Sentimen The Fed Rate - OJK Bilang Pacu Reaksi Aksi Ambil Untung

NERACA

Jakarta – Kekhawatiran pelaku pasar terkait kenaikan suku bunga The Fed membawa aksi ambil untuk investor, sehingga membawa indeks harga saham gabungan (IHSG) terus tertekan. Hal inipun diakui langsung Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Wimboh Santoso.

Dirinya menyatakan, jatuhnya IHSG pada pembukaan perdagangan Jumat akhir pekan kemarin dan penutupan sesi pertama lebih karena dampak kenaikan suku bunga acuan Bank Sentral AS The Federal Reserve, bukan karena perang dagang global. Alhasil, banyak investor melakukan aksi ambil untung yang bersifat sementara.”Biasalah mungkin kalau di portofolio itu pasti investor mencari 'return' yang menguntungkan. Tapi portofolio itu kan sementara. Kita sudah pengalaman dan sudah beberapa kali. Saat ada kenaikan suku bunga Fed pasti ada respon begitu," tuturnya di Jakarta, kemarin.

Pada pembukaan perdagangan Jum’at, (23/3), IHSG dibuka melemah 115,96 poin atau 1,85% ke posisi 6.138,10. Sementara kelompok 45 saham unggulan atau LQ45 bergerak turun 29,06 poin (2,83%) menjadi 997,58. Di penutupan sesi I siangnya, indeks mencatatkan penurunan cukup tajam sebesar 1,73% menjadi 6.146,19.”Ini lebih sementara, karena kenaikan suku bunga AS, Kamis (22/3) kemarin. Sentimen positif dari eksternal dan internal akan membuat rebound," ujar Wimboh.

Hal senada juga disampaikan analis pasar modal dari BNI Sekuritas, Andri Zakaria Siregar. Dirinya menilai, sentimen dari kenaikan suku bunga Amerika Serikat (Fed Fund Rate/FFR) memengaruhi pergerakan bursa saham global, termasuk indeks harga saham gabungan (IHSG).”Masih adanya persepsi di pasar The Fed akan agresif dalam menaikan suku bunga acuannya menjadi salah satu faktor yang membuat pergerakan saham cenderung melemah,"ungkapnya.

Naiknya suku bunga The Fed, lanjut dia, juga membuat ruang kebijakan pelonggaran moneter oleh Bank Indonesia menjadi terbatas sehingga dengan begitu dapat mempengaruhi aktivitas di sektor ritel.”Jika sektor ritel melambat, maka akan mempengaruhi ekonomi nasional dan kinerja emiten," katanya.

Kendati demikian, menurut dia, pelemahan IHSG dalam beberapa hari terakhir ini relatif masih lebih baik dibandingkan bursa saham negara lain. Artinya, pelemahan IHSG cenderung terpengaruh oleh sentimen eksternal.”Kita paling defensif dibandingkan bursa negara lain, bursa eksternal penurunannya cukup dalam," jelasnya.

Sebagai informasi, the Federal Reserve, Rabu waktu AS menaikkan suku bunga untuk pertama kalinya pada tahun ini sebesar 25 bps menadi 1,5-1,75%. Konsensus pasar memperkirakan masih terjadi dua kali lagi kenaikan suku bunga AS di tahun ini. Berbeda dengan pimpinan OJK, menurut kalangan analis, pelemahan IHSG Jumat ini lebih karena sentimen perang dagang yang diinisiasi kebijakan Presiden AS Donald Trump yang akan mengenakan tarif impor terhadap Tiongkok sekitar US$ 60 miliar.”Investor merespon negatif terhadap kebijakan itu karena dapat memicu perang dagang global sehingga aksi jual di pasar saham global, termasuk di dalam negeri berlanjut," kata Analis Binaartha Sekuritas Reza Priyambada.

Hal senada juga dikatakan Vice President Research and Analysis Valbury Asia Securities, Nico Omer Jonckheere. Menurutnya, investor masih menimbang implikasi kebijakan The Fed dan perang dagang global. Dari dalam negeri, lanjut dia, meski terdapat sentimen positif dari laporan laba emiten dan pembagian dividen, namun belum cukup kuat menopang pergerakan IHSG.

Selain Indonesia, Bursa regional, di antaranya indeks bursa Nikkei juga turun 764,16 poin (3,54%) ke 20.827,83, indeks Hang Seng melemah 892,05 poin (2,87%) ke 30.179,00 dan Straits Times melemah 59,94 poin (1,72%) ke posisi 3.431,43.

 

 

BERITA TERKAIT

Sentimen Bursa Asia Bawa IHSG Ke Zona Hijau

NERACA Jakarta – Mengakhiri perdagangan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI), Kamis (18/4) sore, indeks harga saham gabungan (IHSG) ditutup…

Anggarkan Capex Rp84 Miliar - MCAS Pacu Pertumbuhan Kendaraan Listrik

NERACA Jakarta – Kejar pertumbuhan bisnisnya, PT M Cash Integrasi Tbk (MCAS) akan memperkuat pasar kendaraan listrik (electric vehicle/EV), bisnis…

Sektor Perbankan Dominasi Pasar Penerbitan Obligasi

NERACA Jakarta -Industri keuangan, seperti sektor perbankan masih akan mendominasi pasar penerbitan obligasi korporasi tahun ini. Hal tersebut disampaikan Kepala…

BERITA LAINNYA DI Bursa Saham

Sentimen Bursa Asia Bawa IHSG Ke Zona Hijau

NERACA Jakarta – Mengakhiri perdagangan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI), Kamis (18/4) sore, indeks harga saham gabungan (IHSG) ditutup…

Anggarkan Capex Rp84 Miliar - MCAS Pacu Pertumbuhan Kendaraan Listrik

NERACA Jakarta – Kejar pertumbuhan bisnisnya, PT M Cash Integrasi Tbk (MCAS) akan memperkuat pasar kendaraan listrik (electric vehicle/EV), bisnis…

Sektor Perbankan Dominasi Pasar Penerbitan Obligasi

NERACA Jakarta -Industri keuangan, seperti sektor perbankan masih akan mendominasi pasar penerbitan obligasi korporasi tahun ini. Hal tersebut disampaikan Kepala…