komitmen kuat dari seluruh warga negara untuk bersatu padu dan bersama pemerintah mewujudkan Indonesia yang kuat, stabil dan disegani pada 2030 harus dibentuk. Optimisme ini sangat penting sehingga prediksi 2030 tercapai dengan positif dan menjadi jembatan menuju Indonesia Emas 2045 yang berdaulat, maju, adil dan makmur.

BERITA TERKAIT

Pembangunan Infrastruktur Demi Tingkatkan Kualitas Hidup Masyarakat Papua

  Oleh : Damier Kobogau, Mahasiswa Papua tinggal di Surabaya   Pemerintah terus berkomitmen membangun Papua melalui berbagai pembangunan infrastruktur…

Pembangunan Fasilitas Pendukung Salah Satu Kunci Kesuksesan IKN

  Oleh : Rivka Mayangsari, Peneliti di Lembaga Studi dan Informasi Strategis Indonesia   Pembangunan IKN merupakan sebuah keputusan sejarah…

Presiden Terpilih Perlu Bebaskan Ekonomi dari Jebakan Pertumbuhan 5% dengan Energi Nuklir Bersih

    Oleh: Dr. Kurtubi, Ketua Kaukus Nuklir Parlemen 2014 – 2019, Alumnus UI Bencana Alam yang banyak terjadi didunia…

BERITA LAINNYA DI Opini

Pembangunan Infrastruktur Demi Tingkatkan Kualitas Hidup Masyarakat Papua

  Oleh : Damier Kobogau, Mahasiswa Papua tinggal di Surabaya   Pemerintah terus berkomitmen membangun Papua melalui berbagai pembangunan infrastruktur…

Pembangunan Fasilitas Pendukung Salah Satu Kunci Kesuksesan IKN

  Oleh : Rivka Mayangsari, Peneliti di Lembaga Studi dan Informasi Strategis Indonesia   Pembangunan IKN merupakan sebuah keputusan sejarah…

Presiden Terpilih Perlu Bebaskan Ekonomi dari Jebakan Pertumbuhan 5% dengan Energi Nuklir Bersih

    Oleh: Dr. Kurtubi, Ketua Kaukus Nuklir Parlemen 2014 – 2019, Alumnus UI Bencana Alam yang banyak terjadi didunia…